Akhir-akhir ini Kakang suka minta upgrade rumah. Alasannya, rumah yang kami tinggali ini (rumah mertua) menurutnya kurang besar.
Zzzz..
Masih mending bisa punya tempat bernaung Kang. Abi-Umi belum punya uang nih buat beli rumah. Apalagi upgrade rumah. Heuheu
|
Kakang di Villa Cipedes, rumah terbesar yang pernah dia masuki. Heuheu |
Ada seseorang yang bilang, kalau mau beli rumah cash itu urutannya gini (pengalaman pribadi beliau):
- Rutin nabung tiap bulan dalam bentuk logam mulia
- Selanjutnya logam mulia dikonversi jadi hewan ternak (domba/kambing/sapi)
- Biarkan hewan ternak beranak pinak yang banyak
- Jual saat menjelang Idul Adha. Panen kan. Bisa beli rumah cash deeeh
Jujur saya gak kepikiran cara seperti itu. Selama ini cuma ngebayangin kudu nabung emas sampai banyak, baru beli rumah. Atau gedein bisnis sampai profitnya stabil tiap bulan dan bisa bangun rumah sendiri pelan-pelan.
Wajar, karena pengetahuan saya soal peternakan hewan nol besar. Bisa aja sih kerjasama dengan peternakan terpercaya yang sudah ada. Cuma tetap aja kita meski paham sedikit banyak tentang hewan ternak. Betuuul?
Kalau untuk tempat beternak, pak suami pernah bilang bisa di kampung halamannya di Kuningan. Yang jagain dan ngasih makan bisa sama pamannya yang tinggal di sana. Terus saya mikir kemungkinan terburuk: kalau kena penyakit terus mati gimana?