Selasa, 15 Juni 2010

Pendidikan Seks? Perlu!

Beberapa waktu yang lalu (sudah agak lama sebenarnya), aku membaca koran yang memuat pernyataan dari Menteri Pendidikan, Muhammad Nuh, yang menyatakan bahwa pendidikan seks itu tidak perlu, dengan alasan masyarakat akan memiliki pengetahuan seks secara alamiah tanpa perlu diajarkan.

Membaca itu, spontan aku mengucap dalam hati, “Yeee.. pendidikan seks itu kan bukan ngajarin cara melakukan seks!”

Correct me if I’m wrong, tapi sejauh pemahamanku, pendidikan seks memang bukan itu. Bukan ngasih materi cara melakukan hubungan seks (eh, emang siapa yang bilang gitu ya? :p). Yang aku tahu, pendidikan seks itu perlu supaya remaja tahu BAHAYA MELAKUKAN SEKS BEBAS.

Sebelum membahas lebih lanjut, aku mau flashback ke jaman SMP-SMA.
Di kedua jenjang sekolah tersebut, ada materi Sistem Reproduksi Manusia, di mata pelajaran Biologi.
DI SMP, materi itu membuat siswa-siswa cowok tahu apa itu keputihan, dan siswa-siswa cewek tahu apa itu impotensi dan masturbasi.
Sementara di SMA, kami (para siswi) diberi tahu bahwa jangan khawatir hamil kalau berenang satu kolam dengan cowok. Sperma itu mati kalau masuk air, jadi ga mungkin berenang jarak super jauh apalagi sampai ke rahim kita.
Di luar itu, tentu kami dijelaskan bagian-bagian, nama, dan fungsi organ reproduksi perempuan dan laki-laki.

Tapi aku GA ingat, para guru biologi itu bilang, “Jangan melakukan seks bebas ya nak..”.
Ga pernah.

Malah yang nasehatin itu guru Matematika SMA *loh?

Ngomong-ngomong tentang guru MTK, beliaulah yang paling sering memberi pendidikan seks (dalam arti yang benar, menurutku) di sela-sela materi MTK-nya.
Beliau pernah bilang, “Kalian pikir petting ga bisa bikin hamil?”
(dimana aku bengong karena ga ngerti arti kata petting).
Atau, “Nyium bibir itu sama rasanya kayak nyium tembok. Ga usah lah kalian nyobain cium bibir. Cium aja tembok. Rasanya sama, kok,”

Secara logika, aku ga bisa nerima. Bagaimanapun, tekstur bibir dan tembok kan beda ya? Tapi aku ga bisa protes, karena belum pernah nyium bibir dan tembok. Mungkin beliau udah pernah, makanya bisa bilang gitu. Hahahaha..
Tapi aku mengerti niat pak guru, bahwa sebaiknya kita tidak mendekati zina.
Sedikipun jangan.

Kembali ke pendidikan seks.
Menurutku, kenapa remaja harus diberi pendidikan seks, biar mereka tahu:
1. Bahwa cinta tidak identik dengan seks, dan mereka harus menolak jika pacar mereka meminta seks
2. Bahwa seks yang sehat itu bukan “menggunakan kondom”, melainkan “Tidak melakukan seks sebelum menikah”
3. Bahwa meski udah pake kondom, meski udah melihat kalender dan tidak sedang berada pada masa subur, meski melakukannya Cuma sekali, kemungkinan hamil akan tetap ada.
4. Bahwa masa depan mereka akan terancam jika kehamilan terjadi.
5. Bahwa aborsi itu menyakitkan, mematikan, dan berdosa besar.
6. Jangan bugil di depan kamera! Bahkan meski udah nikah, meski hanya untuk koleksi pribadi, video itu bisa saja tersebar. Pelaku dan penyebarnya bisa terjerat hukum.
7. dan lain sebagainya.

Kembali ke Pak Guru.
Pak guru MTK itu sangat taat beragama. Kalau ga salah, beliau lulusan pesantren. Sepertinya ia tidak mendapatkan terpaan media yang ‘ngajarin’ seks, sehingga begitu ia menikah, istrinya dibiarkan saja beberapa waktu. Kenapa?
Beliau bilang begini,
"Habis ga tau, mau diapain?"

Hwkwkwkwkw...
Anak-anak satu kelas ngakak mendengarnya.
Ah, beliau memang lucu.

Yah.. setidaknya beliau mempelajari atau ‘mengetahui secara alamiah’ tentang seks (begitu istilah pak menteri) saat ia sudah menikah.

Tapi jaman sekarang, sulit mencegah terpaan media-yang-ngajarin-seks pada remaja. Karena itu, perlu pendidikan seks, dengan fokus pada pendidikan agama serta moral, agar generasi muda Indonesia terlindung dari hal-hal yang penuh mudharat itu.




Untuk kedua adik laki-lakiku yang sedang beranjak remaja,
Yusuf dan Rama:
Jadi anak yang sholeh ya!
:-*

2 komentar:

  1. nah, itu dia.....
    klo cewenya yg lebih agresiff gimana?
    ju2r, gw bukannya ga pengen...
    tapi, gw pengen pas udah married aja..
    :):):):):)
    kayaknya, zamzn emANG uDah EEDDDAAAANNNNNN.....

    BalasHapus
  2. bagus usulannya, namun harus dibarengi dengan Pendiikan moral baik moral agama ataupun moral budaya bangsa...

    BalasHapus