Jumat, 21 Januari 2011

Pengamanan Tingkat Tinggi Untuk Hati

“Semua orang di sekitar gue aneh,” sahutnya. “Sinta juga,”

“Hah? Enggak ah. Biasa aja,” responku.

"Aneh," dia keukeuh.

“Apanya yang aneh?” aku penasaran.

“Gue sebutin.
Sinta itu...
hmm..
ga suka cowok,”

Whaaaatt..??
Kesannya aku...
zzzz...

“Gak tau aja!” jawabku berahasia.

“Keliatannya damaaaaaaaaiii banget kehidupan percintaannya,”

Hwkwkwkwk.
Aku ngakak dalam hati.
Kalau itu, ya, memang benar.


Semenjak pencuri hati berkeliaran *halah*, aku membangun pengamanan tingkat tinggi untuk hati.
Ibarat benteng, dinding luarnya sangat tebal, nyaris setebal Great Wall China.
Dimana-mana petugas patroli setara paspampres berpatroli seperti pasukan SWAT (SWAT apaan siy? :D)

Sistem anti penyusup juga ada.
Pintu-pintunya bersistem otomatis, dengan deteksi sidik jari, mata, suhu tubuh, hingga berat badan. Yah.. kayak di film Mission Impossible gitu deh. Hihihi..
Canggih lah pokoknya.
Ranjau darat juga ada (ranjau darat..???)

Tapi.. ssstt..
Sebenernya ada satu cara mudah kalau kamu mau memasukinya.
Aku tahu caranya karena akulah kepala keamanannya.

Ya, sebenarnya bukan aku pemiliknya.
Aku hanya orang yang diamanahi tanggungjawab oleh Sang Pemilik untuk menjaganya.

Caranya: KETUK saja pintunya.

Ya, sesederhana itu.
Kalau Sang Pemilik (Allah yang Maha Baik) mengizinkan, tentu akan aku bukakan,
dan akan kusambut dengan keramahan.

Orang yang tidak berkepentingan memang dilarang masuk.

Tapi kalau kamu bersungguh-sungguh,
mintalah izin pada-Nya,
lalu ketuklah.

Jika Ia berkenan...

Sampai jumpa!
;)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar