Siapakah pekerja film ternama yang bisa memberikan materi pengajaran dengan sangat baik? Menurut aku jawabannya adalah
(1) Mathias Muchus,
(2) Hanung Bramantyo.
Ya, setelah beberapa waktu lalu aku terpukau dengan materi akting dari Mathias Muchus, maka hari Sabtu (24/7) lalu aku terkesima *lebay* dengan cara Hanung Bramantyo mentransfer ilmu.
Mas Muchus pandai menyampaikan materi mungkin karena dia juga seorang dosen ya. Sementara Mas Hanung, pasti karena dalam pekerjaannya ia terbiasa melakukan komunikasi instruksional *haha, sok-sok pake bahasa Fikom gini*.
Di acara LA Lights Indie Movie itu, mas Hanung menyampaikan materi directing, khususnya bagaimana membuat film adaptasi. Sebagai sutradara beberapa film adaptasi dari novel (Jomblo, Ayat-ayat Cinta, dan Perempuan Berkalung Sorban), mas Hanung sangat paham bagaimana seharusnya film adaptasi dibuat.
Ia menyampaikannya dengan bahasa sederhana, menarik, dan mudah dimengerti. Ia juga lumayan lucu dan menghibur.
Tapi yang paling aku suka dari semuanya adalah ketika ia berkolaborasi dengan Mas Aria Agni, sinematografer, untuk melakukan simulasi syuting. Waw! Aku sekarang jadi tahu bagaimana cara Mas Hanung menyutradarai :-)
Pertama-tama, Mas Hanung meminta dua orang peserta, satu cowok dan satu cewek, untuk naik ke atas panggung. Keduanya diminta duduk di sofa pembicara.
Mas Hanung lalu menunjukkan cara menyiapkan set. Meja dibersihkan, dikasih majalah. Segala barang ga penting yang tampak di layar, disingkirkan.
Di monitor, tampak bahwa warna sofa mirip dengan cardigan cewek yang berwarna hitam. Karena kurang bagus di layar, maka sang cewek diminta membuka cardigannya, sehingga warna bajunya yang oranye membuat gambar jadi lebih cerah.
Mas Hanung juga memberi kesempatan beberapa orang peserta lain untuk membuat cerita bagi dua pemain ini. Sekalian mengajari pitching, sepertinya.
Ada empat orang yang maju bergantian ke atas panggung dan mempresentasikan ide ceritanya. Ide cerita yang keempatlah yang diterima: tentang seorang cowok yang akan mengaku pada sang pacar bahwa ia sebenarnya penyuka sesama jenis. Iew! Hehe..
Selama simulasi, semua peserta memperhatikan bagaimana Mas Hanung men-direct. Ia memberi instruksi kepada pemain cewek untuk tidak memegang tangan si cowok terlalu cepat atau terburu-buru (hehe), menyuruh pemain ketiga untuk masuk frame (MC acara yang jadi pembantu :D), dan meng-cut begitu dialog sang cowok terasa kepanjangan.
Simulasi itu jadi lucu, bukan hanya karena cara Mas Hanung men-direct, tapi juga karena adanya MC narsis yang pengen ikutan main meski jadi pembantu, dan diakhiri dengan dialog si tokoh cowok yang mengaku bahwa ia sebenarnya menyukai Bram.. yang surpraisingly, adalah si pembantu itu.
Hwkwkwk…
Pokoknya Mas Hanung T.O.P B.G.T! :D
Gambar diambil dari kapanlagi.com
huahaha, kayaknya seru ya. Kapan di bali ada acara kayak gt? huhuhu
BalasHapus