Ibunya pernah mengatakan ini,
"Kita bukan orang kaya ya Dian. Saya gak bisa kalo kamu gak pinter. Kalau kamu mau sukses, kamu harus bersaing sama anak-anak pinter lainnya dari daerah untuk mencari pekerjaan...
Di jaman kamu akan lebih susah lagi persaingannya. Akan lebih banyak lagi anak-anak lebih pinter. Kamu harus jauh lebih pinter daripada saya."
Dari sana Dian bertekad, ingin sekolah setinggi mungkin, ingin kuliah ke luar negeri.
Di usia 10 tahun, dia sudah memikirkan tujuan jangka panjangnya. Sepuluh tahun mendatang ia ingin kuliah dengan biaya sendiri, tidak ingin membebani ibunya secara finansial.
Dia berpikir bagaimana dia akan mengumpulkan dana kuliah yang sangat besar, di usianya yang masih sangat muda. Ia lalu mantap untuk menjadi seorang model (bahkan lebih spesifik, dia ingin jadi bintang Lux).
Ia lalu melakukan riset.
Jaman sekarang, riset jauh lebih mudah karena ada internet. Jaman Dian kecil dulu, risetnya adalah dengan studi pustaka: membaca buku, artikel, majalah, dan literatur lain.
Beberapa hasil risetnya adalah ini:
1. Para Bintang Lux adalah orang-orang yang sudah punya nama di dunia hiburan. Mereka yang sukses di bidang ini banyak yang jebolan GadSam alias Gadis Sampul (pemilihan model dari Majalah Gadis).
2. Untuk bisa memenangkan GadSam, tentu tidak mudah. Setiap tahunnya ada ribuan remaja yang mendaftar jadi GadSam. Untuk jadi juara, kriterianya antara lain berkarakter dan fotogenik. Ia pun mempelajari lebih lanjut soal makna berkarakter dan fotogenik ini.
3. Dian juga memperhatikan bahwa yang menjadi juara satu rata-rata usianya 14 tahun. Sehingga Dian berencana mendaftar GadSam di usia tersebut.
Dian lalu menjalankan langkah-langkah yang ia perlukan. Antara lain menambah keterampilan non akademis seperti pencak silat dan bahasa Inggris. Dian juga mengikuti kelas modelling, meskipun biayanya tidak murah dengan kondisinya saat itu.
Semua dia lakukan agar saat dia maju sebagai peserta GadSam di usia 14 tahun, dia bisa bilang, "I'm the full package". Tak hanya bermodal wajah cantik dan paham tentang bagaimana menjadi seorang model, ia pun bisa menunjukkan kecerdasan, bakat, potensi, dan tentu saja karakternya.
WOW!
Saya baru tahu, saat dia menjadi JUARA 1 GADIS SAMPUL 1996, ternyata bukan karena keberuntungan melainkan memang sudah ia rencanakan dengan cermat, detail, dan sungguh-sungguh. Ia meraihnya dengan kerja keras.
Oh ya, dia juga mengirimkan 5-6 formulir saat mendaftar GadSam. Mungkin dia khawatir kali ya kalau cuma satu bisa keselip atau tenggelam dari ribuan formulir lainnya. Lihat bagaimana dia meminimalisir celah terjadinya kegagalan.
MAN JADA WAJADA
Siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan berhasil.
Sesuai hasil risetnya, karirnya memang melesat sejak saat itu.
Dian berhasil jadi Bintang Lux.
Dian menjadi pemeran utama dalam film "Ada Apa Dengan Cinta?" yang jadi Box Office.
Dian kuliah hingga S2 di Universitas Indonesia, salah satu universitas paling bergengsi di negeri ini.
Tidak semua keinginannya terwujud. Harapan untuk belajar di luar negeri belum tercapai. Tadinya Dian mau S2 di luar. Eh ternyata malah ketemu jodoh, menikah, dan langsung punya momongan.
Saat ini Dian hidup bahagia dengan suaminya yang supportif, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Dian tetap bekerja keras dan ingin memberi pemahaman pada anak-anaknya bahwa hidup adalah perjuangan.
Ia masih memendam keinginan untuk meraih gelar S3 setelah anak-anaknya sudah besar.
Ia menjadi inspirasi perempuan Indonesia untuk tekun mengejar mimpi dan percaya bahwa kita bisa menjadi apa yang kita mau.
"If you believe and you would try and you wanna prove to yourself,
there is nothing -- NOTHING is impossible"
- Dian Sastrowardoyo -
Sumber : IG @therealdisastr |
Referensi :
Wawancara di Talks Telkomsel https://www.youtube.com/watch?v=Hiol_3weaaw
Wawancara di Sarah Sechan https://www.youtube.com/watch?v=6sZVycBHZV8
Wawancara di Just Alvin https://www.youtube.com/watch?v=mqyGRuyjPNI
Wawancara di Satu Jam Lebih Dekat https://www.youtube.com/watch?v=nHIpnwKJAsM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar