Selasa, 28 November 2017

Yeay, Notebook ASUS Pakai Windows 10 Asli!

Bertahun-tahun saya pakai komputer dan notebook, OSnya selalu Windows. Saya ga pernah tahu apakah itu asli atau bajakan. Selama ini saya tidak pernah mempermasalahkannya, sampai suatu ketika salah seorang guru saya bilang gini,

"Kalau kita kerja pakai software bajakan, berkah ga kerjanya?"

JLEB.

Saya gak pernah mikir sejauh itu. Tapi kalau direnungkan, iya juga ya. Kita kerja, mendapatkan keuntungan (materi), dengan modal software bajakan. Harusnya GAK BOLEH.

Hanya saja, mungkin alasan orang banyak yang pakai (Windows) bajakan karena harga software aslinya yang mahal. Padahal, memakai software bajakan bisa sangat berisiko terutama dari segi keamanan, fitur-fiturnya tidak bekerja dengan optimal, hingga bisa merusak komputer. 

Dalam notebook yang pakai Windows bajakan juga sering muncul notifikasi 'Activate Windows now'. Bayangin kalau notifikasi itu muncul saat kita sedang presentasi di depan umum. Malu banget tuh ketahuan pakai OS bajakan. Xixixi..  

Nah, sekarang udah ada solusi nih dari ASUS. Mulai November 2017 ini, semua produk notebook ASUS di dalamnya sudah terinstal Windows 10 original gratis. Gak perlu repot-repot beli terpisah (jadi lebih hemat), dan gak perlu pakai Windows bajakan. Jadi halal dong. Kalau dipakai kerja cari duit bakal lebih berkah. Insya Allah :)

Produk Asus mana saja? Semua varian! Mulai dari notebook premium, ultrabook dan convertible, notebook gaming, termasuk juga notebook mainstream yang harganya terjangkau banyak kalangan.

Operation systemnya menggunakan Windows 10 Fall Creators Update. Banyak fitur baru yang bisa memberikan pengalaman menyenangkan saat mengeksplor kreatifitas. Misalnya Windows Ink (yang memudahkan kita langsung menulis saat ada ide), Windows Mix Reality (menggabungkan gambar real (dari kamera) dengan desain yang kita buat, Windows Hello, Microsoft Edge, Photo Remix, Windows Defender (anti virus), dan lain sebagainya. Oh iya, ada Paint 3D juga loh.

Fitur Paint 3D ini sempat ditunjukkan cara penggunaannya oleh Advent Jose (ASUS Indonesia Technical Public Relations) dalam acara ASUS Year End Blogger Gathering With Microsoft di Hotel Hilton Bandung hari ini, 28 November 2017. Sangat menarik, karena saat kita menggambar 2 dimensi, gambar tsb bisa berubah jadi 3 dimensi dan bisa kita 'putar' dalam berbagai angle.

Tak hanya menikmati aneka fitur Windows 10, pengguna juga pastinya akan dimanjakan oleh beberapa teknologi eksklusif ASUS seperti ASUS Splendid, ASUS SonicMaster, hingga ASUS Battery Health Charging.

Wew apaan tuh?

Dengan bahasa sederhananya sih, dengan ASUS Splendid Technology, kita akan mendapatkan visual yang menakjubkan pada layar, dengan warna-warna yang akurat dan konsisten. Perangkat audio yang dahsyat adalah karena adanya ASUS SonicMaster. Sementara itu, dengan ASUS Battery Health Charging kita bisa mengatur kapasitas charging maksimal 60% atau 80% untuk memperpanjang umur baterai dan mengurangi kemungkinan baterai menggembung.

Gimana-gimana, udah ngiler beluuum? Hehehe


ROG ZEPHYRUS, notebook ASUS yang menggunakan Windows 10 Home



Tabel Spesifikasi ASUS ROG ZEPHYRUS



Dengan adanya bundling ASUS dengan Microsoft Windows 10 ini, tak perlu lagi khawatis soal keamanan. Kita juga akan mendapatkan full support untuk hardware dari ASUS dan software dari  Microsoft. Support ini bisa kita dapat 24 jam sehari 7 hari seminggu via live chat, telepon, dan layanan dukungan lainnya.

Untuk kualitas ASUS sendiri sudah tak perlu diragukan. Memasuki pasar notebook di Indonesia tahun 2009, penjualan ASUS meningkat dari waktu ke waktu hingga kini memimpin pasar. Hal ini membuktikan bahwa ASUS telah diakui keunggulannya oleh banyak pengguna di Indonesia.



So, kapan nih beli notebook ASUS terbaru dengan Windows 10 yang ori dan halal? :D



Jumat, 24 November 2017

Menghabiskan Waktu di Nyusu Doeloe, Sumedang

Saya pernah merasa bosan di Sumedang. Kalau saya bilang ke suami pengen jalan-jalan, jawabannya hampir selalu, "Mau kemana? Di sini ga ada apa-apa.."

Mentok paling ke Griya atau ke Alun-Alun. Pernah juga ke Asia Plaza tapi belum banyak yang bisa dilihat.

Padahal saya ga minta ke tempat yang ngehits atau kekinian gimana gitu. Yang penting tempat dimana bisa merasakan suasana baru, syukur-syukur ada makanan enak. 

Sampai akhirnya keinginan saya terwujud juga. Meskipun berawal dari hal yang tidak mengenakkan : kami harus ke rumah sakit.

Suami mau memeriksa bagian dada kirinya yang terkadang nyeri tanpa sebab, kepala keliyengan, dan badan sering terasa lemas. Sementara saya perlu cabut gigi (AW!). 

Baru kali ini saya ke RSUD Sumedang untuk periksa, daaan ternyata selalu ramai. Wajar sih, ini kan rumah sakit tingkat Kabupaten yang menerima pasien dari seluruh penjuru Sumedang.

Nah, karena mesti ngantri lama (dan juga kepotong istirahat makan siang), kami pun melipir ke sebuah tempat makan unyu yang berjarak sekitar 50 m dari RSUD. Namanya NYUSU DOELOE.

Anggap aja nge-date :*

Ada ibu-ibu karyawan juga yang maksi di sini

Menu Minuman
 
Menu Makanan







Melihat interiornya, kelihatan sekali targetnya anak muda. Faktanya memang kebanyakan yang datang kemari pelajar dan mahasiswa sih. Kayaknya suami istri yang dateng (saat itu) cuma kami doang. Hahahaha

Saya memesan susu rasa melon (8K) dan Indomie Tomyam Spesial (14K). Mie Tomyam ini mie instan dengan kuah tomyam dilengkapi telur ceplok, sawi hijau, baso, dan siomay kering. Di menu malah ada tulisan sosis tapi realnya ga ada. Gpp sih, toh saya juga ga terlalu suka sosis.
Pas mienya saya aduk, terlihat cabenya banyaaaak. Kirain bakal pedas banget. Eh ternyata enggak pedas-pedas amat tuh. Ajaib kata saya mah. Kok bisa ya? :D
 

Suami memesan susu rasa mangga (8K) dan french fries (10K). Jadi total makanan kami 40 ribu rupiah. Murah ga?

Soal rasa sih standar. Tidak istimewa, juga not bad

Soal susu, sebenarnya saya bukan pecinta susu. Tapi susu di sini seger, enaaaak. Gak nolak deh kalau nyusu di sini lagi. Xixixixi.. Mungkin itu juga yang membuat tempat makan ini dinamai Nyusu Doeloe karena memang produk keunggulannya ya susu.

Susunya banyak varian. Mulai dari yang murni (manis/tawar), varian buah (seperti yang kami pesan), varian coklat, varian kopi, hingga varian soda dan yakult.

Untuk makanan, yang paling menonjol ya Indomie. Ada juga roti bakar, sosis bakar, katsu, risoles, pisang panggang, pitsa mie, dan.. nasi. Hem, baca yang terakhir ini saya jadi agak nyesel. Kok tadi ga keliatan ya menu nasi? Kalau keliatan pasti saya pesan Nasi Ayam Rica-Rica (15K) biar 'sah' gitu makan siangnya. Kalau Indomie kan cemilan ya :p

Ya sudahlah, berarti hari itu rezeki saya ya Indomie Tomyam. Kapan-kapan ke sini lagi ah nyobain menu lain. 

Tempatnya nyaman, minuman segar, cemilan banyak. Eh ada free wifi dan colokan juga loh. Saya sampai berkhayal kalau dapet job remote, 'ngantor'nya di Nyusu Doeloe aja ah. Toh deket juga dari rumah, tinggal jalan kaki.

 
Siapa mau ikut mampir? ^^

Selasa, 21 November 2017

Mudah Mengurus Izin Usaha dengan SINTA UMKM

Angin sejuk bertiup sepoi-sepoi pagi itu, Sabtu 18 November 2017. Saya dan teman-teman serius menyimak pemaparan tentang SINTA UMKM dalam acara Kampanye Nasional bertema Reformasi Pelayanan Perizinan bagi UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Daerah.

Acara ini bertempat di Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) I LAN Kiara Payung, Jatinangor. PKP2A I LAN baru saja menyelenggarakan Reform Leader Academy (RLA) Angkatan VIII, dimana 25 orang peserta tim dari 12 instansi pemerintah berkolaborasi menggagas ide untuk kemajuan bangsa. Secara lebih spesifik, RLA Angkatan VIII ini mengangkat isu tentang kendala UMKM Indonesia dan mencoba memberi solusi, khususnya dalam hal perizinan usaha.


Minggu, 12 November 2017

Blogwalking to Ardiba.com

Hello readers ^^

Biasanya kalau weekend pada ngapain sih? Salah satu kegiatan favorit saya saat santai adalah blogwalking. Weekend kali ini saya jalan-jalan ke blog seorang ibu yang beraktivitas sebagai guru, dan penulis bernama Ardiba Sefrianda.

Blognya yang beralamat di ardiba.com ini desainnya simpel dan cukup nyaman dibaca. 


Tampilan blog Ardiba.com


Kalau melihat halaman About-nya, saya dibuatnya kagum dengan banyaknya achievements dan beberapa buku dimana ia ikut serta dalam penulisannya.

Dari menu blognya, kita bisa tahu topik-topik yang ia tulis antara lain adalah Foodtech, Parenting, Kuliner, Wisata, dan Fiksi. Yuk, kita intip beberapa postingannya :)

Saya mulai dari salah satu postingan terpopuler berjudul 3 Pilar Pendidikan Ki Hajar Dewantara - Peran Ibu untuk Si Pemimpin Kecil. Di sini Mbak Diba menguraikan pengaplikasian 3 pilar pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam mendidik anak laki-laki semata wayangnya, Faris. Bagi saya menarik, karena saya juga ibu dari anak laki-laki (Kakang, 3yo)

Saya sih masih ingat 3 pilar itu meskipun saya mendapatkannya waktu saya SD yaitu:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo = Yang di depan memberi contoh
2. Ing Madyo Mangun Karso = Yang di tengah membimbing
3. Tut Wuri Handayani = Yang di belakang memberi dorongan.

Bagaimana memaknai 3 pilar itu dalam mendidik anak? Untuk poin pertama, Mbak Diba berusaha memberikan teladan dalam menjaga hubungan dengan Allah (ibadah), manusia, dan alam. Mengajak anak solat, ngaji, dan zikir. Saling membantu sesama manusia dan menjalin silaturahmi dengan orang lain. Melestarikan alam dengan kebiasaan kecil sehari-hari dengan hemat air dan listrik. 

Well, ternyata tidak mudah ya. Karena untuk memberi teladan yang baik, tentu dari diri kita sendiri harus mampu disiplin melaksanakan semua itu. Tapi harus tetap semangat, karena orangtua pun juga berproses menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Poin kedua dan ketiga detailnya bagaimana? Langsung ke TKP saja yaaa. Xixixi..


Menu lain yang bagi saya menarik adalah fiksi. Di sana Mbak Diba menuliskan rangkaian dongeng Kura-Kura dan Tikus by Faris. Ceritanya lucu-lucu dan sederhana. Bisa banget dibacain untuk pengantar tidur Kakang. Eh, ada juga dongeng tentang jerapah dan gajah. Anak-anak memang paling senang dongeng binatang kan ya.

Di setiap moral juga disisipkan pesan moral yang mudah dipahami. Misalnya dalam cerita Tikus dan Kura-kura Bermain Pasir di Pantai. Meski senang bisa bermain di pantai, tapi kura-kura sedih karena tidak lagi menemukan telur penyu. Padahal, dulu pantai itu adalah tempat bertelur penyu. Pantai sudah terkena pencemaran oleh sampah. Di sini kita bisa menyampaikan pesan bahwa menjaga kebersihan itu penting, termasuk di pantai. Pencemaran sampah bisa merusak ekosistem laut.


Postingan bertopik wisata juga tak kalah menarik. Ada beberapa postingan tentang Jogja yang saya baca. Maklum, liburan ke Jogja jadi wishlist yang entah kapan terwujud. Hahahaha.. Tapi gapapa toh, kalau mau cari-cari info dulu? Di blog Mbak Diba saya dapat info tentang tur sepanjang jalan Malioboro yang disebut Maliobaren, juga review penginapan Pesona Jogja Homestay yang bikin saya makin mupeng travelling ke Jogja.


Selain beberapa postingan di atas, ada banyak postingan lain yang bagi saya menarik tapi akan jadi panjang banget kalau saya tulis di sini satu persatu. Heuheu

So, kalau penasaran langsung aja ke blognya yaa

www.ardiba.com ;)




Sabtu, 04 November 2017

Panti Asuhan Mamah Titin



Kalau lagi ngobrol dengan keluarga saya (papa, mama, adik-adik kandung), saya suka menyebut dengan bercanda bahwa saya tinggal di Panti Asuhan Mamah Titin Sumedang. Kenapa? Karena di Pondok Mertua Indah ini, banyak anak-anak. 
 
Sebenarnya cucu Mamah baru dua yaitu Arul (9 tahun) dan Kakang (3 tahun). Tapi selain suami, anak, menantu, dan dua orang cucu, di sini juga tinggal 3 keponakan Mamah. Ketiganya perempuan kakak beradik. Sebut saja mereka si Sulung (16 tahun), si Tengah (9 tahun), dan si Bungsu (8 tahun).

Bagaimana mereka bertiga bisa tinggal di rumah ini? Well, ceritanya agak panjang. Tapi kalau dipersingkat sih, ayah mereka melepaskan tanggung jawab, dan ibu mereka bekerja di kota Bandung sebagai buruh. Dengan kondisi finansial yang tidak kuat, sang ibu tidak memiliki pilihan lain kecuali menitipkan anak-anaknya ini pada kakaknya, yaitu Mamah mertua saya.

Sebenarnya keluarga Mamah tidak bisa digolongkan sebagai orang berkecukupan. Dulu saat pertama kali mengenal Bapak mertua, pekerjaannya adalah jualan bubur ayam dan soto bongko. Sekarang beliau bekerja di bagian keamanan sebuah instansi.

Mamah sendiri adalah seorang ibu rumah tangga yang sesekali menerima panggilan jasa pijat.
Meski hidup sederhana, Mamah menyanggupi untuk menjaga ketiga saudari ini. Karena kalau bukan Mamah, siapa lagi?
Si Tengah dan si Bungsu berusaha ngambil buah jambu

Kehidupan ketiga bersaudari ini (diusahakan) normal. Mereka bersekolah, bermain, dan mengaji selayaknya anak-anak lain di lingkungan sini. Kalau membandingkan masa kanak-kanak saya dengan mereka, saya jadi merasa amat sangat beruntung sekali. Bisa dibilang masa kanak-kanak saya sangaaaaat sempurna dan bahagia. Sementara saat melihat mereka, kadang saya sedih.  Untunglah mereka masih bisa tertawa lepas khas anak-anak, yang sungguh saya syukuri.

Hal yang membuat saya sedih salah satunya jika makanan yang tersedia tak cukup untuk semua orang. Misalnya kita punya sekerat daging rendang, yang kalau dibagi 9 (Bapak, Mamah, Anak, Menantu, 2 Cucu, 3 Keponakan) maka masing-masing akan mendapatkan ukuran sebesar dadu.
Jadi ya tidak dibagi. Dibiarkan saja utuh atau paling banter dibagi dua. Yang diprioritaskan tentu Bapak sebagai kepala keluarga. Kalau Bapak tidak mau, maka akan diberikan pada cucu-cucu kesayangan. Kalau cucu-cucu tidak mau, ditawarkan pada anak-menantu. 3 keponakan berada di prioritas terakhir. Untunglah bagi mereka bertiga, daging sapi tidak termasuk makanan favorit.

Pernah juga saat Mamah membeli sebungkus nugget ayam ukuran kecil. Kalau tidak salah, isinya 9 pcs. Nugget ini digoreng diam-diam dan habis dimakan Kakang 2 pcs pagi dan 2 pcs siang. Saat malam, saya goreng lagi 2 pcs untuk Kakang. Sisa 3 pcs Mamah sisihkan untuk Arul. Kali ini Si Tengah dan Si Bungsu melihat dan  sebenarnya mupeng banget. Nugget ayam itu adalah kesukaan mereka. Tapi berhubung tidak ada lagi, terpaksalah mereka gigit jari. Perih, Jenderal!
Itu salah satu hal yang bikin saya semangat KB #loh #abaikan.

Soal makanan, mereka didorong untuk menerima apa yang ada. Kalau Mamah masak sayur bayam, maka sebaiknya mereka tidak bikin ceplok telur. Kalau pun boleh masak telur, tidak boleh 1 orang 1 telur, melainkan 2 butir dibuat dadar telur agar bisa dimakan 3-4 orang. Semacam itulah.

Tak hanya soal makanan, soal refreshing juga mereka memprihatinkan. Mereka nyaris tidak pernah kemana-mana untuk berwisata. Pergi ke supermarket atau berenang sebagai pelajaran wajib dari sekolah adalah refreshing yang masih bisa dilakukan, meski termasuk MEWAH BANGET buat mereka (baca: jarang dilakukan). 

Kalau saya kan masih bisa ya kabur ke Bandung hanya untuk refreshing. Tapi mereka tidak. Kadang-kadang mereka minta diajak jalan-jalan ke supermarket tapi itu pun lebih sering tidak dikabulkan daripada dikabulkan. Ya gimana, ke supermarket juga butuh ongkos dan pasti ngeluarin duit. Mereka bisa aja sih window shopping. Tapi kan kasian, masak di supermarket gak beli apa-apa?

Kalau ada kesempatan untuk mereka jalan-jalan atau refreshing, saya dan suami sebisa mungkin mengusahakan. Misalnya saat tahun 2016 lalu suami dan teman-teman menggalang dana untuk mengajak anak-anak di sebuah panti asuhan di Bandung untuk ke bioskop nonton Finding Dori, ketiga bersaudari ini diikutsertakan.

Waktu adik saya menggelar One Day Fun Doing Fun (ODFDF) di Majalengka, kami semua di Panti Asuhan Mamah Titin ini ikut (kecuali Bapak, jaga rumah). Acara yang berisi aneka games seru ini memang rutin digelar dengan lokasi berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk menggembirakan hati anak-anak yang kurang beruntung.  Di akhir acara, biasanya anak-anak diberi goodie bag menarik dan sedikit santunan.

Saat itu, ketiga bersaudari pulang dengan hati riang, perut kenyang, dan masing-masing mendapatkan alat tulis lucu-lucu, Al-Quran, dan uang.


Kalau kami ada rezeki lebih, tentulah ingin mengajak mereka refreshing lagi. Bagi saya pribadi, mereka bertiga udah kayak baby sitter-nya Kakang. Mereka lah yang sering menemani Kakang bermain, bahkan si Bungsu paling suka menawari (seringkali memaksa) untuk menyuapi Kakang. Heuheu

Ngajak mereka jalan-jalan pun sebenarnya ga harus jauh. Berhubung di Sumedang jarang tempat wisata, saya pikir Bandung adalah kota yang ideal karena dekat dan biaya transportasinya masih terjangkau.

Bandung punya banyak sekali pilihan wisata. Beberapa tempat terpopuler yang saya tahu misalnya D’Ranch, Farmhouse, Dusun Bambu, Trans Studio, Saung Angklung Udjo, Dusun Bambu, dan baaanyak lagi. Ssst, saya baru tahu loh kalau semua yang saya sebutkan itu tiket masuknya bisa dibeli di Traveloka.

Selama ini saya tahunya Taveloka hanya untuk pesan hotel dan pesawat aja. Eh ternyata sekarang ada menu Attractions & Activities dimana kita bisa beli tiket wisata, event, kuliner hingga massage package. Uwow!



Fitur filternya memudahkan kita mencari pilihan aktifitas dan atraksi. Bisa filter berdasarkan popularitas, harga, durasi, rating pengguna, hingga jenis aktifitas.





Itu kalau nama activity/attractions-nya di klik, kita bisa melihat detail keterangannya seperti foto-foto, jam buka, perkiraan durasi yang kita butuhkan untuk main, lokasi, dan juga highlights yang membuat kita bisa membayangkan bakal seseru apa kalau kita main di sana.

Asik ya, jadi ga usah mikir harus ngantri panjang di loket, kita udah bisa masuk deh ^^

Oh ya, tiket yang kita beli dari Traveloka ini paperless. Ga perlu di-print jadi ga ribet dan ga nyampah. Yeay!

Hemm, kira-kira enaknya ngajakin mereka kemana ya?