Minggu, 27 Februari 2011

February Happy

Entah kenapa akhir-akhir ini aku agak bosan blogwalking. Apalagi kalau isinya adalah tentang sang blogger yang menceritakan tentang dirinya sendiri (Appaaaa?? *dipelototin para blogger*). Haha. Tenang, tenang. Toh blog aku isinya juga kayak gitu. Semuanya tentang aku. Hihihihi.. :D

Aku peringatkan, mungkin bagi kalian postingan ini akan tidak menarik. Masih tentang aku. Tapi aku hanya ingin bercerita. Hanya ingin berbagi kebahagiaan di bulan ini :)

Di awal Februari, ada kesedihan yang aku rasakan, karena berpisah dengan seorang teman. Aku sempat menganggap bahwa kehilangan teman adalah kegagalan yang besar. Tapi sekarang aku merasa kehilangan dia adalah sebuah “prestasi”. Banyak orang yang terjebak dalam hubungan yang tidak membahagiakan, namun tetap bertahan dengan banyak alasan. Good bye is always hurt whether it is the right thing or not. Jadi kalau aku bisa memutuskan, berani mengambil resiko “hurt” itu, berarti aku hebat dong? *muji diri sendiri*.

Sekarang aku malah takjub, karena “hurt” dan kesedihan itu kini hilang tak berbekas. Cepat sekali! Mungkin karena faktor dari dia juga sih. Kalau dia bersikap baik & manis, pasti aku akan semakin menyesal dan berat hati. Tapi karena dia tetap menyebalkan, aku justru merasa beruntung dan bersyukur telah jauh darinya. Hehe. Sungguh, hidupku sekarang jauh lebih tenang tanpanya :)

Next.
Tanggal 9 Feb, aku menjalani operasi kecil di jari kaki karena adanya penyakit yang sungguh tidak elit: mata ikan. Menurut aku itu penyakit sepele *meremehkan, jangan ditiru*. Karena keterlambatan & kesalahan penanganan penuh kesotoyan (ternyata ga boleh pake Cal**sol), mata ikannya jadi parah. Pas aku ke dokter, vonisnya langsung: harus diangkat alias dioperasi. Krik. Krik. Krik. Okay.

Aku sempat pasrah akan menghadapi operasi itu sendirian. Tapi surprisingly, Nurul datang menyusul ke rumah sakit bersama tiga ‘adikku’ yang lain: Ami, Ata, dan Ayu (3A!). Gile, bawa pasukan gitu dia. Aku seneng dong. Pas keluar ruangan operasi, di ruang tunggu yang berkapasitas puluhan orang itu cuma tinggal mereka berempat, melihatku dengan antusias. Jadi pengen ketawa haru. Apalagi kemudian merekalah yang ke apotek membelikan obat dan Ayu yang mengganti perban pertamaku (sekalian mengajariku bagaimana mengganti perban yang baik & benar). So sweet lah mereka. They are really my second family. Thanks yaaah ^_^

Selain dari dua hal di atas, masih ada foto bareng Siti Nurhaliza, ada premiere internal Flickering Light, ada perpanjangan kontrak, ada pengeditan gambar trial & error yang akhirnya berhasil, ada cerita-cerita pas buka lapak di Jobfair (bisa jadi postingan tersendiri ni), ada keberhasilanku shooting jadi kru sendirian (I’ve told you I can do it!), hingga lolosnya aku dari kebangkrutan di akhir bulan (yeah!)

Tentu saja ada peristiwa-peristiwa tak menyenangkan yang terjadi. Tapi bukankah itulah yang namanya hidup? Yang penting adalah, dalam setiap peristiwa yang kurang menyenangkan, kita mengambil hikmah. Dalam peristiwa yang menyenangkan, kita bersyukur. Alhamdulillah…

Bagaimana Februari-mu, teman? :)

Jumat, 25 Februari 2011

B.E.A.U.T.Y

Ceritanya, Training Officer (TO) lagi bikin modul buat pelatihan SPG. Salah satu materinya adalah “dandan”. Kalau mau pake makeup lengkap sih, ada sekitar 10-11 tahap. Tapi di modul ini disingkat jadi enam saja:

  1. Bersihkan wajah
  2. Pakai alas bedak (foundation)
  3. Pakai bedak
  4. Gunakan eyeshadow
  5. Gunakan blush on
  6. Gunakan lipstik

Nah, supaya lebih gampang diingat, keenam langkah itu akan disingkat. Tapi singkatannya ga sembarangan. Harus jadi satu kata yang bermakna, dan tentunya berkaitan dengan dandan mendandani. Contoh yang dia bikin: CANTIK atau CENTIL.

C

Alasi dengan foundation

N

Tambahkan eye shadow

I

K


C

E

N

Tambahkan eye shadow

I

Lipstik

Karena kesulitan, sang TO akhirnya minta bantuanku. Pikir punya pikir, susah lho ternyata. Setelah memutar otak tujuh keliling *pusing*, akhirnya aku punya ide. Aku menyingkatnya dengan kata yang lain: BEAUTY

Bersihkan wajah

Empat jari mengoleskan foundation

Aplikasikan bedak

Untuk mata, gunakan eye shadow

Tambahkan blush on pada pipi

Yang terakhir, gunakan lipstik.

Seperti yang kuduga, dia tertawa, terutama pas bagian “Empat jari”. Hwkwkwkwkwk. Tapi dia mengakui ideku jauh lebih bagus daripada idenya. Ya iyalah. Setidaknya singkatan yang aku buat kan utuh. Sementara yang dia buat bolong-bolong. Hihihi. Peace ah, Bos.

Dia lalu memintaku mencari ide lain untuk menggantikan “Empat jari”. Ckckck. Padahal aku ‘riset’ dulu loh. Aku lihat video tutorialnya. Emang sih, cuma 3 jari yang dominan mengoleskan foundation: telunjuk, jari tengah, & jari manis. Tapi sesekali kelingking & jempol ikutan juga kok. Ga pernah lima jari tapi. Maksimal empat. Beneran deh *maksa* :D

Dia juga minta tolong ke yang lain, ngasih pengumuman ke orang-orang seruangan: “Eh, tolong dong bikinin kalimat berawalan E, tapi isi pesannya ‘pakai foundation/alas bedak’?”

Ini jawaban yang dia dapatkan:

  • Payroll staf : Elus pipimu dengan foundation *kucing kali, dielus*
  • Anak jobtre : Eh Mbak, Mbak, jangan lupa pakai foundation ya! *LOL*
  • Aku : Empat jari pakai foundation! *keukeuh*

Belum puas juga, dia minta aku mencarikan verb berawalan E. Seperti “Efektifkan”, “Efisienkan”, dsb. Apaan tuh? Jadi inget skripsi. Sekalian aja “Elaborasikan”. Hahahaha..

Berjam-jam kemudian, aku mendapat beberapa ide lain:

  1. Ekspresikan wajah cantikmu dengan foundation (???)

  2. Embat foundation, pakai di wajah (eh, embat tuh artinya ambil atau nyuri siy?)

  3. Edarkan foundation ke seluruh wajah *jadi kepikiran pengedar narkoba*

  4. Ealah, pusing amat seh. Bilang aja ‘pakai foundation’ gitu aja kok repot. Hihihi..

Ada yang punya ide lain? :D

Selasa, 22 Februari 2011

Contract Signing :)

Hari ini aku senang.. Kenapa? Karena aku menandatangani surat (perpanjangan) kontrak. Horraaay! Alhamdulillah. Padahal aku udah pasrah aja bakal dipecat, mengingat:
  • Suka browsing internet di jam kerja. Meski facebook udah di block, tapi tetap bisa ngecek notif via email. Hihihi..
  • Kadang-kadang suka datang telat. Abis kan kantorku jauh. Terus aku sering males bangun pagi :p
  • Dulu sering pulang ontime jam 5, dengan alasan ikut mobil jemputan. Aku jadi yang paling cepat pulang tuh. Karyawan lain di ruanganku pada pulang jam setengah 6, jam 6, bahkan bada maghrib.
  • Beberapa hari kemarin aku ga pulang jam 5. Malah pengen tinggal di kantor selama mungkin. Ngapain? Ngedit BTS 89P. Hwkwkwkwkwkw. Tapi kapok ah. Beneran ga enak ni ma supervisor & manajer. Mereka tahu & ga sedikit pun mengkritik. Tapi aku tahu diri lah. Sekarang urusan BTS aku serahkan sama anak buah *ahaaayy*
  • Hasil kerja ku masih cupu.. Terutama dalam segi edit mengedit gambar & video. Baru belajar banget soalnya.

Tapi ternyata aku dikasih kesempatan lagi selama setahun. Seneng dong.. Yah.. meskipun gaji tetap belum memuaskan *biasa, manusia memang ga pernah puas*. Gajiku “cuma” cukup buat makan, jajan, transport, pulsa, laundry, ke warnet, dan nyewa buku. Belum bisa beli baju (halah biasanya juga make punya Nurul tanpa ijin :D), belum bisa ngirim ke ortu (bisa sih, tapi kalau gitu biasanya akhir bulan minta duit lagi ke mereka. Hahahaha), dan belum lunas bayar utang *eh?
Tapi tapi.. aku sadar kok, ini saatnya belajar manajemen uang. Dengan gaji pas-pasan, aku harus..
  • Bangun pagi-pagi dan ikut mobil jemputan. Lumayan. Bolak-balik sehari bisa menghemat 10ribu.
  • Puasa Senin Kamis (hey, luruskan niat, Sinta! Puasa tuh karena Allah, bukan karena pengen hemat. Ckckckc..)
  • Jaga kesehatan, karena kalau sampe sakit, MAHAL bok!
  • Nabung dong. Terbukti celengan bisa menjadi penyelamat di saat kantong kering (jiaaaah.. gini nih kalau punya celengan gampang dicongkel. Heuheu)
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya sih hidup aku ga susah-susah amat. Yang penting kan ga kelaparan, ga kehausan (nyaris tiap hari beli Teh Kotak), tempat tinggal nyaman, bisa nge-net, hangout, baca buku, syuting, denger musik, bisa.. ga abis-abis nih daftarnya. Terlalu banyak hal yang bisa disyukuri.
So…
Let me say.. ALHAMDULILLAH…! :D

Kamis, 17 Februari 2011

GIMP Oh GIMP!

Kemarin aku hampir nangis loh di kantor.
Hahaha.. konyol.

Gara-garanya sepele. Aku harus ngedit gambar. Tapi aku ga bisa. Jadi wee.. pengen nangis. Hwkwkwkw.

Saat itu aku terkenang peristiwa bertahun-tahun yang lalu.
Ketika aku masih SD, aku sering banget nangis pas belajar sama mamaku.
Aku selalu nangis kalau aku dituntut harus bisa, padahal aku belum bisa atau ga bisa (atau yang paling sering sih, ga yakin & ga pede kalau aku bisa).

Tugas yang diberikan atasanku 'sepele' sebenarnya. Cuma bikin persegi panjang putih, taruh di background hitam, terus di atasnya nanti akan ditimpa oleh persegi hitam lain yang ditengahnya sudah berlubang membentuk huruf-huruf.

Kalau dikerjain manual sih, anak TK juga bisa. Nah ini, pake GIMP (Photoshop-nya Linux). Gile. Photoshop yang lebih populer aja aku ga bisa, apalagi yang ini. Haduuuuh.. pengen nangis :(

Tapi beliau tampak sibuk sekali. Kalau ga sibuk, pasti aku diajarin (tapi lebih sering sih dia kerjain sendiri. Heuheu)

Baiklah. Tenang, Sinta.
Pertama, pasang lagu-lagu gembira dulu. Hal ini adalah untuk menaikkan mood yang down.
Kedua, tarik nafas panjang.. hembuskan.
Ketiga, minum air putih.
Keempat, ambil cemilan *eh? heuheu

Pokoknya, tenangkan diri. Terus.. mulai mikir deh. Gimana ya caranya?
Karena aku lebih bisa Corel dibanding Photoshop, akhirnya aku cobalah Inkscape (Corel-nya Linux).
Tapi ga bisa T_T

Akhirnya balik lagi ke GIMP.
Buka "help"
Klik "creating a basic shape".

dan tahukah kamu kalimat pertamanya apa?
"Drawing shapes is not the main purpose for using GIMP."
-_____-'

You are really "help".

Aku close help-nya.
Aku utak atik aja sendiri.

Klik A, klik B, klik C, gagal.
klik D, klik E, klik F, bukan.
klik G, klik H, klik I, surprisingly, berhasil!

AKU BERHASIL! BERHASIL! BERHASIL!
I CAN DO IT!
YEAH!
Huahahahahahahahahahahahaa....

eh, tapi... gimana tadi caranya? *ngasal klak klik sana sini

Ah sudahlah.
Yang penting mission accomplished!
:D :D :D :D :D

Before

After

Kadang ku takut & gugup
Aku merasa.. oo.. tak sanggup.
Melihat tantangan di sekitarku.
Aku merasa tak mampu.

Namun ku tak mau menyerah.
Aku tak ingin berputus asa.
Dengan gagah berani aku melangkah,
dan berkata AKU BISA!

(Aku Bisa - AFI Junior)

Selasa, 15 Februari 2011

Tentang "Orgil"

Akhir-akhir ini aku sering diganggu dengan seseorang yang iseng banget. Dulu dia menghubungiku dengan modus salah sambung, pengen kenalan, bla bla bla. Aku tidak pernah suka dengan orang yang seperti itu. Jadi aku abaikan saja. Lama kelamaan dia pun berhenti menghubungiku.

Tapi baru-baru ini dia menghubungi aku lagi. Katanya dia lagi patah hati karena cintanya ditolak oleh cewek yang namanya mirip denganku (Anita[?]). Katanya dia pengen curhat padaku. Ya ampun!

1. Aku gak kenal dia

2. Aku gak kenal Anita

3. Aku gak mau tahu tentang mereka

4. Siapa elo? Siapa dia? Siapa gue?

5. Zzzzz…. He is the most annoying person in the world!

Sms terakhir yang aku kirim padanya adalah:

“.. Aku terganggu. Aku mau KR berhenti menghubungi aku. Maaf.”

Eh, dia malah balas:

“..Gpp… Tapi dia itu cantik banget loh seperti bidadari..”

WHAT THE ....??? Langsung aku banting HP ku (ke kasur).

Belum pernah aku semarah itu. Aku menamakannya: ngamuk.

Hebat sekali dia. Aku adalah tipe orang yang gak mudah marah, gak suka marah, dan gak suka dibuat marah. Tapi dia berhasil membuat emosiku naik ke ubun-ubun.

Aku curhat ke Putri, teman kosan. Aku bilang padanya: “Kalau besok dia masih sms aku, aku bakal ganti nomor!”

Gak nyampe besok, beberapa menit kemudian dia sms:

“Anita.. I love you more than everything..”

Oke, kayaknya tu orang udah mulai sinting.

Tapi setelah agak lama, setelah emosiku mulai turun dan bisa berpikir lebih jernih, aku merenung. Hey, ngapain aku ganti nomor hanya karena orang yang gak aku kenal? Rugi di aku dong! Lagipula sepertinya dia mulai gila. Masak aku marah-marah ma orang gila?

Akhirnya aku simpan nomornya dengan nama “Orgil 1” dan “Orgil 2”. Dia punya lebih dari 2 nomor, aku yakin. Tapi yang baru aku simpan itu dulu.


Jadi kalau sebelumnya responku begini:

Mendapat sms darinya : bete

Ketika membaca smsnya: emosi

Setelah membaca smsnya: pengen banting HP,


Sekarang berubah menjadi:

Mendapat sms dari “orgil” : senyum

Ketika membaca smsnya: nyengir

"I love you forever anita.."
"..always love you.. so much.."
"Nit maaf saya bisa datangnya besok,, saya mau shalat istikharah dulu nit.."

Setelah selesai membacanya: “Kasian banget sih ni orang,”

Well, menurutku aku cukup berhasil.

Aku berprinsip tidak akan membiarkan hal-hal eksternal (orang, peristiwa) membuatku emosi, marah, atau merasa tidak bahagia. I’ve lost control, I did. Tapi aku bisa ganti perspektif, ganti paradigma.

Hidup itu indah, kawan. Jangan biarkan orang lain membuatmu berpikir sebaliknya.

Stay positive, calm, and fun.

Just get the happiness of February! :)

Kita Menghamba Pada...?

Dapat sms bagus nih dari teman, makanya aku share di sini...

Jika seorang hamba di pagi dan sore hari tidak mempunyai keinginan apapun kecuali Allah SWT semata, maka Allah akan memikul seluruh kebutuhannya.
Tapi jika seorang hamba di pagi dan sore harinya tidak mempunyai keinginan apapun kecuali pada dunia, maka Allah akan membebankan padanya semua yang menjadi keinginannya.
Allah akan meninggalkannya dan menjadikan hatinya sibuk dari ketaatan pada-Nya dengan mengabdi pada manusia sesamanya.

Ketahuilah, setiap orang yang menolak dari menghamba pada Allah, maka ia akan diuji dengan penghambaan pada sesama makhluk, mencintai, dan mengabdinya (Ibnu Qayyim, Al Fawaid)

Sabtu, 12 Februari 2011

Angkot

Malam telah larut.
Saat itu aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumahku di Dipati Ukur.
Dari Dago Plaza, aku naik angkot Kalapa-Dago ke arah Dago.
Aku duduk di samping supir.

Angkot berhenti saat lampu merah di Simpang Dago, pak supir bertanya padaku,
"Mau ke Dago Atas neng?"
"..."
Aku segera tersadar.

"Di sini pak,"
"Hah?"
"Saya turun di sini. Saya mau ke DU," Aku membuka tas.
"Untung saya ingetin. Ini udah di Simpang Dago,"
"Iya, makasih pak," ucapku sambil mengaduk tas, mencari dompet.
"Neng ngelamun sih. Mikirin pacarnya ya?"
"...."
Aku membayar angkot, lalu turun dan menyeberang jalan.
Saat berjalan aku berpikir sambil sedikit menahan malu.

Ah, apakah yang tadi memenuhi pikiranku sehingga aku seperti tidak sadar sedang dimana?
Memikirkan apa?
Memikirkan siapa?
Damn, i can't remember what i was thinking about!

"Neng ngelamun sih. Mikirin pacarnya ya?"

Ah, aku ingat sekarang.
Ya, aku memikirkan pacarku.
Ah tidak, lebih tepatnya, mantan pacarku,
yang baru saja memutuskanku tadi,
di Dago Plaza,
sebelum naik angkot.

Selasa, 08 Februari 2011

Dua Dunia

Aku sudah menduga sebelumnya bahwa status "in a relationship"ku di facebook akan menimbulkan kontroversi seperti ini.

Ada yang percaya, ada yang tidak percaya.
Ada yang mendukung, ada yang protes.

Buat teman-teman yang percaya, mungkin tidak akan heran aku "in a relationship" dengannya. Kami memang sudah (terlihat) dekat sejak lama.

Buat teman-teman yang tidak percaya, berarti kalian lebih tahu tentang aku.
Kalian benar, aku tidak mungkin berpacaran dengannya.
Tidak di dunia nyata.

Katakan saja kami hanya mencari sensasi.
Karena kami sepakat facebook sudah terasa membosankan akhir-akhir ini.

Terbukti kan? Pergantian status kami dari "single" menjadi "in a relationship" telah menghebohkan jagad per-facebook-an.

Tapi sudah ya, teman-teman tak perlu khawatir.
"In a relationship"ku dengannya semu saja, hanya di dunia maya,
karena kami tahu, dan kalian semua tahu,
di dunia nyata, ini tak akan terjadi.

Tidak akan,
selama kami menyebut Tuhan dengan nama yang berbeda.

Di dunia maya, kami saling mencintai satu sama lain.
Di dunia nyata, kami mencintai Tuhan lebih dari segalanya.



sumber foto: gettyimages

Senin, 07 Februari 2011

Jadilah Yang Membanggakan

"..I'm proud of you,, I like your way to get your dream. It's amazing..
..Keren aja sin. You did what you passion on it. It's cooool."
Bukan sekali ini temanku itu "menggombal" seperti itu.
Itu bukan pertama kalinya dia bilang bahwa dia bangga padaku.
Sebenarnya sih, menurutku dia lebih membanggakan dibanding aku. Terutama dari segi prestasi. Tapi yah.. aku siy Alhamdulillah aja kalau ada yang bangga padaku. Heuheu (seneng dong, masa' ga seneng?)

Disadari atau tidak, seperti orangtua, teman-teman kita juga bangga loh, kalau kita melakukan suatu kebaikan dan berprestasi (kecuali yang sirik). Sebaliknya, mereka juga pasti malu kalau kita berbuat sesuatu yang malu-maluin. Aku punya contoh (meskipun ini agak ekstrim)

Pernah ada orang yang "menuding"ku: "Eh, kau kenal gak sama yang namanya A? B? Temen-temen kau kan itu? Mereka bikin video mesum, tau! Sampai masuk koran!"
(bukan, bukan Ariel. Aku ga temenan ma Ariel. Lagipula yang bikin video mesum bukan dia doang kan?)

Clep! Nancep banget tuh kata-katanya. Awalnya aku ga percaya. Tapi ternyata itu fakta. Ya Allah, maluuuuuu... banget rasanya!

Emang siy, kasus itu gak ada hubungan langsung denganku. Tapi tetap saja. Mereka temanku, dan kasus yang menimpa mereka (entah mereka sadar atau tidak) membuat aku & teman-temanku yang lain malu & meringis.

Seandainya mereka bilang, "Kenapa situ yang malu? Kan kami yang dipermalukan?"

Mungkin aku jawab, "Entahlah. Yang namanya malu, seperti rasa yang lain, kan muncul begitu saja, tanpa direncanakan, tanpa bisa dicegah. Aku memang merasa malu. Aku akui itu,"

Sekarang aku sadar, hal-hal yang kita lakukan, berpengaruh pada perasaan orang lain (dalam hal ini, perasaan bangga & malu).
Kamu mungkin bisa bilang, "Apapun yang mau aku lakuin, terserah aku dong! Ini hidup aku, kan?"

Ya, terserah.
Memang, ini hidup kamu.
Kamu bisa milih, ingin seperti apa kamu di mata orangtua, keluarga, dan teman-temanmu?
Ingin jadi orang yang bikin mereka bangga, atau bikin mereka malu?

Terserah kamu.

Kamis, 03 Februari 2011

Perfect Template

Dibanding di komputer kantor dan di warnet kosan,
tampilan blog ini ternyata paling oke di komputernya Robby:


Just Perfect!

Rabu, 02 Februari 2011

Foto Bareng Siti Nurhaliza

Setelah 2 postingan sebelumnya bersedih-sedih ria, sekarang saatnya kembali ke kehidupan normalku yang menyenangkan & bahagia *hayhay

Tanggal 27 Januari lalu, aku diutus atasanku untuk mendokumentasikan sebuah acara di sebuah hotel keren. Perusahaanku menjadi salah satu pengisi acara & 2 orang pejabatnya menjadi pembicara.

Nah! Surprisingly, ternyata di sana ada Siti Nurhaliza dong! Dia gak nyanyi sih (gak tau deh kalau malemnya. Aku di sana cuma sampai sore soalnya), dia datang sebagai businesswoman, sebagai pemilik perusahaan kosmetik dengan merek Simplicity (=Simply Siti= Siti yang simple *azeeek)

Dia menjadi pembicara di salah satu sesi.
Memperhatikan dia berbicara, aku
terpukau.
Dia begitu cantik, elegan, anggun, bersahaja, cerdas, dan tutur
katanya lembut.
Ah, aku jatuh cinta!


Begitu acara selesai, banyak orang minta foto bareng, termasuk teman-teman kerjaku.
Aku gak mau ketinggalan dong, aku juga mau foto bareng dia!


Sebenarnya sih, aku pernah bertekad, ga akan mau foto bareng artis kecuali
Baim Si Pipi Tembem & Rifky Balweel.
Aku pernah melewatkan kesempatan foto
bareng Dewi Sandra, Saykoji, Revalina, Vino G Bastian, Andhika Pratama, dll demi tekadku itu. Tapi begitu melihat Siti Nurhaliza... aww... meleleh rasanya *lebay.

Pas aku update status tentang "Foto Bareng Siti Nurhaliza" di Facebook, seorang temanku ga percaya. Dikiranya aku berkhayal.
Akhirnya aku kasih deh, bukti nyata ini:


Tengok ni awak dah poto kat Siti Nurhaliza!

Dan dia pun speechless melihatnya.
Hihihi...

Senang sangat lah awak ni jumpa Puan Siti.. :)



*Foto diambil tanpa ijin dari facebook Nieke :p

Hari Ini, Satu Tahun Yang Lalu

I’m dead
But I’m happier than my previous life
No more tears


16 Januari 2010.
9.13pm

Pa..
masih banyak banget printilan2 skripsi yang belum dikerjain..

dua orang responden wawancaranya belum selesai..
transkrip hasil wawancara belum dibikin..
bab 4 & 5 masih revisi..
sistematika penulisan.. ada panduannya tapi saking detilnya sinta pusing sendiri..

konfirmasi hasil wawancara ke responden belum..
Huaaaaa... stres..! :-(

pengeeeen banget bisa ngundurin jadwal sidang.
tapi ga bisa, lah.
the show must go on

sebenernya sih merasa siap buat sidang..
kan di sidang mah yang penting bisa ngomong..

tapi ya itu...
skripsi sinta bakal ga lengkap.. :-(

klo dosennya belum ngijinin lulus gimana?
=((

hiks
hiks
Message sent to Dad

16 Januari 2010.
11.19pm.
Message received from Dad
Yang penting..optimalkan Ikhtiar plus doa..siapa tahu Allah memberi kemudahan dan kelancaran...Amin


17 Januari 2010

Aku pusing.
Terlalu banyak yang harus dikerjakan.
Terlalu banyak kekurangan
Terlalu membingungkan
Aku tidak siap sidang

Aku menangis.

18 Januari 2010
1.56am


jam 01.30 WIB
Dan sinta masih bingung bagaimana merevisi Bab 4 & 5 ini.
Transkrip masih belum selesai. Padahal Sinta udah men-delete beberapa responden biar ga banyak bikin transkrip.
Tetap saja.

Tinta printer habis.
Masih buanyak bgt yang harus di print.
Padahal 6 eks. skripsi harus dikumpulin paling lambat jam 10.00 WIB di Jatinangor.

Sinta dari kemaren2 pengen begadang.
Baru bisa begadang malam ini.
Tetap saja.
Otak Sinta juga susah diajak mikir jam segini.

Sinta belum siap, Pa. :-(
Bukannya Sinta takut sidang.
Semata-mata karena Sinta memang merasa belum mampu mempertanggungjawabkannya.
Belum siap lahir batin.

Ibaratnya mau perang,
Sinta bukannya takut sama musuh,
tapi memang sinta belum selesai berkemas-kemas,
belum menguasai senjata.

Kalau sinta paksa sidang selasa,
takutnya sinta bahkan ga tau argumentasi apa yang bisa Sinta pake,
karena toh Sinta sendiri merasa apa yang sinta tulis di skripsi itu belum memuaskan untuk dianggap benar.

Sinta pengen mundurin tanggal.
kalau boleh (dan kalau jurusan juga mengijinkan)
sinta pengen sidang skripsi tanggal 2 Februari..

Gimana, Pa?
Message sent to Dad

Aslm. Ibu, revisi Bab 4 & 5 sy blm selesai. Msh m’pelajari ttg kategorisasi.
Transkrip wawancara blm slesai semua. Sy mrasa skripsi sy blm siap utk sidang bsk.
Klo sy mundurin tgl sidang bs ga y, bu? Mnurut ibu bgmn?
Message sent to Pembimbing 1 @05.45 WIB


Setelah mengirim sms itu, aku berbaring. Mencoba tidur.
Teh Ana menyuruhku bangun dan melanjutkan skripsiku.
Aku bilang padanya kalau aku tidak mengerti tentang kategorisasi yang harus dibuat untuk perbaikan skripsiku.
Aku telah memutuskan untuk tidak sidang besok.
Tapi ia kemudian membantuku membuat kategorisasi
Ia juga menyuruhku meminta bantuan anak-anak kosan yang hari itu nganggur, buat bantuin aku menyelesaikan pernak-pernik skripsi.
Dan diriku yang lain, tidak rela aku menyerah lalu tidur kembali
Tubuhku ingin bergerak.
Berusaha melakukan apa yang aku bisa.
“Kerjakan saja sekarang, berhasil atau tidak, lihat saja nanti.”
Maka aku pun menulis skripsi lagi.
Dan meminta tolong Putri & Ami membuatkan transkrip wawancara


Aku mengumpulkan skripsi ke jurusan pukul 3 sore.
Terlambat 6 jam dari waktu yang ditentukan.

Pulangnya, aku menemui Nisa & Dg. Masih di kampus.
Dan aku pun menangis di depan mereka.
Sekali lagi menyatakan bahwa aku tidak siap sidang.
Skripsiku belum selesai!

***

I’m sorry for rejecting your call, bicky.
I just don’t wanna let you hear me cry.
Message sent to Bicky

Do you have alter ego?
Another different person live in you?
I have one.
And she pushing me in front of lions without any weapon
How come she do that to me?
Message sent to Bicky

I’ve choose to die.
Messages sent to Bicky

***

19 Januari 2010

Pukul 8.30 WIB,
Ketua sidang menanyakan kesiapanku.
Hatiku ragu.
Namun atas nama konformitas dan formalitas, aku menjawab, “Siap”.


Dan terjadilah.
Tak penting aku ceritakan detailnya.

***
I’m dying.
Message sent to bicky
***

Aku habis tercabik-cabik
Sakit.

Aku menangis lagi.

Bukannya aku takut tidak lulus.
Kelulusan hanya soal waktu.
Kalau tidak lulus saat ini, berarti ada saat yang lain.

Aku sedih semata-mata karena aku mengecewakan orang tuaku.
Aku sedih karena aku belum memaksimalkan kemampuanku saat menulis skripsi.
Aku sedih karena menyadari kesalahan dan kemalasanku selama ini.

Ampuni hamba, Ya Allah…
Ampuni hamba..
Astaghfirullah..


Pukul 16.50 WIB
Aku dinyatakan tidak lulus.
Tapi aku tidak menangis lagi.

Allah selalu memberikan yang terbaik.
Aku selalu percaya itu.


Aku pulang bersama Nisa, Indri, Dg, dan Ernest,
yang menemaniku sidang dari pagi.
Bercanda dan tertawa sepanjang perjalanan.
Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur hari itu.


I’m dead.
But I’m happier than before
No more tears
Message sent to all of you




Ceritanya,
Tulisan ini aku publikasikan di facebook tanggal 20 Januari 2010,
hanya 15 orang Very Important Person On My Friendlist yang aku tag & aku perbolehkan membacanya. Semuanya memberikan motivasi dan dukungan.

Hari ini, 1 tahun yang lalu, aku mengulang sidang skripsi, dan dinyatakan LULUS.
Alhamdulillah.. :)


*Tulisan ini mengalami editing ulang tanpa mengubah substansi

Selasa, 01 Februari 2011

.. berakhir di Januari..

... sampai di sini kisah kita
jangan tangisi keadaannya..
bukan karena kita berbeda
dengarkan, dengarkan lagu
lagu ini melodi rintihan hati ini
kisah kita berakhir di Januari...
(Glenn Fredly - January)
Tadi malam adikku memutar lagu itu keras-keras. Sengaja, untuk menggoda seorang temannya yang (mungkin) baru saja berpisah dengan seseorang. Sang teman hanya senyam-senyum malu, dan tertawa melihatku justru karaokean & menyanyikan lagu itu dengan semangat (dan suara fals).

Sebenarnya aku nyanyi dengan penuh penghayatan loh. Gimana enggak? Coz sebenarnya aku pun baru berpisah dengan seseorang *aihh.. curcol nih.

Ya, aku "resmi" berpisah dengan seseorang.
Sebenarnya sudah sejak setahun lalu aku merasakan ketidaknyamanan. Tapi belum ada alasan kuat untuk menjauhinya. Karena itu aku bertahan.

Pada akhirnya aku tiba pada suatu titik, di mana aku tidak sanggup menjalaninya lagi.
Aku katakan unek-unekku padanya, aku ucapkan terimakasih & permohonan maaf, aku katakan bahwa segalanya telah berakhir.
Surpraisingly, ternyata dia menerimanya.
Hmm.. baguslah. Itu akan membuat segalanya lebih mudah (atau tidak?)

Aku sedih. Sedih banget sampe nangis.
Tapi mau bagaimana lagi?

Hubungan apakah yang bisa dipertahankan jika telah lenyap rasa sayang, rasa percaya, sikap menghargai, & respectfulness?
Hubungan apa yang bisa diharapkan jika pada setiap kebersamaan yang terasa hanya ketidaknyamanan?
Kami sepertinya bahkan sudah sama-sama tidak peduli satu sama lain.

Aku berharap, ini adalah keputusan yang tepat. Karena jika aku tetap diam & membiarkannya berlanjut, yang ada aku akan selalu makan hati.
Aku bertanggungjawab terhadap kebahagiaanku sendiri.
Maka jika bersamanya aku tidak bahagia, bukankah lebih baik kutinggalkan saja?



Just in case kalian salah paham, tidak, dia bukan pacarku.
Dia hanya seorang teman. Teman yang cukup akrab, yang sering terlibat dalam produksi film/video bersamaku. Bahkan, ia sempat jadi freelancer di tempatku bekerja.

Hari ini aku menyelesaikan naskah untuk produksi.
Aku ingat, beberapa waktu lalu ia bilang ingin membuatkan shotlistnya.
Sebelum ini, aku merasa sangat terbantu, karena shotlist itu adalah pedoman penting untuk pengambilan gambar saat syuting nanti.

Tapi setelah perpisahan ini,
Sepertinya aku tidak akan melibatkannya lagi.
Dan sekarang, aku membuat shotlist itu sendiri.
Membayangkan bahwa syuting nanti akan berlangsung tanpanya..
rasanya ingin menangis :'(

Tapi aku gak boleh manja.
I know i can do it my self!

O, February!
I believe now & then,
I'll always be happy,
always be happy!

*baca mantra