Sabtu, 12 Februari 2011

Angkot

Malam telah larut.
Saat itu aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumahku di Dipati Ukur.
Dari Dago Plaza, aku naik angkot Kalapa-Dago ke arah Dago.
Aku duduk di samping supir.

Angkot berhenti saat lampu merah di Simpang Dago, pak supir bertanya padaku,
"Mau ke Dago Atas neng?"
"..."
Aku segera tersadar.

"Di sini pak,"
"Hah?"
"Saya turun di sini. Saya mau ke DU," Aku membuka tas.
"Untung saya ingetin. Ini udah di Simpang Dago,"
"Iya, makasih pak," ucapku sambil mengaduk tas, mencari dompet.
"Neng ngelamun sih. Mikirin pacarnya ya?"
"...."
Aku membayar angkot, lalu turun dan menyeberang jalan.
Saat berjalan aku berpikir sambil sedikit menahan malu.

Ah, apakah yang tadi memenuhi pikiranku sehingga aku seperti tidak sadar sedang dimana?
Memikirkan apa?
Memikirkan siapa?
Damn, i can't remember what i was thinking about!

"Neng ngelamun sih. Mikirin pacarnya ya?"

Ah, aku ingat sekarang.
Ya, aku memikirkan pacarku.
Ah tidak, lebih tepatnya, mantan pacarku,
yang baru saja memutuskanku tadi,
di Dago Plaza,
sebelum naik angkot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar