Kelelahan, saya putuskan untuk beristirahat. Kebetulan tak
jauh dari tempat saya berdiri ada sebuah gerobak tukang Baso Tahu Goreng (Batagor) yang sedang
melayani pembeli. Saya pun menghampiri dan memesan seporsi Batagor.
Sambil memperhatikan sang penjual memotong-motong batagor,
saya bertanya, “Mang, tahu ga, ada warnet gak ya di sekitar sini?” Saya
berharap sang pedagang Batagor tahu di mana warnet karena ia pasti sering
berkeliling di daerah sini menjajakan dagangannya.
Tebakan saya benar. Setelah beberapa saat berpikir, ia
menjawab, “Di dekat perempatan itu, Teh..” Ia menunjuk perempatan lampu merah
yang letaknya berlawanan dengan arah yang barusan saya tuju. “Dari lampu merah
itu belok kiri. Pas di situ. Kalau ga salah sih ada warnet.”
Hmm.. baiklah. Berhubung hari itu saya sudah agak capek,
saya putuskan untuk mencoba lagi mencari warnet keesokan harinya sesuai
petunjuk Mang Batagor.
Alhamdulillah, petunjuknya benar. Saya menemukan warnet
bernama Finish.net.
---
Saya pikir, saya tidak akan pernah ke warnet lagi.
Untuk apa ke warung internet (warnet)? Sudah lama saya punya laptop
dan modem. Saya juga punya smartphone yang punya fitur tethering sehingga bisa
menjadi mobile hotspot. Kalau kuota habis atau tinggal sedikit, saya bisa
memanfaatkan banyaknya penyedia fasilitas wifi gratis. Bisa di kampus, toko
buku, atau kafe. I can go online anywhere, anytime. So, bisa saya katakan,
selamat tinggal warnet!
Tapi..
Roda hidup berputar.
Laptop saya rusak. Ada laptop pengganti, namun mati karena
insiden tersiram air. Konon untuk memperbaikinya butuh setengah juta rupiah.
Saya belum punya uang untuk itu.
Smartphone yang selalu saya gunakan tethering pun mulai
menua. Awalnya ponsel saya sering memberi notifikasi memori penuh. Kemudian
mulai sering mati mendadak. Terakhir ia melaporkan bahwa kartu memori rusak dan
perlu diformat. Aaargh!
Sekarang saya harus bilang selamat tinggal pada nikmatnya
online di rumah sambil ngopi, ngemil, dan jagain anak. Huft..
---
Selama beberapa bulan kemudian, saya jadi pelanggan setia
warnet Finish. Gak bisa dipungkiri, kadang saya merasa berat melangkahkan kaki
hanya untuk memuaskan hasrat online. Tapi di sisi lain (dan ini yang lebih
sering saya rasakan), saya bersyukur ada warnet yang bisa saya singgahi, tempat
saya menghabiskan waktu untuk me-time tanpa diganggu anak, tempat saya bisa
menyalurkan hobi nge-blog, blogwalking, dan memantau linimasa untuk mendapatkan
info terkini. Kalau ga ada warnet, mungkin saya akan stres berat karena bosan.
Ya, bagi saya, online adalah cara saya melepaskan stres.
Selain melepas stres, warnet juga berjasa saat saya
kehabisan pulsa untuk berkomunikasi dengan suami saat ia di kantor. Untuk
membeli pulsa senilai 5000, minimal saya harus menyediakan uang Rp. 7.000,- .
Bagi saya, pulsa 5000 sangat minim. Apalagi saya dan suami berbeda operator.
Biaya telepon dan sms mahal. Kalau di warnet, hanya dengan Rp. 3500,- saya bisa
chatting sepuasnya selama satu jam. Saya lebih suka pilihan kedua ini. Kenapa?
Ya karena sambil chatting bisa refreshing buka web yang lain.
Saya sangat berterimakasih pada warnet yang memfasilitasi
kebutuhan saya untuk online dan berkomunikasi dengan keluarga dan orang-orang
hebat di dunia maya.
Thank you so much, Warnet!
Saya berharap warnet ini tetap ada dan berkembang. Kalau
dalam pengembangannya mereka butuh modal, semoga dapat pinjaman. Kalau ada
kendala dalam bisnis, semoga bisa dapat ilmu untuk mengatasi semua
permasalahan. Aamiin..
Eh, ada event BTPN, ya? Dilist dulu deh. BTW, saya sudah follow blognya, ya? ;)
BalasHapusNyimak, salam kenal kunjungan perdana, blognya keren original sekali
BalasHapus