Kamis, 26 Oktober 2017

Menyelami Dunia Remaja di Film My Generation

Halo Maak..

Kapan terakhir kali nonton bioskop?

Sebagai emak-emak dengan 1 balita, saya suka mikir-mikir kalau ke bioskop. Di usia 3 tahun, Kakang udah 3 kali ke bioskop dan relatif terkondisikan. Tapi tetap saja pernah ada saat dimana dia ga betah dan minta keluar studio. Jiaaah kan rugi yak, meskipun cuma beberapa menit keluar, jadinya ketinggalan beberapa adegan.

Meski begitu, saya tetap suka mupeng kalau ada film-film baru di bioskop. Khususnya film Indonesia. Sebagai mantan filmmaker yang nasionalis (halah), saya selalu ingin mendukung film Indonesia dengan menontonnya di bioskop. Apalagi semakin kesini film Indonesia semakin bermutu. Tak melulu film horor yang menjual sensualitas.

Buat yang suka nonton bioskop, atau malah udah lama ga ke bioskop kayak saya, tahu gak sih beberapa hari lagi akan rilis film Indonesia terbaru?

Sabtu, 21 Oktober 2017

Kakang 3 Tahun, YEAY

OMG..

Kerasa banget waktu cepat berlalu. Perasaan kemarin dia masih nenen, masih merangkak-rangkak, sering jatoh saat belajar jalan, pernah sampai benjol 3 di kening. Huahahahahaha

Sekarang? Wuiiiih..

I'm so proud


Sabtu, 14 Oktober 2017

Modus Penipuan dengan E-Cash Mandiri Mengatasnamakan Grab



Malam itu di Sumedang. Suami mengaktifkan aplikasi Grab Drivernya. Ia memang menjadi driver ojek online untuk pekerjaan sampingan selain jadi karyawan sebuah perusahaan di Bandung.

Sebenernya di Sumedang masih amat jarang orang yang menggunakan Grab. Terkadang sehari cuma ada 1 penumpang. Kadang tak ada sama sekali. Padahal itu weekend, yang kalau dibandingkan Bandung pastilah sangat jomplang. Ya iyalah yaa
Hapenya berbunyi pertanda ada calon penumpang. Beberapa detik setelah ia terima, ada telepon masuk. Suami kira dari penumpang. Ternyata bukan.

"Mas, bisa telepon satu jam lagi gak ya? Saya baru nerima orderan nih.." begitu ucapan suami kepada sang penelepon.

Sepertinya sang penelepon menolak, sehingga suami lanjut mendengarkannya.
"Oh.. update terbaru ya? Hm.. begitu? terus..?"
Kalau saya nguping sih, sepertinya peneleponnya dari Grab.

Beberapa menit kemudian suami menghampiri saya,

"Mi, minta nomor rekening Mandirimu.."
Weits.. asik ada yang mau transfer! pikir saya.

"Bentar ya Mas, saya ga hapal nomor rekeningnya." sahut suami pada si penelepon. "Oh? Gak perlu ya? Gpp? Ya udah.."

Haaaa? Alarm di kepala saya berbunyi. Bagaimana cara orang mau transfer tanpa tahu nomor rekening tujuan? Saya langsung teringat modus penipuan menggunakan e-cash Mandiri. Sering banget baca cerita seperti itu. Dan.. oh iya, bukankah official Bank untuk Driver Grab adalah CIMB Niaga?

Lebih curiga lagi saat suami mulai  mengeluarkan motor dari dalam rumah.

"Mau kemana?" tanya saya.
"Ke ATM."
"Bisa ceritain dulu gak ini soal apa?"

Dia hanya mengedipkan mata sambil tersenyum. 
Telepon masih terhubung.
FIX.
Saya yakin 100% si penelepon sedang mengarahkan suami untuk transfer uang padanya.
Berhubung suami tampak terburu-buru, saya tidak sempat ngomong apapun kecuali, 
"Hati-hati.."
Satu-satunya yang membuat saya gak terlalu galau adalah..
Rekening Mandiri yang kartu ATMnya dipegang suami itu isinya KOSONG. Heuheu
Maklum udah lama gak dipake.

Menit demi menit berlalu. 
Waktu berjalan terasa amat lambat.
Kemudian turun hujan. 
Menambah suasana semakin gelap.

Bapak mertua menghubungi nomor suami berkali-kali, tidak diangkat.

Sekitar 10-15 menit kemudian suami kembali, kehujanan.

"Ternyata penipuan." begitu kalimat pertamanya.
"Tuh kaaan!" saya berseru. "Duit ada yang ilang?"
"Enggak.." jawabnya.

Kemudian ia ceritakan detailnya, bahwa si penelepon mengaku dari Grab. Katanya, untuk orderan yang suami confirm barusan, tidak apa-apa di-cancel. Tidak akan mempengaruhi performance

Dengan panjang lebar si penelepon menginfokan bahwa Grab memiliki program baru yaitu PayPro, dimana Grab akan memberikan bonus dari awal Driver bergabung sampai sekarang. Bonus ini harus diberikan per tanggal 30 (Saat itu tanggal 30 September). Kalau tidak, bonus akan hangus dan akun driver akan di suspend.

Ancaman suspend membuat suami terus mendengarkan apa yang penelepon katakan. Suami awalnya agak percaya. Namun saat akhirnya si penelepon mengarahkan untuk ke ATM, di situlah suami sadar bahwa ini tidak benar.

Meskipun begitu, suami penasaran dengan modus si penelepon. Suami mencoba mengiyakan semua instruksi, hingga pergi ke ATM. Di ATM, suami pura-pura melaksanakan instruksi si penelepon. Sengaja ia berkali-kali gagalkan transaksinya, yang membuat si penelepon marah-marah, “Yang bener dong Pak!”

Dari instruksi penelepon, suami jadi tahu tentang E-cash Mandiri, dimana kita bisa mentransfer uang ke nomor hape. Kalau saya googling sih, pemilik nomor hape bahkan tidak perlu memiliki rekening di Bank Mandiri untuk memanfaatkan E-Cash ini.

Baiknya sih kalau memang merasa ada kejanggalan, kita bisa hubungi Call Center Mandiri atau cek website resmi Mandiri E-Cash.

Long story short, suami kemudian menutup telepon dan menghubungi Grab pusat. Grab pusat mengonfirmasi bahwa itu adalah penipuan.


Si Penipu Gagal berusaha menghubungi lagi namun suami abaikan. Ia juga mengirim pesan berisi kata-kata kasar dan amarah. Bahkan mengancam akan memblokir Grab ID suami. Suami hanya tertawa dan mempersilakan penipu untuk memblokirnya.


---

Berat amat yak jadi ojek online (ojol).
Udahlah dijadikan target penipuan, eh sekarang ada kemungkinan dilarang beroperasi oleh Dishub Jabar.
Bagaimanapun, kami bersyukur Allah masih melindungi, dan semoga selalu melindungi.

Supaya kita ga jadi korban penipuan e-cash, ada beberapa langkah yang bisa kita ikuti di sini.


Be careful, guys!