Senin, 13 Juli 2009

King VS Garuda di Dadaku

Sebenernya ga niat-niat amat sih nonton kedua film ini. Tapi bagaimanapun, aku selalu berusaha mengapresiasi hasil karya anak bangsa. Terutama yang genrenya bukan horor-seks atau komedi-seks sampah.

King.
Tentang seorang anak kampung bernama Guntur yang bercita-cita menjadi pebulutangkis seperti Liem Swie King. Didukung sama bapaknya yang terlalu ngoyo, yang selalu menghukum Guntur kalau kalah tanding, tapi ga pernah ngasih pujian kalau Guntur menang. Guntur masuk klub, menjalani seleksi, dan lolos. Bertemu dengan King asli. Very good.

Garuda di Dadaku.
Tentang seorang anak sederhana bernama Bayu yang bercita-cita jadi pesepakbola. Sangat tidak didukung kakeknya karena ga bonafid. Akhirnya dia latihan sembunyi-sembunyi, masuk klub, membuat kakeknya mulai mendukungnya, dan lolos seleksi Timnas U-13. Oke.

Over all..
Ceritanya mirip banget. Alurnya. Temanya. Teman sang tokoh yang berjumlah dua orang. Satu cowok, satu cewek. King unggul di Penataan Gambar dan Ilustrasi musik. Garuda ada ‘horor’nya, ada komedinya. Kalau nonton King, penonton diam (ngantuk ga ya?). Kalau nonton Garuda, ada senyum, ada tawa, ada teriakan, ada yang (hampir) nangis (aku, maksudnya, hehe)

Yang pasti.. Aku seneng banget setiap kali Indonesia mengeluarkan film-film berkualitas seperti King dan Garuda di Dadaku. Semoga akan ada lagi film anak-anak yang oke. Oya, request dong.. Bapak/ibu produser.. Bikin film anak-anak musikal.. seperti Petualangan Sherina dan Laskar Pelangi. Eh, LP gak termasuk ya? Tapi aku suka adegan nyanyi itu..
Hm.. apa aku aja yang bikin film ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar