Percaya gak
sih sebelum saya bertemu laki-laki yang kini jadi suami, saya tuh ga pernah
pacaran. Bahkan, yang minta saya jadi pacarnya aja gak ada! Sungguh saya ini jomblo ngenes -__-
Well, ada
sih yang ‘nembak’ saya waktu kelas 3 SMP. Tapi pada saat itu saya memang udah
berprinsip ga mau pacaran. Kenapa? Menurut saya, pacaran di usia sekolah itu 100%
akan berakhir dengan putus dan patah hati. Saya juga ogah nge-galau apalagi
nangis cuma gara-gara cowok. BIG NO!
Eeeeeeh
taunya gak cuma pas sekolah. Pas kuliah, lulus, trus mulai kerja, masiiih aja
jomblo ting-ting. Greget gak siiiik
Pernah
punya target nikah di usia 24, tapi pas beneran menginjak usia itu, sama sekali
‘belum terlihat hilalnya’. Untungnya hidup saya bahagia aja sih. Waktu itu saya
belajar di Young Entrepreneur Academy yang memang syarat daftarnya adalah belum menikah. Terus yang
berstatus In A Relationship juga dihimbau putus. Xixixi
Sampai saat
itu saya cuma bisa bertanya-tanya dalam hati, bagaimana rasanya yaa kalau ada
seorang lelaki yang..
-
perhatian
-
peduli/care
-
nganter
jemput dan ngajak kemana-mana naik motor
-
ngajak
makan dan traktir nonton di kala saya bokek #lohkokmatre
-
memperlakukan
saya dengan manis dan spesial
-
seneng
duduk di sebelah saya just because di situlah ia merasa nyaman #hasek
-
dll
seperti yang saya baca di komik dan novel romantis
Menjelang
usia 25 baru saya ketemu dia. Di situlah saya tahu oh gini tuh rasanya di PDKT
in. WAHAHAHAHAHA
Long story
short Alhamdulillah ternyata memang dia jodoh saya.
Semua
pertanyaan di atas terjawab sudah.
Rasanya sungguh menyenangkan, apalagi
setelah halal.
Sungguh
kuterharu sekali dengan kuasa-Mu ya Allah ;’(
Ah ya pastinya
memang ini semua berkat rahmat Allah saja. Bagaimana tidak? Saya yang tak
cantik, tak menarik, ga bisa dandan, ga bisa masak, kurang gaul, baca buku
mulu, selalu ada di belakang layar, ‘tidak kelihatan’ lah pokoknya, amat kecil
kemungkinannya dilirik orang, kok ada yang jatuh hati?
Cuma Allah
yang bisa kayak gitu, menumbuhkan ketertarikan seorang Yoga kepada Sintamilia.
Allah buat
Sintamilia –yang kayak gini- jadi tampak cantik jelita luar dalam di mata
seorang Yoga. Buat saya ITU LUAR BIASA SUNGGUH MUKJIZAT!
ALLAHUAKBAR!
Beberapa
waktu setelah menikah saya juga menemukan beberapa hikmah. Misal:
-
Karena
saya ga punya mantan, saya ga bisa bandingkan suami dengan lelaki manapun. Mana
bisa saya bilang, “Kamu tahu gak sih, mantanku pernah ngajak aku liburan ke
Eropa. Dia bayarin semuanya. Kok kamu enggak?”
-
Karena
ga punya mantan, saya ga mungkin terancam CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali), ga
ada yang bikin suami saya cemburu. Jadi berkurang deh satu potensi konflik.
Lumayan..
-
Karena
sebelumnya ga ada yang naksir saya, saya menganggap suami super duper spesial luar
biasa tak ada duanya. Satu-satunya di dunia. Saya harus semaksimal mungkin jadi
istri sholehah agar dia tak menyesal menikahi saya #uhuy
-
Kalau
ada konflik dan syaithon laknatullah bisikin saya untuk ‘kabur’ dari suami,
saya ga tahu mau kemana. Balik ke mantan? Ga punya. Nikah sama orang lain? Lah
kan yang mau jadi suami saya cuma Yoga seorang. Hanya dia ‘rumah’ saya. Hanya
dia yang mencintai, melindungi, menggombali, dan menerima kekurangan saya. Kalau
saya kabur, pasti saya akan nelangsa. Dalam sekejap, hilang deh pikiran tuk
kabur. Yeay, syaithon kalah.
Demikianlah.
Ternyata
benar yang orang-orang bilang bahwa semua akan indah pada waktunya.
Sekali
lagi, terimakasih Allah..
Engkau
telah menjagaku di masa lalu sehingga bisa kucicipi bahagia di masa sekarang.
Hamba mohon
cinta dan ridho-Mu ya Allah.
Selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar