Sabtu, 07 Mei 2016

Meraih 100 Juta Pertama dari Toko Online (Part 2)

Di bagian pertama saya sudah menuliskan materi dari pembicara pertama di seminar dan workshop Meraih 100 Juta Pertama dari Toko Online yaitu Mas Reza Galih. Di bagian kedua ini saya akan tulis sedikit materi dari pembicara kedua Kang Asep Saepulloh dan pembicara ketiga Pak Jaya Setiabudi.

Tapi sebelumnya ada kata-kata mutiara dari Mas Reza nih yang belum tertulis di bagian pertama. Intinya beliau bilang kalau kita mengalami kegagalan, bergeraklah terus mencari jalan hingga berhasil. Kalau diibaratkan kita sedang mencari pintu keluar, seringkali apa yang kita kira pintu keluar itu ternyata hanya jendela, sehingga kita harus mencari ke arah lain. Dalam pencarian pun tak langsung ketemu dengan pintu yang kita cari. Bisa jadi harus berkali-kali ketemu jendela lagi jendela lagi. Tapi yakinlah pintu keluar itu ada dan insya Allah pada akhirnya kita akan menemukannya selama kita tak berhenti mencoba. *tsaaah

Lanjut ya ke pembicara kedua, yaitu Kang Asep Saepulloh owner dari MukenaYumna.com

Beliau adalah lulusan S2 bidang farmasi yang pernah mencoba bisnis apotek namun gagal dan meninggalkan hutang 50 juta. Ia sempat menjadi Ahlus Seminar, artinya jadi orang yang tiap ada seminar (motivasi) selalu ia hadiri. Hehehe.. 

Sampai suatu ketika ia mengikuti pelatihan internet marketing di Yukbisnis. Beliau puas karena baginya materi pelatihan Yukbisnis isinya 'daging'. Sejak itu ia berhenti ikut seminar-seminar, namun kalau Yukbisnis ngadain training, ia usahakan selalu ikut.


Mukenanya 2 juta aja, Bun.. heuheu

Saya gak ingat apakah beliau bercerita awal mula usaha mukena. Yang pasti seperti Mas Reza Galih, Kang Asep juga promosi melalui FB Ads. Penjualannya bahkan sudah ke Hongkong, Malaysia, dan Singapura.

Berdasarkan pengalaman Kang Asep, ke depannya tren orang berbelanja melalui web akan meningkat. 

...

trus apa lagi ya?
Yang saya ingat itu aja. Maab -____-'


Lanjut ke pembicara ketiga aja yuk..
ada Pak Jaya Setiabudi, founder Yukbisnis.com yang membawakan materi tentang Brand dotcom

Pak Jaya memberi contoh sebuah sepatu Nike dengan logo berbentuk tanda centang yang legendaris.
Berapa kira-kira harga sepatu Nike? Anggap saja 1 juta ya.
Seandainya tidak ada logo tanda centang, berapa kita akan hargai sepatu itu? Anggap saja 200 ribu.
Sepatu dengan tanda centang harganya 1 juta, sepatu tanpa tanda centang harganya 200 ribu.
Jadi berapa harga tanda centangnya saja? 800 ribu . 4x lipat dari harga sepatunya saja.

Itulah kekuatan BRAND. Meningkatkan nilainya di benak konsumen.

Beliau juga bercerita contoh lain, tentang Akuisisi Susu SGM dan Penjualan Sari Husada.
Lengkapnya saya copas ni dari postingan beliau di grup facebook Juragan Forum bersama Jaya Setiabudi 

2004, Pak Budi Isman, mendapat ‘tugas’ untuk mengakuisisi Sari Husada senilai 4 triliun, dengan rincian:
1 triliun untuk Tangible Asset (Aset Fisik).
3 triliun untuk INTANGIBLE ASSET (Aset tak Kasat), yaitu Merek SGM Aktif, SGM Eksplor, Lactamil, SGM Bunda dan Vitalac.


2006, setelah melakukan pembenahan dalam manajemen dan pemasaran, masih di bawah pimpinan Pak Budi Isman, Sari Husada diakuisisi oleh Danone senilai 22 triliun, dengan rincian:
2 triliun untuk Tangible Asset (Aset Fisik).
20 triliun untuk INTANGIBLE ASSET (Aset tak Kasat), yaitu Merek SGM Aktif, SGM Eksplor, Lactamil, SGM Bunda dan Vitalac.


Pelajaran:
1. Betapa mahalnya merek (brand) suatu produk, sehingga dihargai jauh lebih tinggi dari aset fisiknya.
2. Di tangan seorang ‘maestro’ bisnis, intangible aset tersebut seperti intan yang dipoles menjadi berlian. Sehingga harganya menjadi berlipat-lipat.
3. Brand bukan hanya untuk produk, juga pribadi (personal brand). Menilai valuasi suatu perusahaan, bukan hanya dari aset fisiknya saja, juga termasuk merek dan tokoh kunci beserta tim, yang akan menjalankan perusahaan tersebut.

Meski kasus ini adalah ‘penyesalan besar’ Pak Budi Isman, karena melepas aset Indonesia ke asing, namun kita belajar banyak hal, terutama tentang pentingnya Branding dari beliau. 

“MARKETING and Selling is to build TANGIBLE Asset
Branding is to build INTANGIBLE Asset” ~ Subiakto



Jadi, membangun brand penting atau penting banget?
Buat saya sih penting banget.

Salah satu bentuk branding di dunia maya adalah dengan memiliki domain sendiri dengan nama brand kita. 

Saat kita memiliki toko online dengan nama domain berupa merek, maka produk kita akan lebih mudah ditemukan orang yang mencarinya melalui internet.

Banyak orang yang terkendala memiliki toko online karena membangun web rumit dan mahal. Karena itulah Pak Jaya membuat platform toko online Yukbisnis.com dimana orang yang gaptek sekalipun bisa punya toko online. Harganya juga terlalu murah dibanding banyaknya fitur di dalamnya. 


---


.. (insya Allah) bersambung..





2 komentar:

  1. Saya pernah jadi resellernya YukBisnis. Tapi sekarang berhenti karena lupa loginnya wkwkwkwk

    BalasHapus
  2. Aku mah masi reseller si teh, jadi belum punya brand sendiri hehhe..
    Eh tertarik bgt tuh belajar fb ads.
    Aki beberapa kali nyoba tapi asa ga ngaruh -,-

    BalasHapus