Konon yang namanya perempuan, suka banget digombalin. Iya, meskipun di mulut bilangnya, "Jangan gombal!" tetap aja rasanya terbang kalau orang yang ia sukai melontarkan kata-kata gombal. Betul apa betul? Hihihi..
Suami saya suka ngegombal. Dia sih gak ngaku. Baginya itu bukan gombal, melainkan romantis. Ckckck. Menurutnya, gombal itu membual. Padahal yang dia katakan itu beneran. Gitu deh pembelaannya. Gombal juga gak seh?
Apakah saya beruntung?
Gak bisa saya pungkiri, sikap romantis dan suka menggombal dia itu adalah sebuah kelebihan yang membuat rasa capek, lelah, dan bete saya jadi lenyap. Tapi pernah juga loh gombal itu menimbulkan rasa tidak nyaman dan perdebatan di antara kami. Jadi selain rasa bahagia, ada rasa-rasa lain yang mungkin tak sesuai bayangan. Misalnya:
1. MALU
Pas awal-awal nikah dulu, dia suka tuh ngedit foto saya saat sendiri atau sedang berdua dengannya, lalu ditambahi dengan kata-kata yang melelehkan hati. Beberapa contoh 'karya'nya saya pajang di postingan Dear Mama, Ini Tentang Suamiku...
Nah, masalahnya adalah, dia mem-publish itu di Facebook, yang mana dilihat oleh banyak teman-teman kami, termasuk teman-teman perempuan saya di kantor. Respon mereka awalnya, "Cie.. cie.." tapi lama kelamaan, "Mbak Sintaaaaaaa....!" Mereka teriak dengan nada gemes dan protes karena gombalan suami saya sepertinya mulai merusak pemandangan timeline mereka. Hahahaha..
Seorang sahabat saya bahkan ngaku kalau dia lihat postingan suamiku di timeline FB nya, dia langsung scroll ke bawah cepet-cepet karena malas liat. Hihihi..
Jelaslah saya malu. Saya tidak suka dengan yang namanya Public Display of Affection (PDA) alias bermesra-mesraan di muka umum. Di rumah, saya bicara baik-baik dengan suami untuk tidak lagi posting gombalan-gombalannya di FB. Dia menjawab tak kalah serius, bahwa itulah cara dia mengekspresikan perasaannya. Dia juga sedih karena dia berharap saya senang, nge-like atau komentar postingannya. Ternyata saya malah terlihat cuek.
Tidak ada titik temu. Akhirnya saya putuskan untuk membiarkan dia posting apapun, tapi saya mohon maklum kalau saya tidak akan like atau beri komentar.
Hobi menggombal di FB itu ternyata hanya berlangsung beberapa bulan, lalu vakum. Saya jadi bertanya-tanya dan galau *yeee*. Dia bilang sih alasannya lagi gak ada ide gombalan. Sampai suatu ketika dia mulai posting lagi, saya like dan kasih komentar positif deh. LOL.
2. SEDIH
Iya, saya sedih karena... GAK DIBELIIN KOSMETIK kecuali pas seserahan. Hiks hiks. Dia bilang, "Kamu udah cantik tanpa make up, Sayang.."
GOMBAAAL!
Mungkin saya sudah terpengaruh media, atau terpengaruh Standard Operating Procedure para karyawan frontliner wanita yang mukanya musti diberi moisturizer, foundation, bedak tabur, bedak padat, blush on, maskara, lipstik dan lain-lain. Saya jadi ga percaya sama yang namanya cantik tanpa make up
Saya sih merasa normal ya kalau pengen dandan. Kayaknya itu hasrat tiap perempuan deh. Tapi kalau tujuan dandan adalah agar terlihat cantik, namun suami bilang saya udah cantik tanpa dandan, saya musti gimana coba? *garuk-garuk kepala yang gak gatal
3. SUUDZON (Berprasangka buruk)
Misalnya kalau dia bilang saya cantik, maka saya akan berpikir begini, "Masak sih? Kayaknya dia bohong deh. Aku kan gak cantik. Kulitku ga putih. Body-ku gak seseksi Aura Kasih. Gigi gingsul. Dagu kepanjangan. Endebrei endebrei. Cantik dari manaa?"
Atau kalau dia udah bilang kalau saya adalah calon bidadari syurga. Ih, padahal dia tahu sendiri saya ngajinya aja belum rutin setiap hari.
Tapi prasangka dan curiga jadi hilang kalau dia mengucapkannya dengan tulus, menatap mata saya, dan ngomongnya bukan karena dia lagi modus atau pengen sesuatu. Heuheu..
4. INSECURE
Selama ini saya percaya, semakin seorang laki-laki tidak romantis atau tidak bisa menggombal, ia akan setia. Pasangannya aja gak digombalin, apalagi perempuan lain. Masuk akal toh?
Contoh paling dekat adalah ayah saya. Ibu saya bilang kalau ayah saya seumur-umur gak pernah bilang cinta padanya. Tapi ayah saya setia.
Pernah saat suami saya ngegombal, dengan sadisnya saya merespon, "Kamu ngomong gitu ke aku aja atau ke perempuan lain juga?" WAKWAW. Sungguh saya merusak suasana banget yah. Hahaha..
But yes, saya beneran pernah insecure.
Itu sih beberapa perasaan negatif yang pernah saya alami. Tapi itu semua dulu. Sekarang saya lebih santai, lebih bisa menerima gombalannya, dan lebih baik dalam memberi respon. Haha!
Saya bahkan 'ngancem' awas aja kalau dia berhenti ngegombal.
Jadi suamiku Sayang, teruskan gombalanmu yah!
Semangat!
eaa eaa so sweet banget ciii suaminya :)
BalasHapusIya Alhamdulillah.. Haha
HapusWooow So sweeeeet, semoga bahagia selalu yaa
BalasHapusAamiiin.. Terimakasih :)
Hapushihiii..perempuan emang paling seneng di gombalin yaa (katanya) bikin klepek2..
BalasHapustapi berhubung aku dan pasangan adem dan dingin, ga pernah digombalin deh, hahhaa
salam kenal tehh
Salam kenal juga Mak Nchie :)
HapusHahaha... Wah, rupanya kita mirip nih, kata teman saya romantis cenah. Kalau saya mah lieur sih, sebetulnya. Beruntungnya dia gak sampe memposting, cukup di rumah saja (dan itu pun sudah bikin saya lieur)
BalasHapusAhahaha.. Bisa ya, gombalan bikin lieur? Hihihi
HapusHehehehe...ada jg istri yg protes karena nggak digombalin
BalasHapusPasti lebih banyak istri protes krn ga digombalin drpd digombalin. Hehe
Hapushahahay...kapan ya suami ku bisa gombal trp masing masing orang memang beda karakter,bisa jadi klo suami saya romantis saya akan bersikap seperti mak,rada rada curiga!!!karna tidak seperti biasanya...
BalasHapusIya, terima saja bagaimanapun karakter suami selama bukan sebuah keburukan :)
Hapus