Sumber gambar: Gramedia.com |
Siapa yang tidak pernah mendengar negara Denmark? Dalam situs World Population Review, Denmark ada di peringkat 2 Most Happiest Countries In The World dibawah Finlandia. Prestasi ini dilihat dari beberapa kategori yaitu gross domestic product per capita, social support, healthy life expectancy, freedom to make your own life choices, generosity of the general population, & perceptions of internal & external corruption levels.
Di buku ini kita bisa mengintip bagaimana sih gaya pengasuhan orangtua Denmark yang bikin anak-anaknya tumbuh dengan baik dan bahagia.
Jessica & Iben, sang penulis, memberikan poin-poin mereka dengan singkatan PARENT (Play, Authenticity, Reframing, Empathy, No Ultimatum, & Togetherness)
P - Play
Sebagian orangtua sering merasa bersalah kalau melihat anak-anaknya main mulu. Merasa kalau daripada main mending belajar, les matematika, bahasa Inggris, musik, atau olahraga. Padahal, bermain adalah kebutuhan dasar anak dan mereka banyak belajar dari bermain.
Bermain bebas bisa melatih ketangguhan, kemampuan mengelola emosi dan stres, serta mencegah kecemasan dan depresi. Bermain juga mendorong anak mencoba hal-hal baru, dan membangun kepercayaan diri anak.
Kalau bermainnya sama teman, anak juga belajar interpersonal skill, mengelola konflik, hingga sportifitas.
A - Authenticity
Kejujuran adalah hal yang dijunjung tinggi di Denmark. Film-film di sana tidak selalu happy ending. Anak-anak diajarkan untuk mengenali dan menerima semua emosi sehingga anak menjadi lebih mudah mencari solusi mengenai masalahnya.
Dalam memberi pujian juga orangtua Denmark lebih banyak memuji proses. Contohnya,
"Ini adalah tugas yang panjang dan sulit, tetapi kamu mengerjakannya dan menyelesaikannya. Aku sangat bangga padamu, bagaimana kamu tetap fokus dan bekerja. Selamat!"
R - Reframing
Reframing adalah cara orang Denmark menggunakan bahasa yang fokus pada cara pandang yang positif terhadap segala sesuatu. Mereka tidak melabeli anak dengan label negatif seperti antisosial, nakal, atau bodoh. Bukan berarti mereka denial. Tapi anak-anak tentu punya kelebihan dan hal positif juga bukan? Juga punya potensi untuk bertumbuh dan berubah jadi lebih baik. Orangtua Denmark menggunakan bahasa yang supportif daripada menghakimi.
E- Empati
Anak-anak usia dini sudah bisa kok diajarkan empati. Kemampuan untuk berempati ini penting supaya di masa depan mereka bisa menciptakan hubungan yang baik dan peduli dengan sekitar.
Empati adalah salah satu faktor penting untuk jadi pemimpin, pengusaha, dan manajer yang sukses.
Cara orangtua Denmark memupuk empati adalah dengan menunjukkan emosi orang lain kepada anak-anak. Selain itu, mereka juga selalu berusaha untuk tidak menghakimi anak-anak, teman-teman, atau keluarga. Kalau ada perilaku yang dinilai tidak pantas, bukan orangnya yang dikritik melainkan perilakunya saja.
N - No Ultimatum
Udah ga jamannya lagi mendidik pakai ancaman, bentakan dan pukulan. Bentakan dan pukulan tidak menumbuhkan kepercayaan dan respek. Jika ingin anak berperilaku baik, orangtua harus memberikan contoh, termasuk dalam mengendalikan diri sendiri.
Supaya ga jadi orang 'sumbu pendek', tipsnya : tidur/istirahat lebih lama, olahraga lebih teratur. Kalau ada perasaan pengen teriak atau mukul, tarik nafas. Kalau perlu, pindah ke ruangan lain. Kalau suami sekiranya bisa handle, minta tolong suami saja.
T - Togetherness & Hygge (kenyamanan)
Orang Denmark tuh ternyata suka banget sama yang namanya kumpul keluarga dan mereka nyaman dengan momen itu. Kan ada yak keluarga yang anggotanya lebih sering masing-masing aja (individualis). Padahal ternyata dengan menikmati momen kumpul dengan keluarga itu penting loh untuk membangun kedekatan (bonding), perasaan diterima dan diperhatikan, dan tentunya untuk rileksasi pikiran karena kalau lagi kumpul ya jangan malah mikirin kerjaan :D
Mungkin beberapa poin di atas bukan merupakan hal yang baru. Saya yakin banyak orang sudah mengerti bahwa mengaplikasikan prinsip-prinsip PARENT di atas adalah hal yang sebaiknya dilakukan.
Semoga tulisan ini bisa jadi reminder buat kita semua untuk menjadi orangtua terbaik bagi anak.
Bagaimana denganmu? Apakah sudah menerapkan semua prinsip PARENT dalam keseharian? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar