Akhir-akhir ini sedang viral tentang Haqy Rais yang melamar
Selma meski Haqy tahu Selma sudah punya pacar. Selma menerima lamaran haqy dan putus
dengan sang pacar, Senna, yang tengah belajar di akademi kepolisian. Cerita
lengkapnya di sini.
Saya jadi ingat sebuah episode salah satu acara TV beberapa
bulan yang lalu. Kalau tidak salah program Sarah Sechan. Di sana ada Dito
(suami Ayudia Bing Slamet) sebagai co-host. Bintang tamunya Raditya Dika.
Jawaban Radit adalah “Rebut dulu hati orangtuanya,”
Sementara jawaban Dito adalah, “Ajak nikah!”
Menurut Dito, kalau ngajak pacaran ya apa bedanya sama pacar
si cewek? Ga ada istimewanya.
Dito sepertinya mengerti sekali bahwa yang namanya cewek
paling berat nolak kalau diajak nikah. Xixixi
So yes, saya (dan suami) pro Haqy. Merebut pacar orang lain
untuk dinikahi itu gapapa. Yang gak boleh itu merebut istri orang. Ya toh?
Mungkin ada yang berpendapat,
"Ih.. jahat banget ngerebut pacar orang. Kan kasian sama yang ditinggalin! Tega!"
Well, ya sih memang..
Tapi mau bagaimana lagi? Pada hakikatnya hubungan pacaran adalah sebuah ilusi.
Semu.
Merasa terikat padahal sebenarnya tidak.
Merasa boleh pegangan tangan, pelukan, ciuman, padahal sebenarnya tidak boleh.
Merasa berhak melarang ini itu padahal sebenarnya tidak berhak.
Merasa sang pacar adalah jodohnya padahal belum tentu.
Mungkin ada yang berpendapat,
"Ih.. jahat banget ngerebut pacar orang. Kan kasian sama yang ditinggalin! Tega!"
Well, ya sih memang..
Tapi mau bagaimana lagi? Pada hakikatnya hubungan pacaran adalah sebuah ilusi.
Semu.
Merasa terikat padahal sebenarnya tidak.
Merasa boleh pegangan tangan, pelukan, ciuman, padahal sebenarnya tidak boleh.
Merasa berhak melarang ini itu padahal sebenarnya tidak berhak.
Merasa sang pacar adalah jodohnya padahal belum tentu.
Saya mah pendukung Dito: berteman saja tapi ujung-ujungnya melamar. Ihiw!
#TemanTapiMenikah
---
Saya juga pernah dengar seseorang bercerita tentang kisah
cintanya.
Beliau laki-laki, sebut saja Joni. Dia paling males kalau
cewek yang lagi dideketin/dipacari ngomong gini, “Eh nanti kalau kita nikah,
bulan madunya ke Paris ya!”
Uuuh, langsung dijauhin deh saat itu juga. #sadis
Iya dia benci cewek matre.
Suatu hari saat di rumah temannya, dia bertemu dengan
seorang gadis. Gadis sederhana yang menaklukan hatinya. Sang gadis sudah punya
pacar sebenarnya. Tapi Joni maju terus pantang mundur.
Sampai ada sebuah momen ketika Joni mengecup punggung tangan
sang gadis. Gadis itu bilang, “Kok kamu berani banget? Aku kan sudah punya
pacar?”
Joni menjawab, “Tapi kamu pasti tahu siapa yang lebih baik
buat kamu,”
Uedyaaaan PEDE abeeess. Hahahahaha
Dasar jodoh, pada akhirnya sang gadis menerima Joni sebagai
suaminya.
---
Balik lagi ke Haqy & Selma.
Buat saya pribadi, cerita mereka cukup inspiratif. Dalam
artian, semoga para lelaki termotivasi dan segera melamar gadis yang dicintai.
Hanya satu hal yang saya sayangkan, yaitu postingan Selma yang di IG yang
menurut saya sih tidak perlu sedetail itu ya, terutama saat membahas mantannya.
Saya ga akan pernah berani ‘pamer keberhasilan’ menyakiti
hati orang lain (mantan atau siapapun itu). Ninggalin ya ninggalin saja. Tak perlu
membeberkan hal-hal yang membuat pembaca jadi punya kesan negatif pada sang
mantan.
Untuk Senna sang mantan.. *pukpuk
Fokus pada pendidikanmu ya. Ga usah cari pacar. Ga usah
pacaran.
Nanti kalau pendidikanmu sudah selesai dan boleh menikah,
nikahilah gadis pilihanmu. Karena hubungan yang sejati adalah yang ada dalam
ikatan pernikahan, bukan pacaran.
Good luck!
Jujur aku baru tau berita ini waduh kemana ajaa aku slama ini ya hehhehe
BalasHapusNah gitulah yang namanya wanita, suka yang pasti pasti aja soalnya
Hahahaaa selama janur kuning belum melengkung mah sah ya mba.. Asal jangan punya prinsip sebelum bendera kuning berkibar, rebut merebut masih sah ehehee.
BalasHapus