Beberapa waktu lalu, saya dan suami mengikuti kontes kecil-kecilan, yaitu lomba menulis surat cinta berhadiah buku. Dalam lomba tersebut kami gak menang. Hiks.. Saingannya ribuan!
Daripada mubadzir, jadiin postingan blog aja deh!
Baca surat dari saya: Surat Untukmu
Berikut surat dari suami saya:
Daripada mubadzir, jadiin postingan blog aja deh!
Baca surat dari saya: Surat Untukmu
Berikut surat dari suami saya:
Bandung, 3 Juli 2015. 01:39 WIB
Maaf Sayang,sudah tidur? Aku belum tidur.
Aku baru selesai nonton film, judulnya The Age of Adaline. Film ini tentang seorang perempuan yang karena kecelakaan dia jadi awet muda terus (ada penjelasan ilmiahnya). Dan karena hal ini juga dia lari-lari terus dari orang-orang yang dia cintai dan mencintainya selama berpuluh-puluh tahun.
Ya, karena dia berpikir kalau dia tidak akan tua, tidak akan bisa tumbuh dan menua bersama pasangannya.
Sekarang aku paham makna dari menua bersama. Sangat menyakitkan bila kita bisa mengolok-ngolok uban yang tumbuh di kepala pasangan kita sedangkan dia tidak. Sangat menyedihkan bila kita bisa merasakan kulit pasangan kita semakin keriput tapi dia tidak. Hidup tapi tak punya kehidupan.
Aku jadi memikirkanmu lebih sering saat nonton film ini, mendapatkan sudut pandang dari tokoh perempuan ini dan dari orang-orang yang -secara tidak langsung merasa tercampakan.
Serasa menjadi tamparan keras buatku. Sangat keras. Aku menyadari kalau aku terlalu banyak membuang waktu untuk bisa bersamamu. Aku di Bandung, kamu dan anak kita di Sumedang. Bahkan aku melewatkan banyak momen perkembangan anak kita. Maafkan aku jika aku menumbuhkan pemikiran di kepala dan hatimu kalau aku mencampakanmu.
Sumpah demi Allah, aku tidak berniat melakukannya dan tidak pernah mau melakukan itu. Kamu cintaku, kamu satu-satunya teman hidupku. Ya, love of my life. Only you, no else!
Aku berjanji (janji yang sama dengan yang pernah aku ucapkan dalam ijab qobul pernikahan kita) bahwa waktu akan selalu menjadi sahabat kita dalam menemani langkah meniti kehidupan ini apapun keadaannya, kita akan menua bersama dengan anak-anak kita dan semoga cucu-cucu kita. Aamiin.
Sekali lagi maafkan aku, Sayang.
Ttd:
Suamimu yang tak pernah berniat menzalimimu dan tak pernah mau menciderai sumpah suci kita. (Walau kenyataannya aku melakukannya tanpa aku sadari).
I love you so much.
Gimana? Gombal apa gombal? Hihihi..
Baca juga gombalannya dulu saat mengajak saya menikah:
The Sweetest Words I Ever Read
Tonton juga video romantis buatannya di sini: