Jadi tema @writingsession kemarin adalah LAUT. Saya pun mencuri sedikit waktu kerja saya untuk menulis beberapa bait puisi. Pada akhirnya, memang sih karya saya itu ga menang Best Of The Night tapi tapiiii... tumben-tumbenan nih adminnya ngasih komen! Asiiiik..
Aku share ya.
Berikut ini puisiku dan komen dari admin writingsession ^_^
Laut dan Langitaku laut
engkau langit
manusia mengira, kita bertemu pada cakrawala
padahal tidak begitu adanya
laut mengusap pantai dengan ombaknya
langit bercengkerama dengan awan-awannya
manusia di pantai melihat kita bersama-sama
padahal kita hidup sendiri-sendiri
warnaku biru laut
warnamu biru langit
apakah manusia tahu, biruku sebenarnya adalah pantulan birumu?
adakah manusia yang benar-benar memahami kita
tak melihat dari indahnya saja
karena aku laut dan engkau langit
meskipun serasi,
mustahil duduk saling bersisi.
Komentar admin:
Pertama kali membaca puisi ini, admin langsung sadar bahwa di dalam puisi ini tidak ada satupun huruf kapital yang digunakan.Berhubung puisi adalah karya yang bebas (terlalu bebas, malah), saya penasaran sendiri, apakah ada filosofi tersembunyi di balik fakta tersebut. (masih belum terjawab sampai sekarang)Metaforanya bagus. Meskipun laut dan langit sama-sama biru, tetapi mereka biru yang berbeda. Meski berbeda, tetapi yang satu hanyalah pantulan dari yang lain.P.S : pertanyaan singkat, manakah yang memantulkan biru? Apa laut = pantulan biru langit, atau langit = pantulan biru laut? Ada teori yang mendukung keduanya loh ;)
Hohohhoo..
Saya balas komen admin ah.. (meskipun saya gak yakin admin akan mampir ke blog ini dan membaca balasan saya)
Ya, memang saya sengaja gak pake huruf kapital. Ada alasannya tapi ga ada filosofinya. Jadi sebaiknya saya rahasiakan saja karena alasannya ga seru banget :p
Metaforanya bagus? Trims. Sebenarnya saya agak maksa memuat tentang pantulan biru itu karena secara makna ga ada hubungannya dengan bait pertama dan terakhir. Tapi bisa-bisa aja sih dihubungkan kan ada tali *apasih
Ketika menulis puisi ini, saya berpikir lautlah yang memantulkan warna langit. Setelah membaca komen admin, saya baru ingat tentang teori yang menyebut bahwa langitlah yang memantulkan warna laut. Tidak usah diperdebatkan. Mungkin mereka saling memantulkan warna satu sama lain (???)
Eniwei, puisi ini saya kirim buat dibedah di tempat belajar saya menulis: Kelas Cendol. Penasaran deh pengen tahu komentar para cendoler.
Kalau komentarmu, apa? :)
puisi ini biasa.
BalasHapusnamun tetap bisa memberi satu kesan pada cara kita berfikir.
yahh aku suka :)
BalasHapusi like it
BalasHapus