Yang paling berat bagiku adalah bahwa aku tidak akan lagi bebas bermimpi seperti dulu, bebas berganti cita-cita kapanpun aku mau.
Aku akan dihadapkan pada realita, yang mungkin tak semanis mimpi.
Aku tak kan lagi bisa bersenang-senang dan bertingkah kekanakan, karena semua orang akan menganggapku dewasa. Mau tidak mau, aku dituntut untuk mandiri. Dituntut untuk ‘mempresentasikan’ apa saja tujuan hidupku, dan langkah apa yang akan aku ambil.
Aku punya banyak cita-cita, sehingga aku bingung sendiri bagaimana mencapainya.
Aku pernah mendiskusikan keinginanku untuk bekerja disini dan disana kepada Mama. Aku katakan pada Mama, kalau aku takut ditolak dan takut gagal.
Mama berkata bahwa aku sebaiknya menerima pekerjaan apapun yang pertama kali kudapatkan. Meskipun mungkin tidak sesuai dengan yang aku inginkan, meskipun tidak sesuai dengan yang aku cita-citakan.
Aku tidak setuju. Tapi Mama memiliki pengalaman hidup lebih banyak. Dan itu menjadi alasan yang cukup bagiku untuk mempertimbangkan apa kata Mama.
Mungkin Mama berpikir, realistis sajalah. Masih untung bisa dapat pekerjaan.
Dan sejak saat itu, aku merasa mimpi-mimpiku terancam.
Aku tidak ingin mengubur impianku, tentu saja. Tapi aku harus bersiap-siap jika kenyataan berkata lain.
Waktuku untuk bermimpi tinggal sebentar lagi.
Paling lama, sampai aku diwisuda. Setelah itu,
Welcome to the jungle.. You have to do something, You have to earn money.
Good bye, idealism. Welcome to the capitalism industry..
Selamat datang di dunia orang dewasa…
Karena itu, disini aku ingin menulis mimpi-mimpiku. Semoga bisa menjadi prasasti, yang akan mengingatkan aku pada tujuan hidupku. Paling tidak, tujuan hidupku ketika mahasiswa. Karena mungkin, setelah bekerja, tujuan hidupku akan berubah. Berubah setelah berhadapan dengan realita.
Hidup yang aku impikan adalah seperti ini..
1. Bekerja di rumah. Entah itu dengan bisnis online, menjadi blogger profesional, freelance writer, membangun bisnis rumahan, dan/atau MLM. Semata-mata karena aku ingin menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya dengan keluargaku. Menemani Mama yang sering sendirian di rumah karena suami dan anak-anaknya pergi beraktivitas.
2. Menjadi asisten sutradara, asisten produser, atau kru lain di Demi Gisela Citra Sinema. Aku ingin sekali menjadi bagian dari sebuah tim yang menghasilkan karya film/sinetron berkualitas dan bernafaskan Islam.
3. Menjadi bagian di film Edensor, atau bahkan Maryamah Karpov (jika memungkinkan untuk difilmkan).
4. Ingin banyak berjalan, ke seluruh Indonesia dan seluruh dunia. Untuk yang satu ini, aku tidak ingin banyak menuntut dari segi bidang pekerjaannya. Apakah jadi kontributor, wartawan, pegawai Deplu, Depparbud, Staf PBB, karyawan perusahaan multinasional, MLM, fotografer, kurir, supir, sampai tukang bawa lampu syuting juga oke >.<. Yang pasti, ga mungkin jadi pramugari :p
5. Menikah di usia 24 tahun, dan kalau punya bayi, akan berhenti bekerja sampai dia (dan adik-adiknya, kalau ada) masuk SMA.
\
6. Kuliah S2, dan menjadi dosen, atau konsultan.
7. Kalau sudah pensiun, akan menikmati hidup dengan banyak beribadah dan berkebun :-)
Hey, ternyata poin 1-4 agak ga nyambung ya? Hihi.. Pantas saja aku bingung. Tapi tak apa. Biarlah begitu. Aku hanya bisa merencanakan. Tuhan yang menentukan.
Ya Allah, lihatlah hamba-Mu ini. Bahkan merencanakan hidupnya pun ia tidak pintar. Tapi hamba yakin, Ya Rabb. Engkau selalu, selalu memberi yang terbaik bagi hamba. Hamba serahkan hidup dan mati hamba pada-Mu ya Allah..
Aku telah ‘memesan’ masa depan. Biarkan Allah mengurus segalanya. Tugasku kini satu. Berhenti bermimpi dan mulai bertindak.
Menyelesaikan skripsi
Belajar untuk sidang komprehensif
Bersiap-siap sidang skripsi
Mengakhiri status mahasiswa
Ya Allah, mudahkan segalanya.
Amin.
Bagaimana dengan kamu? Apa mimpimu? Apakah kamu sedang mengejarnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar