Makin ga jelas nasib blog ini.
Dua postingan sebelumnya, Hiatus.
Eh, besoknya, posting lagi sambil ngomongin program Posting Setiap Hari.
Hehe..
Tapi kali ini aku benar-benar sulit meluangkan waktu buat nge-blog.
Jadi memang mau cuti dulu.
Sebagai posting perpisahan sebelum Hiatus, aku tampilkan ini, yang sebelumnya sempat aku publish di facebook.
Happy Reading!
“Kamu sibuk banget, ya?” tanyanya padaku via telepon.
“Aku kan sudah jelaskan..”
“Ya sudah, tidak apa-apa kok..”
Dia menutup telepon.
Tidak apa-apa? Huh. Dasar cewek!
Aku berani bertaruh, kata “tidak apa-apa” yang ia ucapkan bukan berarti benar-benar “tidak apa-apa”. Dari nada suaranya aku tahu, dia kecewa.
Teramat kecewa.
Hmpfh..
Aku menghempaskan diri ke sofa.
Aku memang workaholic. Dia tahu itu.
Tapi meskipun aku tahu bahwa dia sangat memaklumiku, aku sadar aku memang harus meluangkan waktu untuknya.
Tapi bagaimana? Kapan?
Sialan.
Aku tidak suka seperti ini.
Aku selalu merasa bersalah setiap kali aku berkata,
“Maaf, aku tidak bisa datang..”
“Maaf, aku sedang di luar kota..”
“Maaf, hp ku tadi mati,”
Hingga kalimat yang paling basi:
“Maaf, aku sibuk..”
Serta berbagai alasan lain yang mengiringi setiap kata maafku.
Terkadang aku setengah berharap, ia berhenti saja menghubungiku.
Sehingga aku tidak perlu menolaknya setiap saat, yang membuat perasaan bersalahku bertambah dari waktu ke waktu.
Dan melihat betapa sering aku mengecewakannya, aku tidak akan heran jika ia memutuskanku dari dulu.
Tapi disisi lain, aku tahu itu adalah caranya mempertahankan hubungan ini.
Hubungan yang di mataku sudah seperti perahu yang bocor disana-sini.
Dia berusaha menambalnya sendiri,
Dia berusaha menguras airnya sendiri,
Sementara aku sibuk dengan ikan-ikan.
Dia mencintaiku. Jelas.
Lalu aku?
Aku kini justru mempertanyakan perasaanku.
Beranikah aku katakan padanya, bahwa ini bukan tentang “sibuk” semata?
NB:
Cerita di atas adalah FIKSI. Mohon saran dan kritiknya.. ;p
Buat siapapun yang merasa terlupakan karena “kesibukan”ku,
Aku mohon maaf.
Tapi sungguh, aku selalu ingin kamu menghubungiku.
Karena aku yakin, suatu saat nanti, entah kapan,
Alih-alih minta maaf, aku akan berkata,
“Ya, aku akan datang menemuimu..”
H.I.A.T.U.S
kapan balik?
BalasHapus