Sabtu, 20 Agustus 2011

Mimpi Absurd

Tadi pagi saya bermimpi.
Mimpi yang, seperti wajarnya mimpi, terasa absurd sekaligus begitu nyata.

Alkisah,
saya berada pada sebuah antrian audisi (Audisi apa? Lanjutkan membaca! :D)
Banyak yang ngantri. Kayak di acara Indonesian Idol.

Tapi sempat-sempatnya, saya dan kawan-kawan (entah siapa kawan-kawan saya ini) melakukan tindak kriminal dengan melakukan... apa ya..? kalau tidak salah, mencuri beberapa bagian mobil milik Bara putranya Juan Felix Tampubolon (Entah kenapa ada dia di mimpi saya! Kenal aja enggak. Hwkwkwkwkwkwkw. Padahal ga ada Nikita Willy. Ckckckc)

Saya berjalan ke sebuah saung yang ada tempat duduknya.
Saung itu terletak di atas, di bagian tanah yang tinggi.
Agak berat menanjaknya. Tapi seseorang membantu saya dengan mendorong punggung saya.
Hingga sampai di saung, saya duduk.
Ketika saya melihat siapa yang mendorong saya..
ternyata dia.
Si tampan. Mari kita inisialkan menjadi ST (hihihi..)

Kalimat saya hanya satu, yang intinya saya tidak menyangka dia akan berada di situ.
Ternyata itu satu-satunya kalimat yang ada di antara kami.
Dia tak menjawab, dan saya tidak berbicara apapun lagi padanya setelah itu.
Tapi kami -atau minimal, saya- tetap merasa nyaman.
Setidaknya tidak ada pertengkaran seperti biasanya.

Kemudian kami pindah lokasi (biasa, di mimpi pindah-pindah lokasi entah dimana).
Mengantri lesehan dengan ratusan pengantri lain, yang sebagian besar perempuan seumuran saya.
Dia, ST, satu dari segelintir cowok, duduk persis di sebelah kanan saya.
Menemani saya.

Kemudian Bara lewat.
Berlutut di samping kiri saya, dan mengeluarkan sesuatu yang saya yakin dia ambil (entah bagaimana) dari saku saya.
"O ow. Aku ketahuan! Mengaku saja apa ya?" pikirku mengingat tindak kriminalku tadi.
Dia menunjukkan benda yang dia ambil dari saku saya,
ternyata... stiker logo mobilnya (Gubraaaaaakkkkss!).
Dia meringis menertawakan.
Mungkin dia pikir, cemen banget saya cuma nyolong stiker mobilnya.
Lalu ia pun pergi meninggalkan saya.

Si Bara nampaknya masih mencari-cari pelaku pencurian isi mobilnya.
Beberapa orang dipanggil dari antrian.
Ada seorang gadis yang ketika digelandang, dia berat hati dan memelas,
"Tapi saya lagi 'dapeeet'..."
Saya ngakak guling-guling mendengarnya.
Geer banget tuh cewek, kayak mau diapain aja sama si Bara.

Lalu ST menunjukkan pada saya bahwa saya lagi 'dapet' dan 'tembus'.
Whaaaaattt?
Dengan wajah merah padam, saya tampar pelan pipinya supaya berpaling dari saya.
Sialan!

Menunggu.. dan menunggu..
Saya dan ST sama sekali tidak berbicara.
Hanya mengamati orang-orang yang berseliweran di depan kami.
Persis seperti orang lagi gelar lapak di Gasibu.

Tapi entah kenapa..
Kalau ada cowok yang lewat, sepertinya senang sekali mereka mengganggu ST.
Kebanyakan membuat dia jatuh terjengkang.
Saya kasihan tapi tidak bisa berbuat apa-apa,
saya pun tidak tahu apa salahnya sehingga ia dizolimi seperti itu.
Dan saya tidak bertanya.
(Ckckck. Bahkan dalam mimpi pun saya masih (pura-pura?) bersikap tidak peduli).

Sampai akhirnya...
Audisi dinyatakan selesai padahal saya belum sempat di tes.
Ternyata itu adalah audisi..
untuk mencari..

pemain tenis (Super absurd sekali sejak kapan saya tertarik main tenis? -__-").


Kami pun pulang.
Nebeng sebuah mobil carry berwarna putih,
dengan teman-teman kuliah saya yang tidak begitu akrab (ga tau kenapa mereka juga ada di mimpi ini -___-")


Saya terbangun.



Sejujurnya saya memang sedang kangen sama ST ini.
Tapi saya belum mau menghubunginya.
Jadi yaaah.. cukup senang ketemu dalam mimpi.
Lebih senang lagi karena tidak perlu ada percakapan yang biasanya berujung tidak enak.

Anyway,
Semoga dia baik-baik saja.

















2 komentar:

  1. wiihh,,,inget mimpi'a detail banged hehehe..mantab :D

    BalasHapus
  2. Ngakaaaaaaaakkkk. hahahahahha. apa hubungannya dengan tenis?? Mimpi emang nyata, tapi absurd >.<

    BalasHapus