Kamis, 07 Januari 2016

Uttaran, Mendefinisikan Kembali Makna Takdir

Akhir-akhir ini saya suka mantengin serial india  Uttaran di AnTV tiap jam setengah 2 siang *ketahuan deh eyke pengangguran*

Sebenarnya buat saya, Uttaran itu ga bagus-bagus amat. Tapi semenjak episode pernikahan Tapasya dan Veer yang fantastik bombastik warbiayasak super duper dramatis dan MENEGANGKAN, jadilah saya nonton terus kelanjutannya. Saat ini sih Uttaran tetap saya nilai biasa saja. Konflik puncaknya udah lewat soalnya. Heuheu..

Kenapa saya tumben-tumbenan bahas acara TV yang ga bagus-bagus amat ini? *Uttaran lovers, peace!* Karena ada adegan menarik yang membuat saya berpikir,

 


memangnya takdir itu apa sih?

Buat yang gak ngikutin Uttaran, begini nih latar belakang ceritanya:

Seorang wanita bernama Damini bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga Tuan Takur. Anak Damini, Icha (aslinya Ichcha tapi ribet ah) diangkat sebagai anak oleh Tuan Takur. Putri tunggal Tuan Takur yang bernama Tapasya awalnya senang karena ia jadi punya teman bermain. Tapi lama kelamaan Tapasya merasa perhatian orangtuanya jadi berlebihan ke Icha dan Tapasya cemburu. Tapasya pun jadi antagonis dan mulai melakukan hal-hal jahat (dan terselubung) pada Icha. Meskipun demikian, Icha tetap menghormati dan menyayangi Tapasya.

Nah, beberapa tahun kemudian setelah Icha dan Tapasya dewasa, muncullah konflik seru ini:

Seorang pemuda ganteng, baik hati, dan kaya bernama Veer menyukai Icha dan melamarnya. Icha menerima pinangannya. Namun beberapa menit sebelum proses pernikahan dilangsungkan, Tapasya yang selalu iri hati dengan jahatnya bilang ke Icha kalau ia mencintai Veer, ingin menikah dengan Veer, dan meminta Icha untuk 'menyerahkan' Veer padanya.
(di sini saya bete karena helloooow Veer itu manusia bukan barang. Mana bisa diserahterimakan seperti ituuu? *Plak! *getok Icha dan Tapasya)

Karena rasa sayang Icha pada Tapasya begitu besar dan gak masuk akal, Icha lalu menyerahkan baju pengantinnya, membiarkan Tapasya menggantikan dirinya sebagai mempelai wanita. Dan dengan prosesi pernikahan India dimana mempelai wanita wajahnya ditutupi kerudung, semua orang (kecuali Ibunya Icha dan Neneknya Tapasya) gak tahu bahwa mempelai wanita itu bukan Icha.

Veer sendiri baru tahu di malam pertama, saat ia membuka kerudung mempelai wanita. Ia pikir ia akan melihat wajah Icha, wanita yang sangat ia cintai. Ternyata Tapasya! ZOOONK!
Kasian kasian kasian *kata Ipin Upin*.


Icha - Veer - Tapasya
Sumber: Tabloidbintang.com

Veer marah besar, pasti. Tapi keluarga Veer (ayah, ibu, dan kakeknya) meski kaget, menerima Tapasya sebagai menantu. Kenapa? Karena Tapasya beneran anak orang kaya nan terhormat. Sementara Icha kan anak pembantu. Ibu Veer menganggap kehadiran Tapasya sebagai istri Veer adalah TAKDIR. Soalnya mereka kan sudah berikhtiar melamar Icha. Nah kalau ternyata pada akhirnya Tapasya yang secara adat (dan agama?) sudah sah jadi istrinya. Itu kehendak Dewa. Takdir.

Appaaaah? Takdir? Saya gak terima! Masak yang kayak gitu dibilang takdir?

Tapi kemudian saya ingat bahwa saya pun menyebut "Itu takdir" pada suatu hal yang hampir serupa.

Kejadiannya beberapa hari yang lalu. Saya sedang liburan di rumah orangtua. Untuk makan malam, kami tidak memasak dan berencana membeli saja di luar. Saya request makanan berkuah. Ibu saya lalu memutuskan untuk membeli SOTO dan pergi bersama ayah saya.

Pulangnya, mereka hanya meletakkan bungkusan di meja makan, lalu mengerjakan urusan lain. Saya dan adik saya yang membuka bungkusan, dan surprise menemukan isinya adalah.. BAKSO!

Saya pikir ibu saya mungkin berubah pikiran. Atau mungkin tukang sotonya ga jualan, makanya akhirnya beli bakso. Saya dan adik pun menikmati bakso itu.

Lalu ketika ibu saya ke dapur dan menemukan bakso, 
"Loooh? Kok bakso? Mama pesannya soto!"

Ayah saya juga heran. Beliau malah berkomentar, "Bakso? Memangnya di sana jualan bakso?"

Krik. Krik. Krik.
Ternyata bahkan kedua orangtua saya yang melakukan transaksi jual beli ga tau kalau yang mereka bawa pulang itu BAKSO bukan SOTO.

Bagi saya itulah takdir. Saya anggap baksolah rezeki kami malam itu, meskipun kami ingin dan berusaha mendapatkan soto.

Baca: Tentang Milikmu dan Bukan Milikmu

Gimana? Mirip kan kasusnya? 
Gak meriksa isi bungkusan sebelum bayar makanan yang dibeli, 
ga melihat wajah mempelai wanita saat nikah (India), 
bagaikan membeli kucing dalam karung. 
Buntung!

Tapi tetap saya ga terima pernikahan Veer dan Tapasya itu takdir. 
Itu penipuaaan :3

Well, Sinta, mungkin penipuan itu termasuk takdir?
*kemudian eyke pusing @@


Eniwei,
Saya sebenarnya tim TV haters dan bercita-cita memiliki gaya hidup tanpa TV.
Kalau sekarang saya nonton TV dan Uttaran, ya itu takdir. Xixixi...

Supaya nontonnya ga sia-sia amat, saya coba ambil hikmahnya sajalah.
Baca juga hikmah yang saya dapat dari nonton serial India Jodha Akbar di postingan Tips Memaafkan Pasangan.


See ya!


3 komentar: