Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah.Mohon Maaf Lahir Batin :)
Rabu, 31 Agustus 2011
Happy Ied Mubarak 1432 H!
Rabu, 24 Agustus 2011
Tumblring!
Sabtu, 20 Agustus 2011
@haspahani
1. Aku membaca sebuah blog. Sang blogger bercerita bahwa ia pernah memberi kata "cupid" pada @haspahani untuk dibuatkan sebuah sajak (atau puisi? -aku ga tau bedanya). Dan @haspahani itu benar-benar membuatkan tweet sajak dari kata "cupid" yang kebetulan pas dengan situasi hati sang blogger.
2. Penasaran, aku lalu mem-follow @haspahani.
3. Suatu hari, tanggal 18 Juli, @haspahani meminta pada followersnya satu kalimat berakhiran M untuk ia buatkan sajak.
4. Aku memberinya kata "MURAM".
5. Lalu ia pun nge-tweet dengan me-mention ku di akhir sajaknya:
"Di sinikah kita janji ketemu?
Di muara muram ini?
Aku elu-elu dari hulu,
kau jerat jerit elang laut itu.
Di muara murung ini?"
6. Wuiiih! Senengnya dibuatkan puisi! Belum ada yang membuatkan puisi untukku.. *terharu* meskipun aku ga ngerti makna puisinya *huuuuuu.
7. Satu bulan kemudian, saya menemukan artikel atas nama Hasan Aspahani di koran Batam Pos.
8. Ternyata eh ternyata.. beliau adalah.. GM & Pemimpin Redaksi Batam Pos! Woooooowwww!
9. Sama sekali ga nyangka aku satu kota dengan beliau. Secara jarak fisik, beliau lebih dekat dari yang kuduga.
Mimpi Absurd
Rabu, 17 Agustus 2011
The Host
Suatu hari, Sinta, Yusuf, dan Rama duduk di depan TV menonton sebuah film yang disewa dari Video Ezy *bukan iklan*.
Sinta : "Ini film horor loh.."
Di layar TV, muncul judul tanpa subtitle: THE HOST.
Yusuf : "HANTU. Ya teh?"
Sinta : "Bukaaaaaann! Ini tentang monster ikan,"
Rama : "Hantu itu GHOST,"
Sinta : "Pinteeeeerrr...!" *angkat jempol*
Yusuf : "Terus The Host apa dong artinya?"
Nah loh.
Apa ya..? Sinta berpikir.
Yang pasti The Host adalah buku karya Stephenie Meyer setelah The Twilight Saga.
Di buku itu sih artinya "Inang".
Tapi kayaknya di film ini bukan itu deh artinya.
Jadi apa dong?
The Host.. Hostes...
Akhirnya Sinta pun menjawab dengan ragu,
Sinta : "Tuan Rumah."
Rama : "Host itu PEMBAWA ACARA,"
Sinta : "PINTEEERR!" *angkat jempol lagi*
Cerdas banget ya Rama? Sebenarnya Sinta juga sempat terpikir "pembawa acara". Tapi...
Yusuf : "Masak judul filmnya 'Pembawa Acara'?"
Di layar TV muncul penampakan sang monster.
Sinta : "Yah... monster ikan itulah pembawa acaranya..."
Kemudian hening.
Catatan:
Sampai sekarang, makna kata The Host sebagai judul film itu masih menjadi misteri.
Sumber gambar: Forbidden Planet, The Mad Challenge.
Senin, 15 Agustus 2011
Aku Membenciku
Aku membenci mataku yang melihat dia begitu sempurna,
Padahal ku tahu pastilah tidak begitu adanya.
Aku membenci otakku yang berandai-andai dia untukku,
Padahal itu hanya ada dalam imajinasiku.
Aku membenci hatiku yang mengabaikan memoriku
yang berteriak, “Hei! Ingatlah kesalahan dia yang telah lalu!”
Aku membenci bibirku
Yang tak mampu mengatakan padanya “Jauhi aku!”
Aku membenci diriku
Yang menyediakan untuknya ruang hatiku.
Aku membenciku.
Selasa, 09 Agustus 2011
Tired But Happy
Sahabat saya yang sudah menikah pernah bercerita bahwa mengerjakan pekerjaan rumah tangga itu capek. Lebih capek daripada pekerjaan dia dulu di bank. Padahal kerja di bank itu lumayan terforsir juga tuh tenaga dia. Teman kami bahkan ada yang keguguran karena kecapekan mengerjakan urusan rumah! *Innalillahi.. :'(
Sebagai orang yang bercita-cita menjadi istri dan ibu yang baik *eaaaaa, saya pun 'latihan' hari ini. Gak sengaja sih.
Diawali dengan perintah Mama untuk membangunkan adik-adik jam 06.45 WIB. What? Biasanya jam segitu kan saya masih tidur ya (bulan puasa neh!). Tapi kemarin adik-adik saya gak ke sekolah gara-gara kesiangan (Mama juga kesiangan). Jadilah saya yang paling bisa bangun dengan bunyi alarm, yang diberi amanat membangunkan mereka. Baiklah.
Bangun jam 4, sahur, internetan sampai jam 6, tidur-tiduran di kasur, niatnya pengen tidur beneran. Tapi belum sempet masuk ke alam mimpi, alarmnya udah bunyi! Gile.
Bangunin adik-adik, nyetrika baju seragam, jam 8 baru bisa tidur.
Nah, pas bangun siangnya, mulai deeeh...
Karena mesin cucinya rusak, saya disuruh nyuci pakai tangan -___-"
Biasanya cuci baju adalah "mainan" Mama dengan mesin cucinya. Kalau di kosan, seringnya laundry. Kebayang betapa shock nya saya, mencuci tumpukan baju 5 orang dengan cara manual. Sampai tiga "kloter" booook! Zzzzz... Cape gile. Untung lagi gak puasa *eh
Dilanjutkan dengan mencuci piring bekas makan sahur.
Terus..
ng..
ngapain lagi ya?
Jemur baju.. *pastilah!
Terus apa lagi ya..
Kok itu doang? Tapi udah cape banget rasanya.
Gimana kalau ditambah bersih-bersih rumah, nyapu+ngepel, nyetrika cucian segunung, dan masak? Ngebayanginnya aja mau pingsan.
Tapi saya senang. Setidaknya tenaga saya terpakai untuk sesuatu yang berguna. Setidaknya saya membantu mengurangi beban kerja Mama. Selama tadi saya kerja sih, si Mama tidur mulu (tapi ga tau jangan-jangan pas saya tidur si Mama kerja. Hahaha)
Inilah yang pernah saya inginkan ketika dulu saya masih berstatus "kerja". Saya ingin di rumah, berbakti pada orangtua, membantu Mama.
Seumur hidup saya belum pernah punya waktu sebanyak ini untuk membantu beliau (meskipun tetep lebih sering internetan sih *dikeplak). Pernah di suatu masa, mungkin ketika saya dan adik-adik masih kecil, gak ada pembantu, Mama tampak begitu stres. Sering marah-marah dan merasa dianggap pembantu. Dipikir-pikir, emang semuanya kerjaan untuk pembantu sih. Ngurus rumah yang selalu berantakan, ngurus anak banyak yang semuanya minta perhatian...
Sedih..
Sekarang sih Mama udah jauh lebih santai. Anak-anaknya udah pada gede. Udah bisa disuruh ini itu. Tubuhnya makin gemuk (kata orang berarti makin makmur dan happy. Amin). Rumah gak seberantakan dulu. Dia punya banyak waktu untuk istirahat, tidur, nonton TV, bahkan ibadah.
Saya senang melihat Mama saya sekarang.
Dan saya masih ingin berbakti padanya.
Masih ingin membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Tidak apa-apa saya capek, yang penting saya senang.
Apalagi mengingat capek saya sekarang tidak seberapa dibanding capek Mama dulu,
atau capek saya nanti kalau sudah berkeluarga.
I'm tired and very happy.. :)
Want A Magic Wand!
Saya pengen punya tongkat sihir seperti yang di film Harry Potter.
Serius.
Tidak ada di dunia nyata?
Tak apa. Yang mirip saja sudah cukup.
Saya tahu tongkat sihir yang seperti di film itu bisa dibeli di tempat yang menjual merchandise Harry Potter.
Ya, yang seperti itu.
Saya tahu dengan tongkat itu saya tidak bisa membuat benda terbang meski mengucap mantra "Wingardium Leviosa!"
atau mengambil benda dengan kalimat "Accio!"
atau melucuti senjata lawan dengan "Expelliarmus!"
Tak apa, itu tidak masalah.
Tapi sungguh, saya ingin punya tongkat sihir yang di ujungnya bisa menyala dan berfungsi senter seperti dimantrai "Lumos!". Saya tahu benda itu ada. Saya pernah melihat behind the scene Harry Potter. Kru Art-nya membuat tongkat dengan lampu pada ujungnya, dengan sebuah tombol untuk menyalakannya.
Saya ingin tongkat sihir itu.
dan agar tongkat sihir saya bisa melindungi saya dari orang yang mengganggu saya..
sebenarnya saya ingin tongkat saya bisa mengalirkan listrik ke orang itu dalam jarak paling tidak 10 meter. Saya tidak menguasai elektronika jadi saya tidak tahu itu memungkinkan dibuat atau tidak. Tapi kalau itu tidak memungkinkan... saya ingin tongkat saya bisa mengalirkan listrik seperti raket nyamuk. Siapa yang saya sentuh dengan tongkat, dia akan kesetrum. Tegangan listrik yang rendah, tentu. Jangan sampai orang itu tewas. Yang penting dia shock , melepaskan saya sehingga bisa kabur.
Saya ingin punya tongkat sihir, yang menggunakan baterai, yang bisa menyala dalam gelap, dan bisa menjadi senjata untuk pertahanan diri saya.
I really want...
Sumber gambar: karya pribadi. Boleh copas dengan menyertakan sumber.
Jangan Paksa Saya Jadi Pengusaha!
Saya pernah melihat sebuah judul buku: Kalau Mau Kaya, Berhenti Sekolah Sekarang Juga! (kira-kira gitu deh, lupa tepatnya). Saya memang belum baca buku itu tapi saya pernah membaca tulisan yang ide intinya sama. Bahwa sekolah itu tidak membuat kaya. Bahwa banyak orang-orang sukses padahal gak sekolah, putus sekolah, atau drop out (DO). Banyak figur-figur yang dijadikan contoh, termasuk si penemu Facebook yang sekarang tajir tujuh turunan *berlebihan* meski DO dari kuliahnya.
Yeah, right.
Tapi plis dong, saya benar-benar tidak suka mereka melarang (?) orang bersekolah dan melanjutkan kuliah demi kekayaan dan (apa yang mereka sebut) kesuksesan.
Belajar dan menuntut ilmu adalah wajib. Tidak ada yang salah dengan orang yang memilih belajar di universitas sampai tamat, sampai S2, S3, PhD. Tidak ada yang salah dengan orang yang belajar demi kehausan akan ilmu pengetahuan, atau keinginan mengejar passion dalam mengajar dan menjadi ilmuwan.
Buat kamu yang meninggalkan bangku sekolah dan sukses jadi pengusaha, kamu keren!
Buat kamu yang rela "hidup miskin", selalu berhemat, mencari beasiswa, demi pendidikan setinggi-tingginya, kamu HEBAT!
Protes 2
Sekarang lagi musim "kampanye" untuk jadi pengusaha sepertinya. Buku-buku yang berjejer di toko buku banyak yang "mengajari" itu. Bagus, sih, Indonesia memang butuh lebih banyak pengusaha. Tapi sejujurnya itu membuat saya merasa bersalah dan merasa "berdosa" karena (waktu itu) sama sekali tidak berniat dan berminat jadi pengusaha.
Saya pernah curhat ke seorang teman, "Saya maunya jadi penulis, ga mau jadi pengusaha. Gimana dong?"
Dia (yang "pro" pengusaha) menjawab, "Bikin sekolah penulisan aja kalau gitu,"
Zzzz...
Saya maunya NULIS, bukan me-MANAGE orang-orang untuk belajar dan mengajar nulis. Itu sama saja kayak saya mau jadi penulis skenario, terus disaranin jadi produser. Saya maunya berimajinasi, mengarang cerita, sambil ngetik di laptop, bukan pusing nyari duit buat produksi! *maap, agak gemes*
...
*cooling down*
Tapi baiklah...
Saya sedikit demi sedikit mengerti betapa "urgent" jadi pengusaha.
Saya tahu 9 dari 10 pintu rejeki ada di perdagangan.
Saya (sepertinya) tahu in the end hidup jadi pengusaha itu enak. Waktu kerja fleksibel, uang ngalir terus. Passive income.
Saya tahu bahwa seharusnya saya tidak egois melakukan hal-hal yang hanya menyenangkan buat saya diri sendiri, tapi juga bermanfaat bagi orang lain. Saya sebaiknya ikut membuka lapangan kerja.
Saya perlu jadi pengusaha.
Maaf,
mungkin ini hanyalah cara agar saya tidak terus menerus merasa bersalah karena menamatkan S1 lalu memilih menganggur saat ini (menganggurnya jangan dicontoh!), bukannya mengundurkan diri di semester 4 lalu mulai berjualan.
Mungkin ini hanyalah pembelaan saya yang mengaku sudah mengerti pentingnya jadi pengusaha, tapi toh belum juga memulainya.
Saya masih perlu waktu...
Eniwei, saya juga pernah baca, katanya kalau kita memang belum bisa jadi pengusaha, mintalah pasangan untuk berwirausaha. Pokoknya salah satu harus jadi pengusaha.
Nah, itu lebih solutif menurut saya. Hahaha..
Jadi gimana kalau kamu..
kamu yang di belakang itu..
iya kamu.. kamu pengusaha sukses kan?
Mau jadi suami saya?
Yuwk mariiii...
ckckckckck
25th Wedding Anniversary
Seorang gadis ditinggal pergi kekasihnya yang menikah dengan perempuan lain. Hatinya begitu patah. Ia kini mengerti mengapa sang ibu tidak pernah merestui hubungannya. Insting sang ibu begitu kuat, pemuda itu tidak baik baginya.
Melihat putri bungsunya begitu sedih, sang ibu mengajaknya salat malam. Bersama-sama mereka berdoa agar sang gadis segera mendapatkan laki-laki yang lebih baik.
Beberapa waktu kemudian, muncul seorang pemuda yang tertarik dan mendekati sang gadis.
“Nah, kalau sama yang ini, Mama merestui,” ucap sang ibu.
“Apaan sih, Ma.. dia cuma teman…” sang gadis mengelak.
Sang gadis tak menyangka, pemuda itu serius dan berniat menikahinya. Seseorang yang pada awalnya ia anggap sekedar teman, ternyata takdir telah menggariskan bahwa mereka berjodoh.
Tanggal 9 Agustus 1986, keduanya menikah. Sampai sekarang, 25 tahun kemudian, mereka hidup bahagia dan dikaruniai empat orang anak: Sinta, Isnia, Yusuf, dan Rama.
Ya Allah, limpahkan rahmat-Mu, berkahilah keluarga ini, jadikanlah kami keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah sampai akhir nanti.
Wahai Tuhan Kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa api neraka…
Amin.
Senin, 08 Agustus 2011
Departments of The Ministry of Magic (Departemen-Departemen Dalam Kementerian Sihir)
<!--[if gte mso 9]>
-->
Jumat, 05 Agustus 2011
Menciptakan Karakter Dalam Fiksi (Oleh Primadona Angela)
- Nama unik itu: punya makna tersendiri, mudah diingat, dan yang paling penting: mudah diucapkan dan dituliskan.
- Mengapa harus mudah diucapkan/dituliskan? Agar tidak mudah typo. Bayangkan kalau nama karaktermu Xerxisyewtizocha. :))
- Karakter juga harus manusiawi. Kalau karaktermu mahasempurna, apa asyiknya? Malah tidak terkesan realistis.
- Ciptakan karakter yang punya sisi positif dan negatif. Contoh sederhana: cerdas ilmu eksakta tapi belepotan bahasa Inggris.
- Tuliskan karakter yang realistis, agar pembaca bisa menyelami dan merasakan emosi karakter2mu.
- Tip mudah menciptakan karakter: contoh karakter orang2 terdekatmu dan tuangkan dalam tulisan. :)
- Tip lain: tuliskan sisi + dan - karaktermu, termasuk kebiasaan2 kecilnya, arsipkan. Baca2 lterus agar karakternya konsisten.
- Konsistensi itu penting, karena harus diingat, karaktermu itu bukan dirimu, bukan orang lain. Mereka adalah ciptaanmu.
- Jadi karakter harus bertingkah, bertutur kata, sesuai dengan dirinya dan lingkungannya.
- Misal, lokasinya di desa terpencil. Akan terasa aneh kalau karakter2 di sana ber-elo-gue.
- Tip lain dalam membentuk karakter: kira2 gambarkan penampilannya, sifat2nya. Baca buku2 psikologi jg membantu lho.
- Dari buku2 psikologi, kamu bisa menggambarkan karakter dengan watak2 yg lebih akurat.
- Sebagai penulis, kamu harus jago2 bermain peran, sehingga bisa membayangkan apa yg akan dilakukan/dikatakan karaktermu.
- Maka dari itu, perluaslah pergaulan, dengan mengenal sebanyak mungkin watak orang. :)
- Perbanyak mengobrol dengan orang lain, perluas wawasan dgn banyak membaca.
- Dengan membaca kamu bisa belajar karakter2 kuat dari penulis2 lain. Apa yang membuatnya menarik? Bgmn ia berinteraksi?
- Menurutku karakter yg biasanya diterima baik oleh pembaca adalah the underdog, from zero to hero. :)
- Kebiasaan2 kecil karakter akan jadi ciri khas agar mudah diingat orang. Misal, kalau stress suka gigit2 penggaris.
- Untuk buku2 psikologi, coba mulai dari Personality Plus, Florence Littauer. Atau gugel saja mengenai watak2 manusia.
- Contohnya saja: Harry Potter, Hercules versi Disney, masa gak rela mereka jadi 'menang'? :)
- From zero to hero jg harus ada prosesnya ya. Bukan ngedadak karakter underdog tau2 jadi jagoan. Sehingga pembaca akan 'mendukung'.
- Harus ada perjuangan/pengorbanan lah agar karaktermu 'didukung'. Harus digambarkan bgmn dia berusaha mencapai mimpinya