"Kenapa ya Umi belum hamil lagi?" tanya Pak Suami.
Dia mengaku resah. Saya sih jawab aja dengan santai,
"Yang penting kan aku udah gak KB. Berarti aku gak mencegah. Jadi kalau belum dikasih ya berarti memang menurut Allah belum saatnya."
Saya memang berhenti menggunakan KB suntik (yang per 3 bulan) sejak Kakang berusia 3 tahun. Alasan utamanya sih, karena khawatir ada efek negatif kalau KB terlalu lama. Rahim kering, istilah orang-orang. Selama KB memang saya tidak menstruasi sama sekali.
Alasan kedua adalah karena gak suka aja disuntik terus. Kenapa sih gak suami aja yang disuntik? Sakit tauuu. Hiks hiks
Meskipun saya tahu kalau KB suntik itu bisa menyebabkan kesuburan lama kembali, saya pikir tidak akan selama ini. Saya sempat yakin banget kalo saya berhenti KB, maka saya akan langsung hamil. Ternyata tidak gaes.
Meski begitu, saya gak masalah.
Bagi saya, Kakang itu udah cukup banget. My life is just perfect!
Untungnya lagi, berhubung saya gak gaul-gaul amat (loh). Tidak banyak orang yang menanyakan kapan Kakang punya adek. Seingat saya hanya satu orang ibu dari teman sekelasnya Kakang yang pernah menyarankan saya untuk punya anak lagi mumpung masih muda.
Kalau dari keluarga dekat malah tidak ada yang komen. Paling adik-adik aja tuh yang kadang kirim kode kalau mereka pengen ponakan lucu. Kakang kan semakin gede semakin gak ngegemesin. Heuheu..
Alasan Pak Suami pengen punya anak lagi sih, biar Kakang punya adik. Hemm.. alasan yang menurut saya terlalu receh :D
Pertama, Kakang ga pernah minta adik.
Kedua, Kakang kalau ditanya soal adik, dia akan menjawab kalau udah ada Kinan. Kinan ini adik sepupunya yang tinggal satu atap dengan kami di rumah mertua.
Ngomong-ngomong soal rumah mertua. Itu salah satu hal yang membuat saya belum yakin untuk punya anak lagi. Buat ngontrak rumah aja belum ada dana. Apalagi nyicil rumah.
Secara finansial saya merasa belum cukup mapan. Meskipun Alhamdulillah saat ini tidak ada cicilan.
Di website Ibupedia, saya menemukan ada artikel tentang 10 tantangan yang dihadapi saat memiliki anak kedua. Tak hanya soal finansial tapi juga kemungkinan sang kakak cemburu, membagi perhatian pada 2 anak sekaligus, kesulitan bonding, lebih ribet saat bepergian, dan lain sebagainya.
Klik untuk memperbesar gambar |
Jika kami punya anak dua, semoga saja kami mampu menghadapi semua tantangan itu. Terutama karena tahun ini Kakang menginjak usia 7 tahun. Sudah cukup mandiri. Di rumah mertua juga ada ipar dan keponakan yang bisa diminta bantuan mengurus rumah, belanja, masak, hingga mengawasi Kakang.
Soal finansial, tentu juga dipikirkan. Kami harus bisa menambah pemasukan entah dengan mengembangkan bisnis yang sudah ada, membuat bisnis baru, atau mungkin menerima jasa freelance.
Soal bepergian aja sih yang kebayang repotnya. Saya sering tuh Bandung-Sumedang atau sebaliknya naik angkot. Bawa Kakang plus tas baju dan laptop aja riweuh. Apalagi bawa satu anak lagi. Pasti nambah juga kan bawaannya :D
Ah tapi ya dijalani aja. Ibu saya pernah tuh, sendirian bawa anak 4, naik pesawat dan kapal laut. Jadi emak-emak emang kudu setrong. Hihihi
"Btw Sin, dalam rangka apa sih ini bahas topik tentang anak kedua?"
Heuheu
Iya..
Insya Allah dalam waktu dekat Kakang akan punya adik.
Saat ini usia kehamilanku 36 minggu.
SURPRISE! :D
Doakan yaa semoga kami semua selalu sehat, persalinan lungsur langsar tanpa kendala apapun.
Kamu juga stay safe & stay healthy yaa ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar