Minggu, 09 Januari 2011

Kita Sangat Beruntung

Aku punya satu kebiasaan. Kalau aku masuk ke kamar seorang teman, yang biasa aku tuju pertama kali adalah rak buku dan melihat-lihat koleksi bukunya. Begitu nemu yang menarik hati, langsung aku ambil & baca. Kalau Mamaku tau, bakal dimarahin tuh. Katanya gak sopan. Masak di rumah orang malah baca? Tuan rumahnya dicuekin dong? Hihihi…

Kemarin malam aku menginap di rumah teman. Aku menemukan dua buku Totto-chan. Totto-chan: Gadis Cilik Di Jendela sudah aku baca. Aku lalu mengambil yang 'sekuel'nya, berjudul Totto-Chan's Childrens, A Goodwill Journey To The Children Of The World.

Aku membacanya.
Tak lama, aku merasa shock, dan ingin menangis.

Buku itu bercerita tentang pengalaman Totto-chan sebagai Duta UNICEF, mengunjungi beberapa negara (bermasalah) di dunia, dan menyaksikan keadaan anak-anak di sana. Banyak fakta yang baru aku tahu dan membuatku miris. Diantaranya:

  1. Kelaparan. Tanah tandus, tidak ada hujan, tidak ada tanaman yang bisa dipanen, tidak ada yang bisa dimakan, tubuh hanya tulang terbalut kulit, anak-anak sangat kekurangan gizi. Kalaupun anak-anak yang sakit dibawa ke dokter/rumah sakit, tidak ada obat. Tidak ada listrik untuk menyimpan vaksin atau melakukan operasi.
  2. Kekeringan. Sumber air jauh hingga berkilo-kilo meter, dan kalaupun ada, airnya berwarna cokelat dan sebenarnya tidak layak minum. Tapi tidak ada sumber air lain. Sekali lagi, tidak ada hujan.
  3. Kehilangan orangtua. Sebagian besar terjadi di daerah konflik. Anak-anak tumbuh tanpa perlindungan dan kasih sayang. Yang lebih parah, fisik mereka pun jadi korban. Ada yang dipotong tangannya *gak kebayang, mereka salah apa sih?*, ada yang kena bom/ranjau darat, bahkan ada yang digigit hyena (binatang buas) karena tidur di alam liar (ga punya rumah) T_T
  4. HIV /AIDS. Anak-anak perempuan belasan tahun jadi pelacur dan meskipun ada yang takut terkena AIDS, tapi menurutnya, dengan AIDS ia masih bisa hidup beberapa tahun lagi. Tapi kalau tubuhnya tidak terjual hari ini, ia dan keluarganya tidak bisa makan besok T_T
  5. Rendahnya kesempatan mendapatkan pendidikan. Selama ini aku menganggap anak-anak sekolah dan belajar karena ‘disuruh’ orang dewasa. Tapi ternyata anak-anak memang punya keinginan & kebutuhan untuk belajar. Sayang, tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Sebelum ini aku pernah baca *lupa bukunya apa*, kalau kita punya tempat bernaung yang nyaman, sehat, tidak haus/lapar, tidak berada dalam daerah konflik, tidak sedang terkena bencana alam, maka kita lebih beruntung dari puluhan (atau ratusan?) juta orang di seluruh dunia. Kalau kita bersekolah hingga pendidikan tinggi, memiliki ortu yang lengkap dan keluarga yang harmonis, maka kita adalah satu dari segelintir(=sangat sedikit) orang di dunia yang sangat beruntung.

Saat itu aku tidak terlalu sepakat. Bagiku, semua 'persyaratan' itu biasa saja, banyak orang yang memenuhi 'persyaratan' itu, setidaknya teman-temanku. Lagipula aku tidak seberuntung itu. Aku pernah berada di daerah konflik (Aceh) dan aku pernah terkena bencana alam (banjir semata kaki :p). Menurutku, orang yang beruntung adalah orang kaya yang hartanya gak habis-habis 7 turunan, dan orang-orang yang main di film Titanic & Harry Potter The Movies *yeeee.

Tapi setelah membaca buku ini, aku merasa tertampar, merasa disadarkan bahwa aku benar-benar sangat amat beruntung. Memang, selama ini aku sudah merasa cukup beruntung dibanding anak-anak jalanan, dibanding orang-orang yang gak bisa kuliah karena ketiadaan biaya, dibanding teman-teman yang keluarganya broken home. Buku ini membuat perasaan “Aku beruntung” ini menjadi meningkat 30x lipat.

Hidupku memang pas-pasan. Makan irit & sering seporsi berdua ma adik (maklum anak kos), belum bisa beli HP berkamera, BB, apalagi Android *yuwk*, belum bisa benerin hard disk teman yang aku rusakin, belum bayar utang ke temen buat buka account di bank, belum bisa pake behel, belum bisa ambil kursus Scriptwriting yang aku inginkan karena muahal buanget, belum bisa beliin ortu apa-apa, dan belum bisa ikutan produksi film box-office *tetep yah*.

Tapi aku saat ini…
sehat dan semua anggota tubuh berfungsi normal, sudah makan (enak) & minum, punya tempat bernaung yang sangat aman dan nyaman, air bersih berlimpah, punya gelar sarjana, ortu lengkap & keluarga harmonis, teman-teman yang menyenangkan, punya pekerjaan sesuai passion, tempat kerja yang kondusif, bisa beli sepatu sendal + kaus kaki dan nonton film pakai duit sendiri *apa sih*. Hihihi..

Pokoknya…
AKU SANGAT-SANGAT AMAT BERUNTUNG SEKALI.

Aku mungkin belum bisa banyak membantu orang-orang yang kurang beruntung dibanding aku. Tapi sekarang aku sadar, mereka ada & butuh pertolongan. Dan aku harap, sedikit demi sedikit, bisa membantu mereka suatu hari nanti.

Untuk saat ini, aku baru bisa berbagi cerita pada kalian, dan aku ingin kalian tahu,
bahwa KITA SANGAT AMAT BERUNTUNG, kawan…






Apakah kalian sudah menyadarinya?


Sumber gambar: diary sang putri (dia juga ngebahas buku ini loh..)

1 komentar:

  1. hmm.terkadang manusia memang lupa.. bahwa dalam kesulitannya ternyata ada juga orang yang lebih sulit lit lit ..hihihi makasi mba saya ikut nih kena tonjok "djooood" awawaw...

    BalasHapus