Jumat, 25 Maret 2011

Belajar GIMP (1)

Aku disuruh bikin balon kata.
Lumayan susah awalnya.
Tapi kalau udah tau caranya, jadi gampang *semua juga gitu, kali Sin*

Aku banyak main layer di sini.
Balon kata pertama, 1 layer.
Kalimat di dalamnya, pake layer lain.
Balon kata kedua, bikin layer baru lagi.
Begitu juga dengan kalimat di dalamnya.
Entah efektif atau tidak, yang penting jadi.
Heuheu



Judulnya : Perdagangan Senjata di Pasar Gelap :p

Belajar GIMP (2)

Salah juduuuul..! Haha.
Ini bukan belajar GIMP deng. Postingan ini tentang belajar Ink Scape. Kalo GIMP adalah Photoshopnya-Linux, maka Ink Scape adalah Corel-nya.

Ceritanya, aku mau bikin poster gitu. Terus aku cari, lah, background posternya di google. Dapet yang lucu. Ini dia:
Posternya bakal portrait

Sayangnya, ukuran gambarnya kecil. Padahal aku pengen poster itu dicetak ukuran A3.
Supervisorku bilang, berarti aku mesti bikin ulang di Ink Scape.
APPPAAA...????
*jreng jreng..
*zoom in zoom out ala sinetron.

Aku ga tau caranya.
Tapi kemudian beliau mengajariku.
Ternyata lumayan mudah.
Seneng deh jadinya ^_^



Supervisorku membuat background dan bidang berwarna kuning.
Aku tinggal membuat bagian lain dengan teknik yang sama.

Pas udah selesai, Asisten Manajer melihat, dan komennya adalah....
"Kayak martabak..."

Whaaattt..??
Martabak dari mana?

Karyawan lain pada penasaran dan ikut-ikutan melihat gambarku juga.
*jadi malu*

"Tuh, kan. Kayak pinggiran martabak manis itu loooh..." beliau melanjutkan.
Yang lain pada ketawa.

Hadeeuuh.. kayaknya si Bapak lagi lapar.
Orang lapar kan, lihat apapun juga dipersepsikan jadi makanan, kan?
Ya sudahlah ya..

Yang penting..
Aku berhasil! ^_^

Belajar GIMP (3)

Adakah yang penasaran kenapa ada angka 3 di situ? Hehe.
Topik “Belajar GIMP” ini akan dibuat dalam 3 postingan, sesuai urutan hari. Tapi hari ke-3 ini cukup berkesan jadi aku pengen publish duluan. Boleh kan? Boleh dong.

Jadi sodara-sodara, akhir-akhir ini aku di kantor ga ada kerjaan. Paling cuma nge-burn, mindahin ratusan GB data ke DVD. Nah, sambil nungguin burn itu, ga ada lagi yang bisa aku kerjakan. Ya suw, aku gunakan waktu untuk belajar GIMP. Aku cari tutorial di internet, dan aku praktekkan.

Aku nemu tutorial mengganti warna bola mata. Kayaknya gampang. Akhirnya aku coba, lah.
Singkat cerita, setelah dua kali mencoba, aku ga berhasil. Kayaknya tuh tutorial ‘sesat’ juga. Aku lalu mencari tutorial lain. Dapat tuh yang lebih mudah.

Dapet tutorial yang mudah belum cukup. Gambar yang mau diedit juga harus memenuhi syarat. Gambar mata yang pertama kali aku ambil itu iris-nya terlalu gelap, jadi susah ditimpa warna lain. Aku pun hunting lagi. Cari-cari bola mata yang cerah dan bening. Akhirnya aku pakai yang ini:

Beberapa jam kemudian, aku berhasil.
Lalu terjadilah ‘insiden’ itu.
Pak Manajer lewat di dekatku. Melihat gambar mata itu, beliau komen:
“Kayaknya dari pagi ngerjain itu ga selesai-selesai..?”
Deegg..!
“Kenapa, Pak?” Supervisorku bertanya dari belakang komputer.
“Ini, Sinta. Dari pagi ngerjain mataaaa.. mulu,” ucapnya sambil berlalu.
“Kamu ngapain, Sin?” tanya Supervisor.
“.. eeuuh.. ini Pak.. nge-ganti warna bola mata,”
“Ngapain kamu ngerjain itu?”
Ah siaul. Aku harus jujur.
“.. iseng..”
“Yeeeee…”
Ketahuan deh kalo aku ga ada kerjaan *minta dipecat*.

Sang Supervisor lalu berdiri dari kursinya dan menghampiri komputerku.
Ia melihat hasil karyaku yang terpampang di layar:


“Kamu bikin itu?”
“Iya Pak..”
“Dari pagi?”
“Iya..”
“Jiaaaahh.. saya bisa ngerjain itu 5 menit!”
Aku pun ngeles.
“Ya beginilah Pak, kalau saya belajar sendiri. Makanya, saya perlu orang buat ngajarin saya..” (ngerayu dikit).

Untungnya aku ga ditegur. Supervisorku justru membelaku dan bilang ke Manajer,
“Saya memang nyuruh Sinta belajar GIMP, Pak..”

Memang benar supervisorku memintaku belajar GIMP. Tapi aku tahu ia ingin aku belajar di luar jam kerja. Tapi gimana dong, aku kan ga da kerjaan. Akhirnya supervisorku pun memberiku kerjaan. Heuheu.

Pukul 4 sore, Manajer dan Supervisorku meninggalkan kantor mengurus pekerjaan di luar. Aku kembali membuka GIMP dan mengedit lagi. Kalau tadi bola matanya terdiri dari 1 warna, sekarang aku buat lebih dari 1 warna, bergradasi.
And you know what? I did it under 5 minutes! ;)


Pesan Moral:
JANGAN MENGEDIT WARNA BOLA MATA DI KANTOR! Hehe. Lain kali kalau mau belajar ngedit, harus yang berhubungan dengan kerjaan. Atau minimal, dengan foto-foto punya kantor. Jadi kan kesannya “untuk kepentingan perusahaan”*sigh*.

Saat jam kerja, waktu harus digunakan hanya untuk hal-hal yang terkait dengan pekerjaan. Mengerti, Sinta?

Baiklah…

Rabu, 23 Maret 2011

I can't see the moon. I don't feel close to you.

Tadi malam, aku dan seorang teman (sebut saja namanya Kasih) berjalan pulang ke kosannya. Ia memandang ke langit dan menyayangkan tidak adanya bintang yang terlihat. Bulan saja ikut-ikutan bersembunyi di balik awan.

Aku lalu bercerita.
Pada suatu ketika, aku pernah melihat langit malam begitu indah. Langit bersih tanpa awan, penuh bertabur bintang, yang kerlap kerlipnya berusaha menyaingi benda paling terang saat itu: bulan purnama.

Aku yang sedang berjalan kaki, bagai terhipnotis, terpaku melihat pemandangan menakjubkan itu. Bulan tampak begitu besar dan dekat. Posisinya tepat di atas kepalaku. Aku berjalan lurus dengan kepala menengadah.

Selama puluhan langkah, aku bergerak seperti itu. Aku tidak khawatir akan tersandung, terjatuh, atau menabrak sesuatu. Saat itu aku berada di jalan beraspal yang mulus, tidak ada kendaraan, tidak ada orang lain yang lewat. Hanya ada aku dan seorang teman (cowok) yang ga senorak aku memandang langit sampai segitunya.

"Romantis banget kan? Tapi sayang, orang yang berada sama aku waktu itu..." I wish I was with my crush in that beautiful night.. "... bukan orang yang bisa diajak romantis-romantisan,"

"Hehe. Terus sekarang dia dimana, Teh?" tanya Kasih menggoda.

"Sekarang..."

.. dia jauh. Jawabku dalam hati.

Lalu aku ingat, baru-baru ini aku menulis tentangnya. Dan di postingan itu, aku menuliskan lirik lagu Bulan Yang Sama dari The Ox. Pas banget! Jadi pengen nyanyi lagi
*aarrggh tidaaaak!
**penonton menutup telinga

Lirik yang aku tulis kemarin kan ga sampai reffrain nya tuh. Jadi sekarang kita nyanyi dari reff nya aja yuuuuks :D

Lihatlah bulan yang sama agar kita merasa dekat
Lihatlah bulan yang sama agar kita tetap dekat

Kau di sana aku di sini
Terhalang jarak yang begitu jauh
Kumohon kau jangan mengeluh

Bersabarlah menungguku
Tetaplah engkau seperti dulu
Secepatnya ku akan kembali..
(The Ox- Bulan Yang Sama)

Kasih bilang suaraku bagus. Seumur hidup, ga ada yang pernah bilang suaraku bagus kecuali dia. Haha. Sungguh dia tidak cocok jadi juri Indonesia Idol :p *peace, Kasih! ^_^v



...



suddenly a thought comes to my mind:
maybe that time he wasn't your crush, Sinta. So I ask you RIGHT NOW, are you crushing on him?



I just like him

Selasa, 22 Maret 2011

#100happiness (Part 2)

Mau ngelanjutin nih, 100 Happines yang lalu. Waktu itu kan belum nyampe 100. Jadi ini dia happiness-ku yang lain:

72. Memberikan sesuatu ke orang lain, terutama yang sedang membutuhkan.

73. Menerima sesuatu dari orang lain; makanan, minuman, permen, hadiah :D

74. Gajian

75. Ber’hedon’ ria (hang out/makan-makan/nonton/jalan-jalan) tanpa mencemaskan akhir bulan makan
apa

76. Mengingat-ngingat impian

77. Melihat-lihat foto-foto (dan video-video) lama.

78. Bercerita tentang pekerjaanku. Dengan semua suka dukanya, I love love looovveeee my job!

79. Syuting & merekam Behind The Scenenya

80. Melihat citylight kota Bandung dari pesawat yang terbang rendah akan mendarat.

81. Ketika follower blogku bertambah ^_^

82. Outbound – Camping – Hiking – Rafting

83. Fine Dining

84. Bisa berlari (sekarang belum bisa ni. Habis terkilir 3 minggu yang lalu)

85. Bisa melihat – melihat keindahan, mengenal warna, bentuk, gerak. Menikmati gambar, foto & video.

86. Bisa mendengar – musik, suara burung, suara hujan + petir, ucapan orang lain..

87. Bisa mencium – aroma makanan, wangi baju habis laundry, parfum..

88. Bisa mengecap – makanan lezat pastinya! Ga kebayang kalau ga bisa merasakan lezatnya makanan..

89. Bisa menyentuh – Tapi ga boleh menyentuh yang bukan muhrim..

90. Melihat langit malam bertabur bintang

91. Melihat matahari terbit/ tenggelam di tempat yang indah.

92. Melihat kembang api

93. Melihat kertas + stiker-stiker buat scrapbook/ scrapblog

94. Belanja. Apapun.

95. Sop buah, salad, rujak. Pokoknya all about fruits!

96. Es krim durian + tape ketan hitam

97. Ketika berhasil mengerjakan sesuatu dengan baik

98. Naik pesawat, duduk di dekat jendela, dan melihat awan-awan di bawah.

99. Memakai/menggunakan barang baru & bagus.

100. Saat tubuh terasa lelah, udah solat, sikat gigi, dan cuci muka, lalu berbaring di atas kasur empuk
dengan mata mengantuk. Nikmatnya.. :D

101. Ketika tidak punya masalah yang berarti, tidak ada yang pusing dipikirkan, punya waktu dan punya
uang melakukan apapun yang aku mau

102. Ketika ingat bahwa Allah mencintai dan menyayangiku lebih dari aku mencintai & menyayangi
diriku sendiri.

103. Spongebob + Patrick + Squidword. Ga pernah ga ketawa tiap mereka ketemu.

Yeah! Selesai! Heuheu. Sebenarnya bisa dilanjutin lagi tuh. Karena sungguh, nikmat Allah itu jumlahnya
tak terhingga. Bahkan meski kita bisa mengucapkan Alhamdulillah dalam setiap kali nafas, tetap saja itu
tidak sebanding dengan semua yang sudah Ia berikan.

Allah itu ingin kita bahagia. Ia memerintahkan ini itu, melarang kita begini dan begitu, semata-mata
untuk kebahagiaan kita (bukan untuk Allah). Supaya kita nanti bisa merasakan surga-Nya. Jadi.. mari kita
bersyukur dan berbahagia; di jalan-Nya.

Alhamdulillah..

Senin, 21 Maret 2011

Terbiasa (Dengan Perpisahan)


Aku terbiasa dengan perpisahan; hasil dari hidupku yang berpindah-pindah sejak kecil. Kehilangan terbesar adalah saat kenaikan kelas 2 SMP, ketika aku pindah dari Bandung ke Lhokseumawe, Aceh Utara. Saat itu aku merasa kehilangan hidupku: sahabat, organisasi, dan kota yang aku cintai. Beberapa hari pertama di sana aku habiskan di rumah, menolak main di luar, dan kalau malam, menyendiri di kamar sambil mendengarkan lagu Sherina “Lihatlah Lebih Dekat”.
Galau abis.
Sejak saat itu, aku bertekad tak ingin lagi menautkan hatiku dengan siapapun (atau apapun, kecuali Allah). Perpisahan adalah hal yang PASTI terjadi dan aku gak mau sedih lagi. Kalau berteman atau bersahabat, aku pastikan tidak boleh terlalu dalam sehingga jika aku berpisah dengan mereka, tidak akan depresi (?) lagi seperti dulu.
Dalam sebagian besar kasus, strategi itu berhasil. Memang resikonya aku jadi sering merasa kesepian. Tapi itu cukup ampuh ‘mematikan’ hatiku dan tidak merasa terlalu sedih ketika harus berpisah dengan teman-teman atau sahabat. ‘Sial’nya, selalu ada pengecualian.
Tentu saja sebenarnya aku tidak ingin ada pengecualian itu. Tapi selalu ada orang-orang yang entah bagaimana, membuat hatiku terpaut dengannya. Yang tanpa aku sadari, menempatkan dirinya cukup dalam di hatiku.
Misalnya Ummul. Ia adalah sahabat adikku dan dulu satu kosan dengan kami. Ketika ia harus pindah ke Medan, aku menangis hebat. Aku juga menolak ikut mengantarnya ke bandara karena tidak ingin melihat perpisahan, melihat ia pergi. Agak mengherankan karena aku merasa tidak terlalu akrab dengannya. Mungkin aku sedih karena selama ini aku terbiasa dengannya, bertemu dan bercanda nyaris setiap hari. Kepindahannya benar-benar sebuah kehilangan.
Sekarang, ada perpisahan yang lain lagi.
Dulu ia teman akrabku. Lalu ‘seperti biasa’, kami berpisah. Awalnya disebabkan jarak. Pada akhirnya, hati pun berpisah. Dalam arti, tak lagi menjadi sahabat. Perpisahan saat itu tidak terasa menyedihkan. Hanya sedikit mengecewakan tapi aku bisa menerimanya.
Ketika jarak itu ‘musnah’, aku senang. Memang, aku tidak berharap bisa kembali seperti dulu, bisa sedekat dulu. Tidak perlu. Entah mengapa, berada satu kota dengannya saja sudah cukup bagiku. Konyol.
Mungkin karena kalau satu kota, masih ada kemungkinan untuk bertemu. Mungkin tak sengaja berpapasan di jalan, mungkin ada acara kumpul-kumpul dengan teman-teman yang lain. Masih ada kemungkinan untuk melihatnya, menyapanya, dan mencuri inspirasi darinya. Tapi Sang Jarak hidup dan hadir kembali untuk kedua kali. Kami akan terpisah lagi.
...
Udah ah sesedihannya. Kita nyanyi aja yuuuwwkk *eh?
Dulu kita selalu berdua (ga juga siy)
Kemana-mana pun kita bersama
Kau dan aku tak mungkin terpisahkan (mungkin banget lah!)
Karena engkaulah ‘belahan jiwa’ku (pake tanda kutip ya)
Kini aku ada di tempat jauh
Kau di sana sendiri tanpaku
Aku merasa ada sesuatu yang hilang
Tanpamu aku di sini berantakan (lebaaaay.. heuheu)
( The Ox- Bulan Yang Sama)
Ya sudahlah. Memang seperti inilah hidup. Aku sudah terbiasa. Tapi aku yakin, suatu hari nanti, kami akan bertemu lagi. Harus.
Seperti biasa, aku tidak ingin mengucapkan selamat tinggal,
melainkan “Sampai jumpa lagi, teman..”.
I just need to see you again someday.
Good luck! :’)

Jumat, 18 Maret 2011

Gemini


I love Gemini!
I'm not one of those who believe in horoscope. But I have interest in reading the description of my personality or character like i see in horoscope page in the magazines.

I like my zodiac: Gemini. Even i've read that now zodiac is becoming 13 so i'm not under Gemini sign anymore, i can't accept it. I am Gemini, now & then.
Even if someday my parents say, "Sinta, actually you was born on 29th of February. But we don't wanna celebrate your birthday only once in every four years, so we changed the date.", still, I am Gemini. Period. *insist. Heuheu.

There is a blog which the content is all about zodiac.
I like every posts about Geminis. Below are my favourite. Check them out!

Intelectually challenging careers are best for those who carrying Gemini sign.

A Gemini female is amongst the most desirable in the zodiac

As a Gemini, whether you're a friend or a lover, you're one of the main reasons of the planet can be fun for the rest of us

Gemini's are extremely curious. They are the most lighthearted sign in the zodiac.

Gemini's don't know what they want. They think they know. But then it changes.

Once a Gemini is over you, it's really over. Don't ever take a "break" with Gemini. It won't ever come back around to the way it was.

Often, Geminis seek friendship first and, once a mental bond is established, the friendship deepens into love. But this happens when they're really ready for something serious.

Some Geminis are sharp-tongued and incosiderate, they think only of themselves and their own pleasure.

Do keep up! If you bore your Gemini, they will be gone faster than you can blink.

Do not tell you Gemini to stop flirting. Gemini is a natural society butterfly, and won't understand why you want to repress their instinct


I am Gemini and I'm proud of it. How about you? :)

Kamis, 17 Maret 2011

Paint Ball

Kiper Basecamp

Pas pasukanku udah mau menang, baru deh, maju ke depan ;p

Menghabiskan sisa peluru di papan tembak

WE ARE THE CHAMPION! YEAH!
Perempuan sendiri, paling muda, dan berkerudung pink. Aku jadi tampak saaaaaangat kinclong! Hihihihi...

Don't Try This At Anywhere!

Selasa, 15 Maret 2011

Jual Kaos & Jaket

Bantuin adikku jualan kaos dan jaket niy..
Buat Indonesian Youth Forum katanya.
silahkan dilihat :)

Bahan kaos:combad 30's
Sablon Wayang: pigmen
Sablon huruf: GL/Rubber

Bahan sweater:Flish
Sablon: Superwhite(SW)


CP: Isnia 022 722 14747

Sunday Fun Day

Ceritanya, kantorku lagi mengadakan acara refreshing tahunan. Harusnya sih, aku ikut rombongan teman-teman seruanganku ke Pangandaran tanggal 4-5 Maret lalu. Karena waktu itu bentrok dengan premiere Flickering Light, aku ga ikut. Jadinya aku ikut rombongan para security (!) yang refreshing hari Minggu, 13 Maret, ke Ciater Spa Resort (CSR). Untungnya, ceweknya ga cuma aku sendiri tapi ada Teh Puput, yang waktu itu ga ikut Pangandaraan karena kerja (she's really workaholic! :D)

Berangkat dari S28 (Jalan Sulanjana 28) jam 8 pagi. Sampai di CSR, kita langsung main paintball. Serem deh main tembak-tembakan. Tapi aku dipaksa ikut. Ya suw, berhubung aku cinta damai (baca: ga berani peperangan), aku sembunyi selama perang senjata berlangsung. hiihihi..
Biar penakut yang penting ikutan gaya :p

Pembagian peluru

Princess Pink and The Soldiers *lol*

Konyolnya, aku salah kostum! Perang di 'hutan', udah pakai baju loreng-loreng nan gagah, tapi kerudungnya pink! Kontras banget kan? Teh Puput yang jadi 'musuh'ku juga bilang, aku keliatan banget meski udah sembunyi juga. Tapi tak apa.. yang penting kan ga ketembak. Tempat sembunyiku kejauhan soalnya. Hahaha.. *evillaugh*

Tim ku menang loh! Yah..meskipun peluruku ga pernah mengenai musuh (karena kejauhan, peluruku selalu jatuh ke tanah sebelum kena musuh. ckckck...:p), tapi aku bantuin menyuplai 'nyawa' dan peluru buat pasukanku. Sekalian jaga basecamp. heuheu. Seneng lah!

Setelah main paintball, dilanjutkan dengan main arung jeram. Nah, yang ini lebih seru! Aku satu perahu dengan Teh Puput ditemani pemandu. Ternyata pemandu ini adalah faktor penting dalam perjalanan kami yang sangat mulus. Kami berangkat paling akhir, tapi sampai di finish paling duluan. Peserta yang lain? Di tengah perjalanan ada yang kecebur lah, perahu terbalik, 'terdampar', perahu jalan mundur (hwkwkwkw), dan lain sebagainya. Kocak!

Teteeeeuup sadar kamera!

Aku saltum lagi. Bajuku tipis, jadi kalau kena air 'nyeplak'. Lain kali kalau ke CSR mesti pakai KAOS HITAM (dan kerudung hitam buat main paintball :D)

Puas basah-basahan, tanpa ganti baju kami langsung makan siang. Menunya enak: nasi, soto ayam, tumis kacangpanjang-wortel-udang, semur daging, bala-bala dan kerupuk udang. Sebagai pencuci mulut, ada potongan buah semangka, melon, pepaya, dan nanas. Hmm.. sedaaaap..

Abis makan, basah-basahan lagi di kolam air panas. Sementara yang lain merendam badan, aku dan Teh Puput merendam kaki sajah. Hehe.. Suhu airnya pas, seperti kalau aku mandi air panas di rumah.

Jam satu siang, semua berganti baju & berkemas-kemas. Setelah solat Dhuhur, kami pun pulang. Ah.. What a fun day! ^_^

NB
Biaya per paket : Rp. 195.000/orang (paintball, arung jeram, makan siang, kolam air panas)
Kalau reguler,
Paintball : Rp. 120.000/orang (40 peluru/2 season)
Arung Jeram : Rp. 60.000/orang
Kolam air panas : Rp. 25.000/orang

Oya, untuk Arung Jeram, mereka punya fotografer sendiri. Kalau mau cetak, biayanya Rp. 20.000/foto. Kalau kami siy, minta softcopy aja, 39 foto Rp.100.000,-

Senin, 14 Maret 2011

Jumat, 11 Maret 2011

#100happiness

Terinspirasi oleh gerakan #100happiness di twitter, aku mau ikutan ah, bikin daftar hal-hal kecil yang membahagiakan. Sebenarnya sih ide ini pernah terlintas di pikiran aku dulu. Tapi baru bisa dijalani sekarang.

Jadi..
inilah peristiwa-peristiwa kecil yang membuatku bahagia:

  1. Makan bareng sekeluarga (papa, mama, dan tiga adik), nasi padang 2 bungkus. Dimakan rame-rame kayak lagi ngaliwet.
  2. Ga ada kerjaan, mood nulis, ngeblog di atas kasur, internet kencang.
  3. Di luar hujan deras, aku di dalam kamar, browsing/baca novel/nonton film sambil ngopi.
  4. BUKA PUASA. nikmatnya tak tergantikan.
  5. Ditraktir nonton di bioskop.
  6. Makan hasil masakan anak-anak kosan.
  7. Ditelepon ortu dan meski mereka ga bilang secara blak-blakan, aku tahu kalau mereka kangen dan ingin mengobrol banyak (meski topiknya ga penting).
  8. Baca buku keren seperti karangan Dee Lestari atau JK Rowling atau Andrea Hirata.
  9. Hujan-hujanan
  10. Ketika hari libur, udara pagi terasa dingin, bisa melanjutkan tidur, berselimut di atas kasur nan empuk.
  11. Minum Teh Kotak *jiaaaah.. ada iklan*
  12. Syuting
  13. Syuting, dan krunya kocak.
  14. Syuting, dan pemainnya kocak (lupa dialoglah, salah adeganlah, dll).
  15. Syuting, dan liat muka-muka kru lain yang stres (tapi aku gak stres)
  16. Syuting, dan.. ok, aku mengulang kata syuting 4 kali. Cukup.
  17. Ketika ada yang memuji tulisanku :)
  18. Ketika ada yang orang tidak dikenal yang memuji tulisanku (Sinta, kamu mengulang kata lagi *ok maap)
  19. Ketika ortu mengirim uang meski hanya 100ribu untuk seminggu. Setidaknya masih bisa "nafas".
  20. Ketika makan buah. Buah apapun. Terutama durian.
  21. Ketika makan cokelat. Momogi, choki-choki, beng-beng, Better, apapun yang cokelat!
  22. Baca majalah gratis di Gramedia.
  23. Makan basreng.
  24. Nonton OVJ.
  25. Online seharian.
  26. Tiap chatting sama Wawan yang geje tapi bikin ngakak.
  27. Ditraktir Pevi makan :D
  28. Ketemu bayi/balita lucu.
  29. Mendengar Papa bercerita ke orang-orang, (dulu) "Anak saya kuliah di Fikom Unpad. Lagi skripsi...", (mungkin sekarang) "Anak saya udah kerja...Anak saya suka bikin film.."
  30. Menghasilkan tulisan bagus dari hati *haiyaaaaahh
  31. Menggambar dengan tangan.
  32. Road trip, mudik dari Garut ke Malang (Lebaran tahun berapa ya? lupa)
  33. Mendengar curhatan adik-adik ku yang laki-laki (terutama Rama) tentang "cewek-cewek" mereka.
  34. Mendengar teman/sahabat/keluarga mendapat kesuksesan & kebahagiaan (lulus sidang, wisuda, lamaran, nikah, hamil, punya anak.. :D)
  35. Ngobrol, ngopi, dan curcol bareng Tessa.
  36. Teriak-teriakan sama Nurul.
  37. Nonton DVD bareng anak-anak kosan
  38. Memperlihatkan film-filmku ke orang-orang
  39. Memberikan benda-benda buatan tanganku ke para sahabat
  40. Ketika aku down dan sahabat-sahabat mendukung & memberi semangat.
  41. Ketika belanja baju & sepatu sama Mama.
  42. Ketika diajari naik motor sama si Yusuf dan mendengarkan kata-katanya yang sok dewasa dan sok bijaksana.
  43. Setiap hari, setiap kali mengingat nikmat-Nya, setiap kali mengucapkan Alhamdulillah.
  44. Setiap melihat kosan dan kamar rapi dan bersih :p
  45. Ketika sakit dan ada yang ngurusin :D
  46. Ketika badan pegal-pegal, terus senam pagi di Sabuga hari Sabtu/Minggu.
  47. Ketika foto-foto, kapanpun dimanapun *dasar narsis*
  48. Ketika pakai baju matching, kerudung oke, dandan secukupnya, dan merasa manis :p
  49. Ketika ketemu cowok pintar, humoris, dan ramah *bukan rajin menjamah ya*
  50. Saat dibantu & ditolong orang lain saat aku membutuhkan
  51. Mengerjakan sesuatu yang disukai.
  52. Ke pantai.
  53. Jalan-jalan ke mana saja bareng keluarga/ anak-anak kosan/ sahabat/teman-teman
  54. Ketika bertamu ke rumah Robby dan disuguhi makanan/minuman yang selalu enak :p
  55. Ngumpul bareng Indri, Nisa, Dihyah, Dian, Ogi.
  56. Ketika main ke rumah uwak-uwak saya yang kembar. Punya banyak 'rumah' itu menyenangkan!
  57. Ketika ada yang menyapa di facebook, email, blog, atau sms.
  58. Setiap kali menerima panggilan tes kerja. Berarti ada yang tertarik CV-ku kan? :D
  59. Setiap melihat senyum si cantik Princess Dija.
  60. Setiap baca tulisan kocak Raditya Dika atau Ferdiriva
  61. Berhasil bangun pagi dan naik mobil jemputan. Prestasi tuh!
  62. Dapet rejeki tak terduga
  63. Kalau di kantor ada yang bawa makanan atau bahkan makan siang gratis
  64. Baca majalah (terutama Gogirl) gratis di Pitimoss.
  65. Setiap mendengar kabar dari Gilbert, terutama prestasi-prestasinya.
  66. Setiap Teh Ana (senior nyaris summa cumlaude yang sekarang ngambil S2) minta bantuan aku untuk kuliahnya, meskipun kayaknya pemikiran dan analisisku tidak membantu. hihihihi..)
  67. Setiap Kasih menawarkan bantuan tanpa aku minta.
  68. Setiap beli kado dan ke kondangan bareng papi Hadi.
  69. Setiap menonton film animasi yang lucu, terutama Madagascar 2.
  70. Setiap masuk hutan.
  71. Setiap selesai mengedit video (rasanya kayak buka puasa *nomor 4)

haduh.. cape..
istirahat dulu yak..
laper nih,
kapan-kapan dilanjutin lagi, otre?

Kamu juga buat dong..
Biar inget kalau hidup itu sebenarnya indah

Life IS beautiful ;)

Senin, 07 Maret 2011

PREMIERE

Sebelum cerita tentang acara premierenya, izinkan aku curcol dulu *boleh, boleh. Di film Flickering Light, aku menjabat sebagai sutradara Behind The Scene. Alias seksi dokumentasi. Sayangnya, BTS yang rencananya akan diputar saat premiere, tidak bisa dilaksanakan.
Kenapa?
Karena belum jadi!
*yaaaaaaahhhhh
**penonton kecewa.

Satu pelajaran yang aku dapat adalah, bahwa aku miss dengan ‘pasca produksi’. Selama ini aku menganggap pekerjaan BTS hanya merekam, memotret, dan menulis. Tapi bagaimana hasil perekaman, pemotretan, dan penulisan itu direkap, diolah, dan dipublikasikan, aku tidak memikirkannya dengan matang.

Aku menemui kendala teknis. Ga punya alat penyimpanan data yang aman dan ga punya komputer yang memadai untuk mengedit video. Aku sama sekali ga terpikir bahwa semuanya itu bisa menggagalkan produksi BTS. Well, my bad. Lain kali sebelum aku mengajukan diri jadi kru BTS, aku akan beli hardisk eksternal minimal 500 GB dan komputer yang layak untuk ngedit. Oh, dan tak kalah penting: waktu yang cukup untuk mengerjakan semuanya (sekarang aku nyaris tidak punya waktu untuk bikin film di luar pekerjaan).

Meskipun hasil karyaku berupa video BTS belum bisa diputar, aku tetap mengundang teman-temanku untuk datang dan menyaksikan FILMKU: Flickering Light (FL). Bagaimanapun, FL itu kan filmku juga dan di luar jobdesk BTS, ada, lah, keterlibatanku di dalamnya meskipun dikit: nyari pemain anak kecil dan minjemin clapperboard meski dipakainya sebentar. Heuheu..

Premiere Flickering Light diadakan hari Sabtu, 5 Maret 2011, di ruang 9009 bioskop kampus ITB. Kesanku tentang acara itu: “Oooo.. jadi gini toh yang namanya premiere..”

Aku sangat amat terharu dengan kehadiran sobat-sobatku. Yang paling berkesan adalah kehadiran Ijal dan Linto. Ijal tinggal di luar kota, dan kadang bolak balik ke Bandung. Sebenarnya minggu ini bukan jadwalnya ke Bandung. Tapi dia ingin memberikan dukungan padaku yang telah menghasilkan karya.

Sementara Linto, kami sangat jarang ketemu. Dan kalaupun ketemu, biasanya cuma pas acara reuni SMA. Tapi dia hadir untuk menjadi saksi kesuksesan aku (itu kata-kataku, bukan kata-katanya. Lebay ya? :p)

Selain mereka, ada Indri yang datang dari Lampung, ada juga sahabat lamaku, Tessa *bakal kujitak kalau dia sampai ga dateng*. Anak-anak kosan yang datang: Nurul, Ami, dan Ata, plus Zen.
Aku baru menyadari bahwa kehadiran mereka sungguh berarti. Aku merasa didukung. Dan dukungan itu rasanya menyenangkan! *terharu lagi*.

Aku teringat, seorang juniorku (sebut saja Gifar) pernah jadi penulis skenario di sebuah film, dimana film itu diputar di Blitz Megaplex. Aku dan teman-teman hadir menontonnya. Meskipun mesti bayar Rp. 25.000,-, tapi senang rasanya bisa menunjukkan dukungan padanya.
Nah, sekarang aku merasakan berada di pihak ‘yang didukung’.
Ternyata rasa senangnya 2x lipat!:D

I have a dream..

Setelah ini.. aku ingin bisa berkarya lagi, bikin cerita yang bagus dan menginspirasi, bikin film yang berkualitas.
Lalu..
Orangtuaku hadir di Premiere, dan seperti di film Sang Pemimpi yang di akhir film menuliskan “Dipersembahkan untuk ayah-ayah kami (Ayah Mira Lesmana, Ayah Riri Riza, dan Ayah Andrea Hirata): Ayah juara satu sedunia”, aku ingin sekali bisa menampilkan di filmku itu:
“Dipersembahkan untuk kedua orangtua saya, Papa dan Mama juara satu sedunia.”
-Sintamilia-


(Berarti pilihannya aku harus jadi: produser/sutradara/penulis cerita yang bukunya bestseller)
*Amiiin*
:D

‘Membakar’ Lab Kimia

(postingan ini ditulis beberapa hari lalu. Baru bisa publish sekarang. Heuheu)

Tadi liat serial ABG ‘Arti Sahabat’, dan ada adegan dimana dua orang cewek bertengkar pas praktek di lab kimia, terus salah satunya gebrak meja sampai cairan kimianya tumpah dan membakar tu meja. Mereka berdua pun akhirnya dihukum. Hihihi..

Aku lupa pernah nulis ini di blog atau belum. Kalaupun pernah, gapapa lah ya diceritain lagi. Aku pernah punya pengalaman yang mirip sama adegan itu.

Dulu, jaman SMA, kami lagi praktek pelajaran kimia. Guru sedang tidak berada di dalam ruangan. Murid-murid yang rajin, meneruskan belajar tanpa pengawasan guru. Murid-murid lain yang juga rajin (olahraga) bermain tenis meja. Main tenis meja di Lab Kimia! Yak, kalian tidak salah baca. Heuheu.

Aku salah satu saksi matanya. Seorang temanku sedang menyalakan spiritus. Itu loh, cairan berwarna biru yang fungsinya seperti bahan bakar. Biasa digunakan kalau praktek kimianya perlu api alias ada adegan bakar-bakaran.

Aku agak lupa adegan persisnya gimana, yang pasti dia gak sengaja membuat spiritus itu menetes-netes dari botolnya ke atas meja, lalu menyambar api, daaaaaaaann.. jreng-jreng.. kebakaran pastinya.

Pada panik dong semuanya. Tapi cowok-cowok yang main tenis meja dengan tenang ngambil kain, dibasahin, dan ditutuplah itu area api. Padam seketika. Seolah tak terjadi apa-apa, cowok-cowok itu kembali main tenis meja. Yang lain pun melanjutkan praktek. Yang numpahin spiritus sibuk melenyapkan barang bukti kebakaran. Pas guru datang, jejak-jejak kebakaran sudah hilang tak berbekas. Beda dengan sinetron itu, di sini ga ada yang dihukum. Gak ketahuan guru soalnya. Huahahahahaha…

Oh, how I miss that high school moment..


*kembali nonton ‘Arti Sahabat’ sambil bernostalgia masa-masa SMA*