Rabu, 27 April 2011

Aku Ingin Belajar

Tahu tidak, film yang paling inspiratif bagiku adalah Laskar Pelangi.
Adegan Lintang putus sekolah itu sangat menyesakkan dada.
Membayangkan adegan itu selalu membuatku sedih.

Aku tidak tahu apakah tokoh Lintang ini nyata atau tidak.
Tapi aku percaya di luar sana jutaan anak berharap bisa mendapat kesempatan belajar & bersekolah.
Lintang mewakili mereka.

Dulu pas jaman aku lagi males-malesnya bikin skripsi, setiap mengingat Lintang (dan anak-anak lain) putus sekolah, aku langsung semangat tingkat tinggi! Beneran! Adalah hal yang sangat memalukan kalau aku tetap malas di saat banyak orang lain berharap ada di posisiku: menyusun skripsi.

So..
thanks a lot, Lintang! :)


Kenapa aku membicarakan Lintang?
Karena seperti Lintang, saat ini aku terancam putus kursus (bukan putus sekolah emang. Kan udah sarjana *halah)

Jadi ceritanya,
karena atasanku sedang sibuk,
beliau mendelegasikan tugasnya sebagai fasilitator training kelas Mandarin padaku.
Aku meminta OB menyiapkan ruangan dan meminta supir menjemput sang guru.
Itu saja.

Eh, keesokan harinya beliau bertanya, "Kamu kenapa ga ikutan Sin?"
"..."
Aku speechless. "Emang boleh, Pak?"
"Boleh dong. Kamu kan fasilitator.."

Hatiku langsung loncat-loncat kegirangan.

Gak banyak orang tau (kayaknya emang ga ada orang yang tau :p) kalau foreign languages is my another interest.
Sebenarnya aku lagi ngebet pengen belajar bahasa Arab. Tapi kalau Allah menakdirkan bahasa Mandarin dulu, why not? Mungkin aku bakal ke China dulu sebelum naik haji.
Amiiiin :D

Begitulah.
Dengan jadi fasilitator, aku bisa belajar Mandarin GRATIS (sementara kalau jadi peserta, bayar). Gak heran aku adalah orang yang puaaaaling semangat!

Wo shi Sinta.
Wo bu shi yajiadaren.
Wo shi wandongren.
Nurul shi wo mei mei.
Yusuf & Rama shi wo didi.

yi er san si wu liu qi ba jiu shi *lol

Sayangnya, kegembiraanku tak panjang *tsaaaaaahh
Peserta yang lain banyak yang sibuk bekerja hingga sulit meluangkan waktu untuk kursus.
dan itu membuat kelas Mandarin ini terancam diberhentikan.
Wajar sih. Untuk apa dilanjutkan kalau pesertanya minim?
*sigh*

Sepertinya aku yang paling sedih.
Tapi aku pun tidak bisa menyalahkan mereka.

Jadi yah..
meski hanya sebentar,
aku harus tetap bersyukur.

... dan berharap bisa mendapatkan kesempatan belajar (gratis) lagi,
suatu hari nanti.
Amiiin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar