Seorang teman lama menyapaku di chat facebook.
Dia : Sekarang lagi sibuk apa, Sin?
Aku : Nulis
Dia : Nulis apa? Nulis tegak bersambung? Haha..
Aku : Why are you so curious? Ga penting. Ga perlu tahu.
Dia : Hahaha.. wah, marah dia..
Aku: Ga marah. I just think that it’s not necessary to tell you
Dia lalu tertawa maklum dan setuju bahwa aku punya hak untuk memberitahunya atau tidak.
Cerita Dua
Seorang teman baikku mengirim sms manis berisi tiga kata: “Sinta, pa kabar”
Dan aku menjawabnya dengan kalimat yang intinya: kalau ga ada info atau urusan penting dia ga usah menghubungi aku (!)
Oh Tuhan, mengapa aku begitu jahat?
Akhir-akhir ini aku merasakan hal-hal yang aneh. Sering merasa tertekan, lebih mudah emosi, lebih sering badmood. Aneh. Benar-benar aneh.
Selama ini aku merasa bahwa aku adalah orang Phlegmatis yang santai, sabar, go with the flow, dan damai.
Tapi beberapa hari yang lalu, aku merasa emosiku memuncak. Hal yang sangat jarang terjadi dalam hidupku. Aku tidak mengerti alasannya.
Kalaupun ada alasannya, aku adalah tipe orang yang tidak pernah membiarkan hal-hal eksternal mempengaruhi emosiku. Aku tidak akan membiarkan orang lain atau situasi membuatku kesal atau marah.
Tapi pada hari itu, lain. Aku sungguh-sungguh emosi.
Mungkin, rasanya seperti istilah “darah mendidih hingga ke ubun-ubun”. Dan rasanya sungguh tidak enak. Aku frustasi. Heran dengan suhu ekstrim dalam hatiku. Pusing dengan tekanan dalam kepalaku.
Lalu aku ingat, pernah ada yang bilang, ketika kita marah sebaiknya wudhu, karena air memadamkan api.
Aku pun wudhu dan salat. Setelah berpikir agak jernih, aku mulai mengetahui akar permasalahannya.
Aku juga menyadari bahwa saat itu Allah sedang memberi ujian padaku tentang arti kesabaran, pengendalian diri, penguasaan emosi, keikhlasan, dan pemberian maaf.
Sungguh, itu adalah ‘ujian praktek’ yang mendadak dan tidak mudah.
Tapi aku harap Allah mengampuniku. Amin.
Setelah salat, emosiku pun menurun. Dari yang tadinya bersuhu 110 derajat, berkurang jadi 20 derajat saja (apa seh, kayak ada alat pengukur suhu hati aja.. hehe).
Sekarang aku sedang ingin sendiri.
Berharap komunikasi dengan teman-temanku berkurang.
Bukan apa-apa, aku hanya takut ‘menyemprot’ teman-temanku yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa itu.
Aku takut menyakiti mereka.
Aku menyesal dengan apa yang kukatakan pada dua orang temanku itu, dan aku tidak ingin mengulanginya ke teman-teman yang lain.
Jika aku belum ingin bertemu,
jika aku sedang irit bicara,
mohon dimaklumi ya..
Aku harus mengurus hatiku dulu...
"Kita ga usah ketemu dulu ya? Aku butuh waktu.."
"Kamu ga salah, Sid. Akunya aja yang terlalu berperasaan.."
(Delia, dalam film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta)
“Banyak orang yang mengaku baik, berlaku kasar kepada mereka yang seharusnya disayangi”
(Mario Teguh)
Sumber gambar dari http://anime2.kokidokom.net
wah. kenapa tuh jadi labil begituh?
BalasHapus