Sejak lama urusan publikasi kemesraan di media sosial (baca: facebook) jadi pro dan kontra antara saya dan suami. Bagi dia, "Kenapa tidak?" atau "Biar orang lain termotivasi untuk nikah juga.." sementara saya menganggapnya tidak perlu dan mengutip sebuah artikel yang pernah saya baca, PDA atau Public Display of Affection alias bermesra-mesraan di muka umum (termasuk di facebook) adalah perbuatan yang sangat tidak menjaga perasaan para single. Terbukti dengan status terbaru dia yang membuat cewek-cewek iri dan mupeng. Iya, kebanyakan cewek. Kalau cowok memang perlu didorong untuk melamar. Tapi kalau cewek, menurut saya gak usah dipanas-panasin karena biasanya cewek lebih banyak yang merasa siap nikah dibanding cowok-cowok seusia mereka.
Anyway,
Pada dasarnya saya suka menulis surat. Lebih gampang menulis surat daripada cerpen #curcol. Tapi saya memang jarang nulis surat kecuali kalau memang mau cerita panjang lebar. Biasanya saya nulis surat elektronik untuk orangtua. Ke suami? Ya itu pertama kali. Sebelumnya saya pernah ngirim surat ke dia, duluuu banget, jauh waktu sebelum nikah. Bukan surat cinta tapi surat putus :))
Bukan tanpa alasan saya menulis surat cinta itu padanya.
1. Cari Perhatian
Iya saya memang mau cari perhatian dia. Soalnya beberapa hari terakhir ini dia lembuuuur mulu. Sampai-sampai saya kira dia lupa udah punya istri :3
Kalau saya ajak chatting, jawabannya, "Bentar yang, aku kerja dulu..."
Hiks
Daripada saya marah-marah dan nambah beban pikiran dia, mending saya diam dan nulis kalau saya bangga dengan dia yang sungguh-sungguh bekerja, dan mendoakan dia agar mendapat rejeki yang berlimpah dan berkah. Toh dia kerja juga untuk saya, bukan? :)
2. Pengimbang Surat Putus
Dulu, hubungan saya dan dia sering putus nyambung kayak lagunya BBB. Pertama kali putus, saya memutuskannya melalui surat. Kalau saya jadi dia, saya akan meremukkan surat itu dan membuangnya ke tempat sampah karena sakit hati. Tapi dia enggak. Dia malah menyimpannya dengan rapi dalam dompetnya, sampai sekarang! Aneh gak sih? Tapi saya ga berani juga ngebuangnya. Alternatifnya, ya saya bikin "surat tandingan", yang saya harap bisa menghapus kesedihannya dulu. Saya juga harap surat cinta ini dia simpan dengan rapi dan dia bawa kemana-mana seperti surat putus itu :))
3. I feel a lil' bit insecure
Kata orang, masa bulan madu hanya 100 hari. OMG! Itu berarti beberapa hari lagi! Tepatnya sekitar tanggal 21 Januari. Lalu apa yang akan terjadi? Kiamat? Aaaaaak tidaaaak... #mendadakparno #lebay
Orang yang lain lagi bilang, perasaan cinta yang kuat hanya akan bertahan 1 tahun pertama pernikahan. Wuaduw, ciyus saya agak khawatir dengan apa yang akan terjadi setelah itu #galau.
Karena itulah saya menulis surat cinta. Karena itulah mungkin dia perlu mencetak foto siluet kami saat liburan di pantai beberapa waktu lalu. Karena kita butuh benda-benda yang semoga bisa menghangatkan hati saat 'cuaca' terasa dingin.
Meskipun dia bilang akan setia dan tidak akan mencintai perempuan lain, I shouldn't take it for granted. Ga bisa dong setelah mendengar itu saya santai dan ongkang-ongkang kaki. Pernikahan adalah usaha keras dalam memelihara cinta, dan keromantisan semoga bisa menjadi pupuk dan air yang membuatnya tetap hidup.
4. Karena Romantis Itu Dicontohkan Rasulullah
Saya pernah baca dimana.. gitu, lupa. Intinya sih ga usah terlalu membanggakan diri/sombong kalau merasa romantis. Karena itu bukan prestasi, tapi memang sikap yang dicontohkan Rasulullah dalam memperlakukan istri-istrinya.
Memang faktanya tidak semua laki-laki romantis. Tapi buat saya, mungkin tiap laki-laki punya keromantisan yang berbeda-beda, dan saya cukup bersyukur dengan suami
Masak saya stay cool dengan segala keromantisannya itu? Saya harus romantis juga dong! #gamaukalah
Saya bersyukur mendapatkan suami romantis dan saya ingin memperlakukan dia semanis dia memperlakukan saya.
Karena beginilah cara kami memelihara cinta.
aahhhh bikin iri,hehehe... :)
BalasHapus