#SaturdayLove kali ini gak membahas soal pernikahan. Gapapa
lah ya. Toh masih dalam tema cinta.
Jadi kemarin di saat timeline Facebook ramai tentang
terorisme di Jakarta, sebuah Facebook Page tentang Harry Potter (atau
Hogwarts?) memberitakan tentang meninggalnya Profesor Snape, guru Ramuan dalam
cerita Harry Potter.
Awalnya saya mengabaikan karena meski dulu saya pecinta
berat Harry Potter, sekarang sudah merasa ketuaan untuk ngebahasnya. Tapi
beberapa waktu kemudian Emma Watson memberi pernyataan turut berduka dan
ternyata yang meninggal itu adalah Alan Rickman sang pemeran Prof. Snape. Di situ
barulah saya kaget *yuwk*, dan kemudian
mendadak baper inget ceritanya *yee katanya udah ketuaan*
Gimana gak baper, kisah cinta Snape itu tragis sekali, Sis.
Lebih tragis daripada kisah cinta Veer di serial Uttaran!
Ada yang belum tahu
kisah cinta Snape dalam Harry potter? Saya akan dengan senang hati
menceritakannya .
Profesor Snape adalah guru pelajaran Ramuan di sekolah sihir
Hogwarts. Di mata Harry Potter dkk, Snape adalah sosok yang dingin, jutek,
galak, killer, dan pilih kasih. Nyebelin banget deh pokoknya! Gerak-gerik Snape juga sering mencurigakan dan tampak berpihak pada kegelapan. Harry sampai heran kenapa Dumbledore sang kepala sekolah menjadikan Snape salah satu orang kepercayaannya.
Tapi di akhir cerita, masa lalu Snape justru membuat pembaca berbalik rasa dari yang tadinya benci jadi pengen meluk Snape *halah*. Kok bisa? Karena kisahnya dengan Lily, ibu Harry Potter.
Tapi di akhir cerita, masa lalu Snape justru membuat pembaca berbalik rasa dari yang tadinya benci jadi pengen meluk Snape *halah*. Kok bisa? Karena kisahnya dengan Lily, ibu Harry Potter.
Severus Snape menyukai Lily Evans sejak kecil. Lily yang baik,
pintar, dan berani. Kalau tidak salah saat Lily berusia 11 tahun dan Snape 12
tahun. Beranjak remaja, rasa suka menjelma jadi cinta.
Meski Lily hanya menganggap Snape teman *duh, ter-friendzone*, Snape tetap cinta.
Meski Lily hanya menganggap Snape teman *duh, ter-friendzone*, Snape tetap cinta.
Saat Lily berjodoh dengan James Potter, siswa populer yang
pernah nge-bully Snape, Snape tetap cinta.
Saat Lily (dan James) tewas dibunuh Voldemort, Snape merasa
sangat hancur. Namun ia tetap cinta.
Saat anaknya Lily, Harry Potter ,menjadi muridnya yang
selalu su'udzon dan suka melawan Snape, Snape tetap cinta.
Maka dialog antara kepala sekolah Albus Dumbledore dan Snape
ini pun jadi melelehkan hati:
Yes, setelah semua yang terjadi, ter-friendzone, di-bully,
ditinggal mati, dilawan sama anaknya, Snape SELALU mencintai Lily.
Always.
Tak berubah meski waktu telah lama berlalu.
How sweet is that?
Always.
Tak berubah meski waktu telah lama berlalu.
How sweet is that?
Saya yakin banget cewek-cewek pembaca Harry Potter iri dengan Lily dan pengen juga dicintai seperti Lily dicintai Snape *eeeaaa. Kata "Always" pun jadi mantra sakti yang bikin baper. Heuheu
Saya sempat mikir, kira-kira cinta seperti Snape pada Lily
itu ada gak ya di dunia nyata? Cinta yang abadi, tulus, gak berubah apapun yang
terjadi, selama apapun waktu berlalu. Bahkan meski kematian sudah memisahkan.
Saya yakin cinta seperti itu pasti ada, dan semoga kita
semua bisa merasakannya.
Aamiiin :D
Aamiiin :D
Uh..sebetulnya bab tentang Ingatan Snape mengenal cinta terpendamnya terhadap Lily Evans Potter ini sukses membuat saya termehek-mehek ketika baca Deathly Hallows.
BalasHapusSiyalan, baca artikel ini saya jadi baper lagi.