Sabtu, 31 Oktober 2015

Suamiku, Semoga Aku Cukup Untukmu..



Pada zaman dahulu kala, tepatnya hari Rabu pagi, 21 Oktober 2015 yang cerah ceria, saat saya membaca linimasa Facebook, ada seorang teman yang membagikan sebuah video dari Ana Abdul Hamid yang lumayan bikin saya penasaran. Saat saya klik dan tonton videonya, dhuaaar..! Langsung galau mendadak. Ini videonya:


Minggu, 18 Oktober 2015

Yuk, Pilih Merek Lokal! #SmescoNV


Guru saya, Jaya Setiabudi, pernah menulis,
Pada suatu perbincangan udara di pesawat Garuda Indonesia, Bang Sandi (sapaan saya untuk Sandiaga S. Uno) menanyakan kepada saya, 
”Sepatunya kelihatan enak Mas.. Buatan mana itu?”. 
Saya menjawab,
 “Kalau mereknya sih US, tapi mungkin udah buatan China.”. 
Beliau bergumam dan berkomentar, 
“Hmm.. dulu saya juga pakai merek luar, sampai ketemu Pak JK dan ditegur: 'Nih, buatan Cibaduyut, Indonesia asli'. Sejak itu saya pakai produk (merek) Indonesia..”. 
Percakapan penutup perpisahan kita di pesawat tersebut membuat saya merenung. 
Seorang konglomerat sekelas Sandiaga dan Jusuf Kalla, dengan bangganya menunjukkan fashion mereka yang berciri khas Indonesia, koq saya berbangga ria dengan merek luar?

Sabtu, 17 Oktober 2015

Kutahu Engkau Mencintaiku



Kutahu engkau mencintaiku.

Bukan dari kata-kata yang keluar dari bibirmu.
Bukan dari teks pesan melalui SMS atau chat.
Bukan dari status facebook-mu atau tulisan-tulisanmu.

Maaf jika aku sering menganggap semua itu gombalanmu belaka.


Selasa, 13 Oktober 2015

Hari Ini Dua Tahun yang Lalu



Dear Sayang,
Apakah kamu ingat hari ini dua tahun yang lalu?

Ingatkah kamu pada Villa Cipedes, yang tak jauh dari Candi Cangkuang, Garut.
Pada pemandangan gunung dan sawahnya yang hijau,
pada hawanya yang sejuk dan menyegarkan.
Villa milik Uwak, yang berbaik hati membiarkan kita menggunakannya.
Hingga tak perlu kita mengeluarkan uang sewa gedung yang seringkali mahal.

Ingatkah kamu pada 3 pasang pakaian yang kita kenakan hari itu?
Warnanya putih, lalu emas, kemudian hijau.
Meminjam dari saudara ayahku, yang ternyata makeup artist freelance di majalah ternama.
Beliau pula yang menjadikanku cantik natural (katamu).

Ingatkah kamu pada hidangan yang disajikan?
Betapa bahagianya saat orang-orang memberi pujian.
Kakak sulung ibuku sungguh ahli dalam soal masakan.
Soal katering, beliau memang jadi andalan.

Ingatkah kamu pada souvenir pernikahan kita?
Hanya bros sederhana namun cantik, sisa dari pernikahan sepupuku.
Ditambah sejumlah bros dari sahabatku,
Membuat kita nyaris tak mengeluarkan uang untuk souvenir.
Meskipun sebenarnya.. sepertinya lucu kalau kita beri para tamu Souvenir Photobooth.

Ingatkah kamu pada foto-foto pernikahan kita?
Yang diambil murni dari kamera sahabat dan keluarga.
Mungkin kalau kita sewa jasa Foto Wedding Bandung,
akan kita miliki foto-foto indah yang mengabadikan kebahagiaan kita.


Acara hari itu memang berlangsung sederhana. 
Sangat sederhana.
Tapi semua orang bahagia.

Aku yakin kamu akan selalu ingat hari itu.
Hari ini dua tahun yang lalu.

Saat dimana awal kisah kita bermula.





Happy 2nd Anniversary..

13 Oktober 2013 - 13 Oktober 2015



Belajar Filosofi Hidup dari Film Life of Pi

Saat film Life Of Pi rilis tahun 2012, saya tidak tahu apa-apa tentangnya. Bukunya pun saya belum baca. Saya menonton Life Of Pi karena seorang teman merekomendasikannya.

Sumber: More.com

Life of Pi bercerita tentang seorang remaja laki-laki bernama Pi yang terkatung-katung di dalam sekoci di laut lepas, bersama seekor harimau buas! 
Bagaimana latar belakang dan kelanjutannya? 
Tonton sendiri ya.. Hehe..

Film ini sarat pesan moral yang diceritakan secara tersirat. Beberapa pesan moral yang saya tangkap adalah ini:

Sesuatu yang kamu pikir akan membuatmu mati, bisa jadi justru membuatmu tetap hidup.

Seperti Pi, yang awalnya berpikir kehadiran harimau di sekocinya akan membuatnya mati sebagai mangsa. Ternyata tidak. Sebaliknya, Pi jadi punya alasan untuk hidup. Yaitu… berusaha agar tidak dimakan harimau itu. Hihihi..

Dalam hidup kita, kadang ada kondisi dimana kita merasa ‘mau mati’. Apakah itu saat sakit, kelaparan, terlilit hutang, stress karena tekanan pekerjaan, dan lain sebagainya. Tapi pada akhirnya semua itu membuat kita ‘bergerak’, berusaha mencapai kondisi yang lebih baik. Dengan ‘bergerak’ itulah kita hidup dan bertambah kuat. Pernah dengar quote “What doesn’t kill you, make you stronger.”?


Terlalu lama di zona nyaman, akan membuatmu ‘mati’

Setelah berminggu-minggu di laut, betapa senangnya Pi saat tiba di pulau tak berpenghuni dimana dia bisa mendapatkan tempat berteduh, banyak air bersih untuk minum, serta makanan untuk Pi dan sang harimau. Wajar jika Pi ingin tinggal lama di sana.
Tapi ada sesuatu yang menyadarkan Pi, bahwa ia tidak boleh berlama-lama di tempat nyaman itu. Pulau itu menyimpan bahaya terselubung. Ia harus melanjutkan perjalanan dan berjuang lagi meraih kehidupan yang sebenarnya.

Kita pun hendaknya demikian. Saat hidup kita mulai merasa nyaman, berarti saatnya kita ‘keluar’. Belajar hal baru, menghadapi tantangan baru, untuk kehidupan yang lebih baik.


Kadang, hal-hal yang benar terdengar tidak masuk akal

Saat Pi pada akhirnya tiba di darat dengan sekarat selamat, ia dirawat lalu diminta menceritakan kisah tenggelamnya kapal oleh pihak yang berwenang.

Pi menceritakan kisah petualangannya dengan jujur. Namun 2 orang investigator itu tidak percaya. Pi lalu mengarang cerita yang lebih masuk akal. Cerita karangan Pi inilah yang diterima dan dijadikan laporan resmi. Pi sempat menyindir keduanya yang tidak mau menerima hal yang benar hanya karena sulit diterima akal.

Buat saya itu jleb!
Dalam ajaran Islam, banyak mukjizat yang dialami para Rasul. Nabi Ibrahim yang tidak mati saat dibakar, Nabi Musa yang membelah lautan, Nabi Isa yang menghidupkan orang mati, hingga Rasulullah SAW yang melakukan perjalanan Isra Miraj. Semua tak masuk akal!

Tapi sebagai manusia, kita harus meyakini bahwa Allah sungguh Maha Kuasa. Ia berbuat apa saja yang Ia kehendaki, meski di luar nalar manusia sekalipun. Inilah iman yang sebenarnya. Saat mempercayai hal yang benar meski tak masuk akal.

Sebenarnya saya merasa ada pesan-pesan lain yang ingin disampaikan film ini. Seperti hikmah nama Pi yang unik, Pi yang menganut 3 agama (Hindu, Islam, Kristen), tentang gadis yang disukai Pi, hingga tentang sang harimau yang pergi tanpa pamit sesaat setelah mereka tiba di darat. Seperti ada yang tersirat tapi tak mampu saya tangkap.
Hanya 3 poin di atas sajalah yang dapat saya ambil maknanya.

Oh iya satu hal lagi.
Setelah nonton film ini, ada yang sedikit berubah pada diri saya. Saya jadi banyak bersyukur terutama di tengah kemacetan! Kok bisa?
Karena saya membayangkan betapa tersiksanya hidup sendiri di tengah lautan. Jadi beruntunglah saya yang dikelilingi banyak manusia penyebab kemacetan. 
Hahahahaha..


Semoga postingan ini bermanfaat ;)






Sabtu, 10 Oktober 2015

Perjuangan Saat Mengikuti Lomba Blog



Alhamdulillah ya blog saya ini punya fitur arsip. Jadi saya tahu kalau usia blog ini udah 6 tahun. Huwaaaa.. lama gak sih? Buat saya itu kurun waktu yang cukup lama. Tahun 2009 itu saya masih berstatus mahasiswa dan jomblo *curcol*. Sementara sekarang sudah menikah, punya anak, dan jadi emak-emak. Time flies..

Saya senang selama 6 tahun ini tetap ngeblog meskipun pernah juga hiatus cukup lama. Dalam blog ini terdokumentasikan catatan-catatan saya dari mulai ngerjain skripsi, bikin film indie, cerita tentang pekerjaan pertama, kedua, ketiga, masa-masa nganggur dan semuanya. Kehidupan percintaan juga. Dari jaman-jaman alay, hobi ngegalau, di-PDKT-in, sampai nikah ada di sini. Benar-benar tempat yang cocok untuk menyimpan kenangan dan bernostalgia. 

Selama 5 tahun pertama saya menggunakan blog ini murni untuk mencurahkan segala pemikiran, perasaan, dan pengalaman hidup. Baru tahun inilah, tahun 2015 saya mulai menggunakan blog untuk menjemput rezeki, terutama dengan mengikuti berbagai giveaway dan lomba.

Proses pembuatan postingan blog pun mengalami perkembangan. Dulu sih cuma nulis apa adanya, comot gambar dari google, lalu publish. Kalau sekarang, dengan ilmu yang juga makin bertambah, mulai saya perbaiki tulisannya. Mulai mikir tujuan penulisan, gak hanya sekedar corat coret gak penting. Kalau ambil gambar dari internet mulai nyantumin sumber. Desain template blog dibuat seminimalis mungkin biar ga berat dan nyaman di mata. 

Saya makin perfeksionis kalau sudah mengikuti lomba. Bagaimana tidak, para blogger sekarang udah canggih terutama dari segi desain ilustrasi untuk postingan blog. Beruntunglah mereka yang jago fotografi dan photoshop. Kalau saya sih, gak jago foto. Tapi tahu sedikit dasar-dasar fotografi karena waktu kuliah pernah mempelajari itu. Photoshop tahu dikiiiiiit banget. Lebih tahu Corel Draw tapi itupun jarang digunakan.

Anyway, mungkin pembukaan di atas kurang nyambung dengan yang ingin saya bahas kali ini. Saya mau cerita tentang dua postingan yang saya ikutsertakan dalam lomba. Kebetulan dua postingan ini menang. Jadi ya.. buat saya sih ini spesial :)


Sstt.. Jangan bilang-bilang ya, ini rahasia di antara kita saja. Dalam lomba yang diadakan Traveloka itu, peserta diminta mencantumkan screenshot pemesanan tiket dan hotel melalui aplikasi Traveloka. Saya gak punya aplikasi itu. Dan saya baru ngeh saat draft tulisan saya udah jadi! Saya kira screenshot websitenya.

Masalahnya adalah, HP saya itu ‘canggih banget’. Gak bisa download aplikasi apapun lagi dengan keterangan ‘ruang penyimpanan tidak cukup’. Bukannya saya udah kebanyakan aplikasi. Cuma ada Facebook dan Line doang kok. Terusnya lagi, seandainya pun bisa download, saya ga tau gimana screenshootnya. Saya ga pernah nemu tombol screenshot. Ga tau deh ini emang saya yang terlalu gaptek atau emang HP yang terlalu jadul -_-

Solusinya gimana? Saya hubungi adik saya, si Abang, yang punya smartphone paling mahal di antara kami sekeluarga. Kalau paling mahal harusnya paling canggih dong ya? Saya kirim pesan ke dia, “Bang, download aplikasi Traveloka, booking tiket Citilink dari Jakarta ke Batam tanggal sekian jam sekian, kirim screenshotnya ke aku. Pesenin hotel juga terserah hotel apa. Kirim screenshotnya juga.”

Dan dengan screenshots kiriman Abang itulah, postingan blog saya menjadi lengkap dan memenuhi syarat. Alhamdulillah jadi salah satu pemenangnya ^^


Postingan kedua adalah 3 Mitos dan Fakta Hidrasi Saat Puasa

Dalam lomba yang diadakan Aqua itu, saya ingin sekali melampirkan foto Aqua dengan kurma. Kebetulan saat itu bulan puasa. Beberapa kali saya ke minimarket, saya lihat ada kurma dijual sekitar Rp. 25.000,- per bungkus. Saya sudah meniatkan akan membeli kurma itu meskipun buat saya harganya lumayan menguras kantong.

Begitu draft tulisan udah jadi, saya ke minimarket untuk beli kurma. Ealaaah, kurmanya udah pada habis! Dua minimarket yang saya datangi, dua-duanya habis. Ckckck kompak banget yak.

Saya bingung. Saya tetep keukeuh pengen foto kurma. Kalau ambil dari google, kok kayak kurang pas. Apalagi kan saya mau menyandingkannya dengan Aqua. Saya ga bisa ngedit foto. Musti asli sebotol Aqua dan semangkuk kurma sebelah-sebelahan. Hihihi..

Walhasil saya pun meminta seorang teman yang sering mengunjungi rumah saya. Saya titip sejumlah uang saat dia berencana ke supermarket. Alhamdulillah, dari dia saya mendapatkan sekantung kecil kurma seharga Rp. 7.000,- sajaaaa. Hahaha.. *puas*. Memang saya katakan padanya kurma itu cuma buat difoto jadi ga usah banyak-banyak dan jangan mahal-mahal :P

Gak nyangka postingan itu memenangkan lomba. 



Itulah cerita di balik layar postingan blog saya yang sangat berkesan dan membuat saya ingin terus ikut lomba. Meskipun kadang penuh perjuangan, tapi saya yakin setiap tulisan yang dibuat tak akan pernah sia-sia.

Bagaimana denganmu? Suka ikut lomba juga tidak? Ciptakan peluangmu dengan menulis postingan blog sebaik-baiknya. Kita tak pernah tahu Allah membuka pintu rezeki dari postingan yang mana. 

Tetap semangat yaaa... ^^


Postingan ini diikutsertakan dalam Giveaway Cerita di Balik Blog


Menjadi JOSAN, Jomblo Sampai Nikah

Kamu tahu rasanya jadi JOSAN? Jomblo Sampai Nikah?
Ah, manalah mungkin kamu tahu.
Kamu kan (mantan) playboy.

Berapa jumlah mantanmu?
Tak usah dijawab.
Aku tidak sungguh-sungguh ingin tahu.
Dan terimakasih karena kamu tidak pernah tertarik membahas mereka satu persatu.

Kamu tahu,
Jaman aku sekolah dulu, menyenangkan rasanya tidak punya pacar.
Nilai-nilaiku bagus karena fokus belajar.
Nge-geng dengan cewek-cewek Jojoba, Jomblo-Jomblo Bahagia.
Bebas berteman dengan laki-laki, tanpa ada yang cemburu apalagi murka.
Terhindar dari patah hati dan putus cinta.
Jarang hanyut dalam lagu-lagu galau kecuali lagu-lagu Dygta.

Semua berubah saat aku beranjak dewasa.

Menjomblo tak sebahagia dulu.
Saat obrolan dengan teman-teman adalah tentang pasangan idaman.
Saat ortu mulai berkhayal bagaimana nanti saat gelar hajatan.
Saat sepi menghantuiku dalam kesendirian.
Saat dingin menyergap dan kuingin ada hangatnya pelukan.
Saat orang-orang mulai bertanya, “Jadi kapan?”

Kemudian aku merasa minder,
Pada wajahku yang tak cantik,
Atau tubuhku yang lurus kurus tak menarik.
Menyayangkan sifatku yang introvert
Dan tak pandai membangun relasi.

Saat itulah kamu datang.
Melihatku. Memperhatikanku.
Menyadari bahwa aku berbeda. Istimewa.
Lalu memutuskan untuk menikah denganku meski kenal belum lama.

Dari situ aku bertekad,

Kepada laki-laki yang menemukanku ini,
Selalu ‘kan kuhormati, kuhargai, kucintai, dan kusyukuri.

Karena kehadirannyalah, kini aku tak lagi sendiri.

Tak kan kubanding-bandingkan dengan mantan-mantanku.
Tentu saja karena mereka tidak pernah ada!

Dear kamu yang pertama bagiku,
Terimakasih telah menjadikanku pendampingmu..

Minggu, 04 Oktober 2015

Ngeblog Demi Anak


Dear Diary..
Beberapa waktu lalu aku mengirim sejumlah lamaran kerja. Sampai hari ini belum ada kabar berita. Aku tidak tahu apakah harus sedih atau lega.

Diary,
Kamu tahu kenapa aku ingin kerja (lagi)?
Sepeda motorku yang biasa dipakai suamiku bekerja, kini dipakai adikku yang baru kuliah di Bandung. Sebenarnya adikku itu sudah punya motor di Batam. Tapi biaya kirim motor itu 2 juta. Orangtuaku belum memiliki uang sebanyak itu. Jadi kupikir, aku perlu mencari uang agar motor itu dapat dikirim. Boros sekali jika suamiku harus ngangkot dan ngojek untuk pergi ke kantor.

Aku juga perlu uang untuk memperbaiki laptopku yang rusak karena tersiram air. Dengar-dengar, biayanya sekira Rp. 500.000,-. Jumlah yang tidak sedikit bagiku.

Tapi Diary..
Jika aku bekerja kantoran, bagaimana dengan Kakang?


Mamah mertua memang sangat baik dan bersedia menjaga Kakang jika aku bekerja. Tapi aku membayangkan, mamah pasti akan sangat sibuk. Beliau harus mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga, ditambah mengasuh Kakang yang sedang aktif-aktifnya di usianya yang menginjak 1 tahun. 

Beliau juga kan terkadang menerima panggilan pijat atau bekam. Katanya sih jika aku bekerja, ia bisa mengatur jadwal hanya menerima panggilan di malam hari saja. Ah aku tidak bisa, Diary. Pagi sampai sore beliau mengurus rumah dan Kakang, lalu malam mencari uang? Aku tidak setega itu. 

Kakang adalah tanggungjawabku. Harus aku yang mengasuh dan menjaganya.

Melihat berbagai kemungkinan, kupikir solusi terbaiknya satu, sesuatu yang aku cita-citakan sejak dulu: Berpenghasilan dari rumah.

Dear Diary,
Aku sudah pelajari berbagai cara menghasilkan uang dari rumah. Dan sepertinya, yang paling cocok buatku adalah..

Ngeblog.

Kenapa Ngeblog?

Pertama, aku merasa ngeblog adalah passion-ku, sesuatu yang aku sukai, yang akan tetap aku kerjakan bahkan jika tanpa dibayar, dan akan terus ngeblog apapun hambatannya. Seperti saat ini, Diary. Meski tidak ada laptop, aku ke warnet untuk ngeblog.

Kedua, ada beragam cara menghasilkan uang melalui blog. Pasang iklan, menjadi affiliate, menerima job review, mengikuti lomba blog, menjual produk, dan lain sebagainya. Aku yakin bisa mendapatkan uang dari salah satu atau semua opsi itu. 

Sudah banyak blogger yang sukses mendapatkan penghasilan dari blognya. Salah satunya Winda Krisnadefa sang Emak Gaoel. Ia sering mengadakan giveaway di blognya. Salah satu yang terbaru adalah Lomba Blog Go For It bekerja sama dengan Smartfren. Bayangkan, Diary! Sebuah brand besar menjadi sponsornya. Hadiahnya juga smartphone Smartfren. Bukankah itu sangat hebat?

Dalam lomba itu peserta diminta untuk menceritakan tujuan ngeblog dan menyebutkan aplikasi yang digunakan untuk mendukung kegiatan ngeblognya. Hmm.. kupikir tujuan ngeblogku sudah jelas. Aku ingin bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus meninggalkan kewajibanku mengasuh Kakang

Mengenai aplikasi, sebenarnya aku sedih. Di HP ku tidak ada aplikasi untuk menulis atau untuk edit foto. Aku hanya bisa mengunduh 2 aplikasi: Facebook dan Line. Saat aku mau install aplikasi lain, katanya memori full. Padahal kan aku pengen Instagram-an juga. Hiks..

Tapi Diary, kalaulah memang jadi syarat mutlak, akan aku ceritakan bahwa aplikasi yang selama ini aku gunakan untuk mendukung kegiatan bloggingku adalah..

Facebook.

Kira-kira Mak Winda, dewan juri, dan para pembaca lain menertawakan aku tidak ya?
Tapi bener loh Diary. Buat aku, Facebook berguna buat..
.. mindahin foto dari HP ke dalam postingan blog

Aku kan gak punya kabel data. Jadi kalau aku mau foto di HP ku masuk ke blog, caranya adalah dengan mengunggahnya dulu lewat aplikasi Facebook (biasanya via messages ke suami), lalu di komputer warnet aku men-download-nya, dan meng-upload-nya lagi ke blog. Hahaha.. boros kuota ya? Cara ini juga bikin ukuran foto jadi kecil. Tapi ya gimana lagi. Itu aja udah Alhamdulillah bisa majang foto di blog. Seperti foto Kakang di atas :’)

Semoga saja Mak Winda dan dewan juri gak mendiskualifikasi aku yang mungkin jadi satu-satunya peserta yang ngeblognya cuma dibantu aplikasi Facebook, buat mindahin foto pula. Out of the box kan? -_-

Aku ingin sekali jadi salah satu pemenangnya, Diary. Soalnya aku pernah blogwalking ke beberapa blogger bandung yang ikut event-nya Smartfren. Katanya sinyal 4G LTE Smartfren di Bandung udah oke. Lancar banget buat internetan. Aku gak masalah deh menang juara berapa, dapat Smartfren tipe yang mana. Pokoknya akan aku terima dengan senang hati, yang penting smartphone-ku Smartfren. Aamiiin ^^


Go For It Blog Competition