Bawa nampan, talenan, dan pisau di depan TV (masak sambil nonton).
Ambil kacang panjang, dan dipetikin.
Kata Mama dia aja yang metik. Aku motong jagung aja.
Okay.
Aku ambil jagung.
Aku potong, tapi mentok coz batangnya keras banget.
Aku tekan pisaunya, telapak tanganku sakit jadinya.
Akhirnya aku geprok-geprok aja.
Tau ga geprok-geprok? aku banting-banting jagungnya di talenan dengan pisau yang menancap.
Si Mama ngakak keras-keras.
Si Papa ngebelain kalem, "Ga diajarin Ma, di kuliah..."
Anehnya, bagi Mama gampang aja tuh.
Ditekan doang, jagungnya terbelah.
Ckckckckc.
Terus aku ngupas labu.
"Bagi dua, kupas kulitnya", kata Mama.
Aku melaksanakan.
Tapi kata Mama cara mengupasku salah.
Dia mengajari.
Aku masih motong-motong labu ketika Mama teriak di dapur,
"Cepetan dong! Udah mendidih nih airnya!"
Setelah selesai, aku bawa nampan berisi kacangpanjang, jagung, dan labu itu ke dapur.
Mama mencucinya dan memasukkannya ke dalam air mendidih,
setelah sebelumnya memasukkan kacang tanah.
Ia menyuruhku mengiris bawang merah dan bawang putih.
Aku iris.
Tapi katanya aku salah.
Ga ada cara motong bawang kayak gitu.
Mengiris bawang harusnya memanjang (vertikal, bukan horizontal)
Tugasku sampai di situ saja.
Mama mengerjakan sisanya.
Beberapa menit kemudian, sayur asem matang.
Aku makan dengan sayur asem.
Enak sekali.
Aku menghabiskan jagungnya dua potong!
Lain kali aku ingin memasak sayur asem lagi.
Terimakasih Mama, telah mengajari aku masak.
*lol
*tulisan gaya anak SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar