Beberapa waktu lalu, di timeline FB ada yang membagikan sebuah info, bahwa telah hilang sebuah harddisk, berisi foto dan video anaknya dari masih dalam perut, lahir hingga tumbuh besar. Semua kenangan itu begitu berharga baginya sehingga ia menawarkan imbalan bagi siapapun yang menemukan harddisk tersebut.
Saya menghela nafas.
Pasti nyesek memang rasanya.
Saya juga pernah mengalami beberapa peristiwa kehilangan rekaman foto dan video.
Dulu waktu saya KKN, saya bagian dokumentasi. Saya memotret, merekam video dan mengeditnya sendiri. Hasil akhirnya adalah beberapa video kenangan yang menurut saya cukup baik dan dengan percaya diri saya bagikan dan tontonkan ke banyak orang.
Sekarang, bersamaan dengan rusaknya laptop saya, hilang semua data di dalamnya termasuk video-video mahakarya saya itu.
Baca: Laptop Rusak Enaknya Diapain?
Ada lagi cerita lain.
Dokumentasi acara lamaran saya hilang bahkan sebelum keluarga saya melihatnya. Waktu itu yang mendokumentasikannya adalah salah seorang teman saya. Dia sendiri bingung kemana hilangnya. Mau komplain tapi untuk apa toh ga akan membuat rekamannya balik.
Teman saya itu juga saya mintai tolong untuk mendokumentasikan pernikahan saya. Saya memang ga menyewa jasa dokumentasi pernikahan yang profesional karena ga ada dananya. Dokumentasi berbentuk foto kini sudah tersimpan di laptop suami. Yang berbentuk video entah bagaimana kabarnya. Saya ga bisa minta karena ga punya harddisk untuk menampung semua rekaman video yang bergiga-giga itu. Kalau meminta teman saya itu mengedit hingga berbentuk DVD, well itu akan saya lakukan seandainya saya punya uang.
Dari beberapa pengalaman itu, saya belajar untuk tidak mengandalkan device apapun untuk menyimpan kenangan. Cukuplah saya optimalkan memori otak pemberian Allah SWT *eaaa. Selain bisa dibawa kemanapun dan kapanpun, insya Allah ga akan hilang apalagi dicuri orang.
Bagaimana kalau lupa?
Hmm.. saya sih yakin dengan mekanisme otak memproses ingatan. Untuk kenangan indah, penting, dan berkesan, otak akan menyimpannya dalam memori jangka panjang. Untuk peristiwa yang remeh temeh, otak memang akan dengan mudah menghapusnya.
Bukan berarti saya tak lagi suka membuat foto dan video. Saya masih suka menggunakan fitur foto dan video dari hape. Kebanyakan merekam aktivitas Kakang (27 bulan). Bukan untuk disimpan, melainkan agar bisa membagikannya pada sang ayah yang bekerja di Bandung, pada kakek-nenek-om-tante yang di Jakarta, atau kadang ke media sosial. Setelah itu biasanya saya hapus. Kalaupun ada video lucu yang sayang untuk dihapus, saya upload saja ke Youtube. Jangan heran isi Youtube saya itu Kakang semua. Hahahaha..
Eh tapi ada satu kasus yang bisa membuat sebuah harddisk begitu berharga.
Jika ada sebuah harddisk yang isinya adalah HASIL SYUTING, yang dalam proses syutingnya memakan biaya mahal hingga puluhan juta. Harddisk ini DICURI orang. Syuting ga bisa diulang karena selain akan mengeluarkan biaya lagi, kru dan pemainnya juga udah agenda lain. Ga bisa re-schedule. Hasil rekaman ini ga ada back up nya. Mau lanjut syuting ga bisa. Mau ngulang syuting ga mungkin. Yang sudah dihasilkan dari kerja keras semuanya hilang. Nah, ini baru bikin sakit hati.
Ini dialami oleh adik kelas saya dulu *puk puk adik kelas.
Inti tulisan ini apa ya?
Saya cuma mau bilang..
Kadang-kadang kita ingin bisa menyimpan kenangan. Khususnya dalam bentuk foto dan video. Tapi percayalah, tak ada device apapun yang bisa menyimpan kenangan dengan aman selama-lamanya.
Kenangan paling aman adalah ketika disimpan dalam hati. :)
BalasHapusKehilangan harddisk emang nyebelin, apalagi isinya banyak film yang belum ditonton. :(
BalasHapusHraddisk bisa dibeli. Tapi kenangan? :(
BalasHapusHaha..kena bangeet. Ngga ada device apapun yg bisa menyimpan kenangan selamanya. Bener itu. Hardisk bisa rusak setelah bbrp lama pemakaian. Nyeseeek banget. Pernah ngalamin itu. Jadi tahu rasanya.
BalasHapus