Senin, 19 Oktober 2009

Mengatasi Rasa Cemas & Depresi - Dale Carnegie



Fiuh..
Jujur, aku mulai stres bikin skripsi.
Ah, sebenarnya bukan masalah dalam pembuatannya.
Tapi karena aku mencemaskan masa depanku.

Tidak seperti empat tahun terakhir, aku sama sekali tidak bisa membayangkan sedang apa dan dimana pada pertengahan tahun depan. Aku takut setelah lulus sulit mendapatkan pekerjaan. Aku takut statusku berubah dari mahasiswa menjadi pengangguran. Pikiran-pikiran seperti itu terus menghantui aku.

Dan apa akibatnya? Aku jadi tidak ingin melanjutkan skripsiku. Aku ingin seperti ini saja. Aku berada di puncak zona nyamanku.

Tapi aku sadar aku tidak bisa selamanya seperti ini. Maka aku pun mencari pencerahan. Pencerahan pertama yang aku dapatkan adalah dari blognya Senny, yang bilang,
Why you should worry about your it? You have your plan and God own the Masterplan. Just take the step!

Sebuah kalimat yang sederhana tapi dalam. Dan benar.

Aku juga membaca sebuah buku berjudul Mengatasi Rasa Cemas dan Depresi dari Dale Carnegie (Gila..! Niat banget aku, yak!). Carnegie adalah salah satu penulis buku motivasi favoritku. Keunggulan dari bukunya adalah bahwa buku-bukunya sangat praktis, hasil dari mewawancarai orang-orang hebat. Kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman nyata orang-orang yang ia ceritakan dalam bukunya.

Isi bukunya sangat padat dan kaya, sampai-sampai aku sulit merangkumnya dalam beberapa lembar kertas saja. Disini dipaparkan bagaimana mengatasi kecemasan tentang masa lalu, tentang masa depan, tentang hal-hal remeh, tentang bisnis dan keuangan, tentang pekerjaan, sampai kecemasan tentang hubungan asmara.

Beberapa tips yang ‘kena banget’ bagi aku antara lain,

- Ikhlas, jika apa yang menimpa kita adalah hal yang tidak terelakkan.
Wah, pantas saja kita perlu menguasai ilmu ikhlas. Karena kalau udah ikhlas, apapun yang menimpa kita, bisa diterima dengan lapang dada.

- Menuliskan apa yang membuat kita cemas, menulis apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, mengambil keputusan, dan mulai sekarang juga.

- Lihat faktanya, cari tahu seberapa besar kemungkinannya. Seringkali kita mengkhawatirkan hal-hal yang kecil kemungkinannya terjadi.

- Kita harus MEMIKIRKAN masa depan. Tapi kita tidak boleh MENCEMASKANNYA.

- Kalau udah ambil keputusan, segera laksanakan. Jangan terlalu banyak mikir, karena nanti ujung-ujungnya jadi ragu-ragu dan cemas.

- Sibukkan diri dengan kegiatan yang memerlukan pemikiran atau konsentrasi.

- Dan-banyak-lagi.

By the way, sebenarnya, sebelum membaca buku ini, aku udah agak ‘sadar’. Aku sempat
berpikir seperti ini:
Aku ga mau jadi pengangguran..
aku ga mau jadi pengangguran..
aku ga mau jadi pengangguran..
aku ingin seperti sekarang ini saja. Jadi….


Pengangguran!!!


Oh. My. God.
Ternyata, dengan diamnya aku selama ini, aku ga sadar kalau aku sudah jadi pengangguran bahkan sebelum aku lulus!
Dengan alasan stres dan tidak-siap-lulus, aku hanya bermalas-malasan, selalu di kamar, internet-an, menghabiskan hari tanpa kemajuan berarti.

Astaghfirullah..

Aku tidak ingin Allah murka.
Aku harus bertanggungjawab pada orangtuaku atas dana yang mereka keluarkan untuk pendidikanku.
Aku tidak ingin menjadi sampah masyarakat.
Setiap orang punya perannya masing-masing. Dan peranku saat ini adalah sebagai mahasiswa. Maka aku harus belajar. Aku harus menyelesaikan skripsi.


Tentang masa depan?
Aku punya rencana dan Allah yang menentukan.
Ia Maha Pemberi Rezeki bagi hamba-hambaNya yang mau berusaha.

Lalu mengapa aku harus cemas?

:-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar