OMG.. saya tidak menyangka akan mengenang Bandung se-baper ini. Hiks. Saya pikir setelah bekerja di Bandung dan berjodoh dengan orang yang bekerja di Bandung, saya akan tinggal di Bandung selama-lamanya, jadi ga akan galau mengenang The Unforgettable Bandung saat ini.
Nyatanya beberapa bulan terakhir saya tinggal di Sumedang sampai batas waktu yang belum ditentukan. Harap maklum kalau kadang-kadang dalam pikiran saya terbersit sebuah tanya, "Ya Allah, kapankah hamba ke Bandung lagi? Hamba pengen ke Bandung ya Allah. Pengeeeeen banget..."
*kemudian menangis di bawah shower
*padahal ga punya shower
Saya ingat, dulu
Bandung - Purwokerto - Bandung - Lhokseumawe - Bandung -Jatinangor - Bandung.Iya, segitu relate dan cintanya saya sama Bandung, saya yakin masa depan saya ada di Bandung *naon seh
Kemanapun aku pergi, Bandung adalah tempat aku pulang.
Okelah daripada pembukaannya makin ngalor ngidul, langsung aja yuk simak beberapa lokasi di Bandung yang kalau saya ingat-ingat, bikin saya senyam-senyum sendiri karena pengalaman romantismenya *eeaaaa.
1. Zoe Cafe & Library
Zoe ini adalah sebuah kafe sekaligus tempat penyewaan buku dan majalah. Lokasinya di Jl Pager Gunung No 3, dekat Universitas Padjadjaran Jl Dipatiukur. Di sinilah saya dan seorang laki-laki bernama Yoga pertama kali bertemu dan berkenalan. Cerita pertemuan kami pada Januari 2012 lalu itu sudah saya tulis di notes Facebook. Siapa sangka dari perkenalan itu berlanjut ke pelaminan? *cieeh
Ini waktu pertama kali ke Zoe lagi setelah punya anak :') |
2. Rumah Makan Dago Panyawangan
RM Dago Panyawangan adalah sebuah restoran khas sunda di. Jl. Ir.H. Djuanda. no 127, tak jauh dari kampus ITB.
Sumber : Sebandung.com |
Sebelumnya memang kami sempat pacaran
Saya pernah curhat di blog tentang salah satu destinasi impian saya: Kawah Putih, Ciwidey. Kawah Putih tampak indah sekali di film Heart. Hahaha.. Jadilah saya mupeng. Saya sudah lama tinggal di Bandung tapi belum pernah ke Kawah Putih! Sedih kan?
Bulan Mei 2013, Pak Yoga yang sudah membaca postingan blog itu lalu mengajak saya ke Kawah Putih. Wuaaaaah, senangnya!
Pose duluuu |
ALERT!
Tidak seperti 3 lokasi di atas, 4 lokasi di bawah ini bukan tempat umum jadi gak bisa dikunjungi ya :p
Ini adalah komplek tempat tinggal Uwak Tuti, kakak sulung dari ibu saya.
Berhubung orangtua saya gak punya rumah di Bandung, saat Pak Yoga mau melamar dengan keluarga besarnya dari Sumedang, dipilihlah rumah Uwak Tuti ini sebagai tempat acara.
Sayang banget foto-foto dokumentasinya hilang entah kemana.Tapi sudahlah, yang penting acara lamaran resmi di bulan Juni 2013 itu berjalan lancar ^^
5. Kosan Jalaprang
Setelah menikah pada bulan Oktober 2013, kami tinggal di sebuah kosan di Jl Jalaprang, Sukaluyu. Ke sana cuma bawa baju dan peralatan mandi karena di kosan itu sudah ada fasilitas kasur, lemari, dapur dan kamar mandi umum.
Kasurnya ukuran single jadi yah.. syukuri saja jadi tidurnya ga bisa jauh-jauh. Hwkwkwkwk
Belum lama ngekos di sana, ada insiden yang menyebabkan tagihan air membengkak. Bukan salah kami, tapi pemilik kosan membebankan tagihan itu pada kami. Langsung Pak Yoga memutuskan pindah saat itu juga. Ckckck
6. Pondok Bugis
Per Maret 2014, kami tinggal di Pondok Bugis, sebuah kos-kosan di Jl Cimuncang. Dibanding kosan Jalaprang, kamar di Pondok Bugis jauh lebih luas dengan ventilasi udara dan pencahayaan yang lebih baik. Ada kamar mandi dalam.
Kekurangan Pondok Bugis adalah isinya yang kosong melompong. Jadilah kami membeli kasur pertama kami yang berukuran Queen *asik!*, peralatan makan, sampai beli ember, gayung, dan sapu. Berasa banget deh rumah tangga baru *ehem*
Di sini gak ada dapur jadi saya ga pernah masak. Yeay! *loh
7. Rumah di Jl Gagak
Baru pindah ke Pondok Bugis, saya dinyatakan hamil. Merasa kos-kosan kurang kondusif untuk membesarkan bayi *ya iyalah*, beberapa bulan kemudian kami pun menyewa rumah untuk pertama kalinya.
Rumah itu di Jl Gagak, sekitar 10 menit (kalau naik motor) ke Gedung Sate. Rumah kami kecil, namun berlantai dua, dengan tiga kamar. Salah satu kamarnya kami fungsikan sebagai gudang. Perabotan yang kami miliki pun bertambah: kasur (lagi), karpet, kipas angin, hingga kompor dan peralatan masak.
Setelah melahirkan di klinik bersalin, ke rumah inilah saya (dan bayi kami) pulang. Di rumah inilah saya pertama kali terbangun tengah malam untuk menyusui dan atau mengganti popok. Pertama kali memandikan bayi, sampai pertama kali bikin MPASI homemade.
Mungkin karena inilah rumah itu terasa spesial. Banyak hal-hal baru yang saya alami di sana. Tempat awal saya 'bertualang' menjadi seorang ibu. Seru!
Rumah di Jl Gagak juga jadi tempat PakYoga belajar jadi ayah baru |
Sekarang kami sudah meninggalkan rumah di Jl Gagak. Saya dan Kakang (sekarang 16 bulan) tinggal di rumah mertua di Sumedang. Pak Yoga menyewa kosan di tempat lain, masih di Bandung. Tiap weekend ia menemui kami.
Saya berharap semoga Allah berkenan menakdirkan kami kembali ke Bandung, bersama suami menciptakan romantisme setiap hari, di berbagai tempat yang kami singgahi.
Melupakan Bandung? Tak mungkin aku mampu.
Karena di sanalah hati dan pikiranku tertuju.
Tulisan ini diikutsertakan dalam NiaHaryanto1stGiveaway : The Unforgettable Bandung
Kadang saya juga pingin napak tilas ke tempat yang emnyimpan kenangan, salah satu tempat di Bandung juga menjadi tempat paling berkesan antara dia yang dulu bukan terdekat sekarang menajdi orang paing dekat..hihii
BalasHapusCie cie... Ayo Mak napak tilas :D
HapusSiiin, jangan lupa tempat-tempat dulu kita suka bikin film termasuk Cobek. Itu romantis lho, hihihi
BalasHapusAhahaha.. Cobek ya...
HapusCuma inget Taman Lansia, Gedung Pos, dan GOR apa tuh yang adegan tarik tambang p*tng susu :))
Semoga impiannya untuk bisa segera berkumpul di Bandung terwujud. Makasih ya sudah ikutan GA saya. :)
BalasHapusduuuuh, itu ada kawah putih. suasana yang sejuk dan eksotis, jadi inget pas hujan hujanan berduaan di sana sambil berpayungkan jaket. jadi mengingatkan, teh Sinta.. best moment
BalasHapus