Salah satu kegiatan favorit saya kalau berkunjung ke rumah
adik adalah ‘mengobrak-abrik’ lemari bukunya. Maklum, sama-sama pecinta buku.
Bedanya, saya sudah jarang belanja ke toko buku kecuali untuk beli buku Kakang
(3 tahun). Sementara adik saya masih suka. So, tiap ke rumahnya saya berharap
menemukan buku-buku bagus dan menarik untuk dibaca.
Suatu ketika, saya menemukan buku ini:
Bukunya tebal banget, kayak kamus. Isinya lebih dari 500
halaman. WOW
Buku ini ditulis oleh Yakub Liman, mantan eksekutif Astra
yang pernah memimpin Astra Management Development Institute (AMDI) pada
2000-2008.
Siapa yang tidak pernah mendengar nama Astra? Perusahaan ini
kini menginjak usia 60 tahun. Itu bukan angka yang main-main. Kalau diibaratkan
usia manusia, 60 tahun berarti telah mapan, telah banyak berkontribusi, settle dan kokoh.
Pride of the Nation memang menjadi goal Astra untuk dicapai
pada tahun 2020. Telah banyak yang dipersembahkan Astra untuk bangsa ini. Astra
merupakan pembayar pajak yang signifikan, memberdayakan lebih dari 200 ribu
orang, hingga mengelola berbagai program CSR di bidang kesehatan, pendidikan
dan lingkungan yang dilakukan hingga ke pelosok.
Kesuksesan Astra saat ini tak lepas dari nilai-nilai yang
ditanamkan pendirinya, William Soeryadjaya. Sosok asal Majalengka, Jawa Barat
ini sangat dihormati karena nilai-nilai dan prinsip-prinsip berbisnis yang
visioner dan beretika. Rahasia Astra dapat bertahan melintasi zaman adalah
karena Catur Dharma yang menjadi landasan norma dan budaya perilaku perusahaan.
Apakah Catur Dharma itu?
1.
Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan
negara
2.
Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
3.
Menghargai individu dan membina kerja sama
4.
Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik
Sejak awal, beliau selalu ingin Astra dan seluruh insan di
dalamnya sejahtera bersama bangsa, memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk
masyarakat Indonesia. Untuk itu, beliau memprioritaskan agar perusahaan selalu
menciptakan produk yang baik dan memiliki sistem manajemen berkelas dunia.
Kereeeeen!
Begitu banyak dan detailnya kontribusi Astra untuk Indonesia
tentunya tidak mungkin saya rangkum di sini. Ringkasannya saja mungkin bisa
jadi lebih dari 10 blogpost. Heuheu
Tapi salah satu hal yang saya perhatikan adalah betapa Astra
sangat memperhatikan UMKM. William concern dengan pertumbuhan ekonomi
masyarakat karena Astra hanya akan tumbuh jika kelompok mayoritas yang berada
di kalangan menengah mengalami perbaikan kehidupan ekonomi. Karena itu, William
memberi kesempatan pada UMKM untuk menjadi pemasok berbagai kebutuhan Astra.
Untuk membantu UMKM yang sering terkendala modal dan kompetensi,
Astra mengembangkan instrumen Astra Mitra Ventura untuk mengatasi masalah modal
UMKM serta mengadakan program pembinaan kemampuan teknis dan manajerial melalui
Yayasan Dharma Bhakti Astra. Dengan dua instrumen tersebut, Astra melakukan
pendekatan terpadu dan sistematis dalam
bentuk pelatihan, pemasaran, pembukaan jaringan, dan permodalan. Hingga tahun
2015, UMKM binaan mencapai jumlah lebih dari 9000 UMKM.
Saya tidak tahu seberapa banyak perusahaan yang menggaet
UMKM sebagai mitra. Tapi saya berharap Astra dapat menjadi contoh dan inspirasi
bagi corporate lain. Dengan mindset tumbuh bersama ini, saya yakin pada
akhirnya bangsa ini akan semakin kuat perekonomiannya.
Saya percaya sebenarnya Indonesia bisa. Indonesia masih
memiliki banyak potensi. Seandainya kita semua mau belajar dari William dan
mengaplikasikan juga Catur Dharma, baik sebagai individu, business owner,
bahkan karyawan sekalipun, bukan tak mungkin kita akan mampu bertumbuh bersama
masyarakat sekitar.