Pada zaman dahulu kala, tepatnya hari Rabu pagi, 21 Oktober
2015 yang cerah ceria, saat saya membaca linimasa Facebook, ada seorang teman
yang membagikan sebuah video dari Ana Abdul Hamid yang lumayan bikin saya
penasaran. Saat saya klik dan tonton videonya, dhuaaar..! Langsung galau mendadak.
Ini videonya:
(Belakangan saya baru tahu bahwa video ini viral karena
beberapa teman blogger menjadikannya bahan postingan blog)
Selesai nonton, saya langsung kasih link videonya ke suami
via inbox Fb dan membahasnya. Suami sampai geleng-geleng dan protes kenapa saya
pagi-pagi bahas poligami. Padahal kan dia lagi ngurusin kerjaan di kantor.
Heuheu..
Yah.. namanya aja perempuan ya. Mana videonya bagus, lagi.
Bagus dalam arti berhasil menyampaikan bahkan menularkan perasaan dan bikin
banyak orang baper.
Buat saya, video ini membuat saya berpikir (ulang) tentang
poligami.
Saya menganggap diri saya adalah orang yang logis dan
rasional. Saya orang yang cuek dan jarang masukin ke hati kalau ada orang yang
bikin sedih, kesal, marah, kecewa, dan perasaan negatif lainnya. Atasan saya
pernah memuji kinerja saya saat saya jadi customer service. Saya lupa apakah beliau
menyebutkan alasannya tapi kayaknya sih itu karena saya baik-baik saja dan gak
pernah emosi menghadapi konsumen yang bawel, marah-marah, komplain, dan
nyebelin. Saya tidak mudah terpancing emosinya *bangga*.
Soal poligami pun demikian.
Saya mencoba memahami ‘kecenderungan
lelaki untuk mendua’. Ini istilah dari Pak Habibie loh. Iya.. salah satu pria paling
SETIA se-Indonesia itu!
Saya juga berusaha mengerti mengapa agama Islam
memperbolehkan poligami.
Kalau saya sih ngebayangin..
Siapa yang tahu hati seseorang?
Bagaimana jika suami saya
jatuh hati pada perempuan lain, dan si perempuan juga menyukai suami saya. Saya
sih memilih untuk merestui suami saya menikah lagi daripada terjadi hal-hal
yang dilarang agama. Just it. Saya menerima poligami dengan alasan yang logis.
Tapi menonton video Ana di atas, membuat saya menyadari
bahwa ternyata ada hal lain yang harus saya pertimbangkan
: perasaan saya.
Saya pun lalu mencoba membayangkan, bagaimana perasaan saya
jika suami saya poligami?
Gak mudah ngebayanginnya. Nyaris tak terbayangkan.
Tapi
mungkin..
Mungkin..
Mungkin saya tidak akan bisa bersikap mesra seperti saat
ini. Karena saya akan merasa cinta saya padanya bertepuk sebelah tangan. Tak
berbalas.
Mungkin saya akan sinis jika suami saya mendekati saya. Saya
akan bilang, “Ngapain sama aku? Udah sama dia ajaaaa! Da aku mah apa atuh, cuma
istri tua kamuuu..!” *nyanyi dangdut*
Mungkin saya akan merasa dia tak akan pernah bisa adil. “Ih
kok dia dibeliin laptop juga siih? Yang butuh laptop kan aku. Dia mah udah
punyaaa. Mending buat beli susu buat Kakaaaang!”
Mungkin saya akan sedih dan galau saat saya ingin melihat
Kakang bermain and have a quality time with his father, tapi abinya malah
sedang mengurus anak istrinya yang lain. Huft..
Intinya, kemungkinan besar saya tidak akan bahagia dengan
poligami.
Saya tahu bahwa bahagia-tidak bahagia seharusnya tidak jadi
tolak ukur. Menurut agama saya, yang harus jadi tolak ukur menjalani hidup
adalah ridho Allah, terlepas dari bagaimanapun perasaan kita.
Terus, bagaimana juga kalau ternyata di Lauhul Mahfuz Allah
menakdirkan bahwa suami saya memang jodohnya dua? Dua istri dalam waktu yang
bersamaan (bukan menikah lagi karena ditinggal mati)?
Hhh.. entahlah. Saya bingung jadinya. Gak tau musti gimana
kalau suami saya poligami. Pas saya tanyakan ini pada suami, dia sih jawabnya
gini:
Ya sudahlah. Untuk sementara, case closed.
Suamiku, semoga aku cukup untukmu ya..
Aamiiin..
Hm, curahan hati seorang istri. Ini topik nggak ada habisnya. Nggak berminat review video tandingan nya mba?. Ups. Saya mah nggak sanggup dimadu
BalasHapustentang video balasannya yang tentang bahagia dipoligami, saya sih ikut bahagia saja deh kalau begitu. hehehe
Hapusalhamdulilah suamiku bukan tipe pria yang pingin poligami. Pintu surga bisa lewat amalan yang lain bukan hanay amalan mau di poligami saja.Ih membayangkan saja sudah serem!!!!
BalasHapusBetul sekali itu Mak. Surga banyak pintunya :)
HapusSemoga selalu bahagia :)
BalasHapusDan saya pun takingin dipoligami, ga bisa nerima ikhlas kayaknya nih hihih
Aamiiin..
HapusSemoga selalu bahagia juga Mak :)
mendengar kata poligami, memang sepertinya momok utk para istri ya... mungkin semua istri di lubuk hati yg terdalam, tidak ingin di poligami
BalasHapusIya Mak, saya yakin setiap istri pasti ingin menjadi satu-satunya di hati suaminya..
Hapusaku juga takut, takut kalau hatinya terbagi-bagi.. ketika aku tanyakan pada suamiku malah aku dikasih buku "Istriku seribu" dan sampai sekarang aku belum selesai membacanya hahaha
BalasHapusWah, buku tentang apa itu Mak? Kalau udah baca, tulis reviewnya ya. Hehehe..
Hapusbahagia terus ya mbak sama suaminya hehe
BalasHapusAamiin.. terimakasih :)
HapusAduuuh... sedih bacanya. Semoga selalu langgeng ya Sinta - Yoga...
BalasHapusAamiin.. terimakasih Teh..
HapusMoga teteh juga selalu langgeng sama suami.
Aamiin :)
Poligami itu seperti pintu darurat di pesawat. Dibuka... ya kalau darurat!
BalasHapusGitu aja! xixixixixi
Semoga tidak bertemu kondisi darurat. Selamat dalam perjalanan sampai tujuan, sehat walafiat dan bahagia. Aamiin :D
HapusBerat...tanggung jawabnya mbak
BalasHapusudah sampai tahap takut di poligami :D sabar mbak, suami istri itu punya tanggung jawab yang sama untuk mempertahankan rumah tangga :)
BalasHapussiaaaap :)
HapusMakk gak pasang GFC ya? Mau tak follow. Biar bisa saling follow follow an kitaa.. Btw aku liat video nya di tv beberapa waktu lalu, miris sih.. Salahkan suami nya seperti itu dan salahkan wanita kedua nya.. Mending kita cari suami baru lagi makk.. Hihihii..
BalasHapusemm, klo tanggepan suami pas tak kasih liat video ini komennya cuma 1: lah katanya gak bahagia poligami, la kok masih mau punya anak dari si suaminya itu.
BalasHapusabis itu kan beritanya heboh bener ya, aku jadi mikir dibalik video ini ada apakah? terlepas dari isi dan kandungan ceritanya ya...