Rabu, 05 Mei 2010

Produksi Film Pendek Retrokarma (Catatan Cameraperson)

Pertama kali masuk Cine Club Fikom Unpad tahun 2005, sebagai anggota baru, kami disuruh bikin film pendek. Film pendek pertamaku berjudul Retrokarma. Idenya berasal dari Indra, yang kemudian didaulat sebagai sutradara.

Skenario awal dibuat keroyokan. Tiap adegan dan dialog disusun dan didiskusikan oleh semua kru bareng-bareng. Lucu sebenarnya. Jadi kalau ditanya, siapa penulis skenario Retrokarma? Jawabannya adalah all crew! Hehe.

The Crew
Executive Producer : Luthfi Adam
Producer : Koesnaedi Dedi
Director : Indra Apriyadi
Cameraperson : Sintamilia Rachmawati & Yokie
DOP : Luthfi Adam
Art Director : Pritha Ayuningtyas
Pencatat Adegan : Dian Merdiana
Editor : Arif Rahman & Indra Apriyadi
Wardrobe & Make Up Artist : Galuh & Nina Agustina

Sinopsis
Bowo adalah fans berat Peterpan. Di sisi lain, ia sangat membenci lagu-lagu jadul. Kenapa? Karena lagu-lagu jadul mengingatkan dia pada ibu tirinya yang galak dan sering memarahinya waktu kecil. Suatu ketika, Peterpan menyanyikan lagu Kupu-Kupu Malam yang notabene lagu jadul. Bowo dilema. Tapi pada akhirnya, cinta Bowo pada Peterpan tetap bertahan (yuwk). Bowo pun belajar menyukai lagu itu.

Yang berkesan di hari-hari syuting
1. Pemeran Bowo kecil, Ilham, ditemukan ketika sedang bermain dengan teman dan saudaranya. Ia gampang diarahkan. Aktingnya lumayan. Tapi yah, mungkin karena adegannya dimarahin ibu tiri (plus dijewer :p) dan take-nya berulang-ulang, begitu scene dia selesai, dia nangis dong! Nangisnya Cuma mengeluarkan air mata tanpa suara gitu. Hehe. Oya, sebagai tanda terimakasih, dia boleh beli satu mainan apapun yang dia mau di SabSub. Kami yang bayarin :D
2. Pemeran Bowo besar, Ducky, orangnya kocak banget. Meski perannya serius, tetap aja bisa bikin ketawa. Dan Indra, sang sutradara, paling ga bisa nahan ketawa. Jadi yang sering tuh di lokasi, begitu Indra bilang “Action!”, dia kabur ninggalin set. Pokoknya dia ga mau liat akting Ducky, karena pasti ketawa. Terus begitu akting Ducky selesai, baru deh dia balik lagi dan bilang “Cut!” Hehe. Jangan ditiru yah.. Masak sutradara begitu? :p
3. Ada adegan Bowo mendengarkan radio, dimana ia pertama kali mendengarkan Peterpan menyanyikan lagu Kupu-Kupu Malam. Ssstt, yang jadi penyiar radionya adalah Indra, dan dia “siaran” di kamar Bowo :p
4. Ada beberapa adegan lucu. Tapi kalau ditulis disini jadinya malah ga lucu. Jadi tonton sendiri dong.. :D

Catatan Cameraperson
Sebelum aku ikutan workshop CC, aku pernah ikutan Workshop Cameraperson di STUFVI Bandung. Aku memang tertarik banget dengan kamera. Kebayang dong, betapa senangnya aku dikasih kesempatan buat jadi cameraperson di Retrokarma. .

Beberapa pelajaran yang aku ambil dari pengalaman produksi pertama ini adalah:
1. Kalau mau mengubah Long Shot jadi Medium Shot, atau dari Medium Shot jadi Close Up, jangan pake Zoom. Jelek. Mending Cut To aja.
2. Cameraperson itu harus cermat banget. Harus jadi yang pertama kali tahu kalau ada yang “bocor” (apalagi kalau sutradaranya ga merhatiin monitor)
3. Kalau merasa take yang diambil udah benar, coba take sekali lagi. Siapa tahu yang tadinya kita anggap udah sempurna, ternyata pas editing, baru ketahuan ada yang kurang. Paling enggak, kita jadi punya cadangan.
4. Tripod itu SUPERPENTING (apalagi buat yang baru megang kamera)
5. Perhatikan posisi kamera dengan pergerakan aktor. Kalau tadi aktor berjalan dari kiri ke kanan frame, maka shot berikutnya harus searah juga. Penonton bakal bingung kalau aktor tiba-tiba bergerak dari kanan ke kiri. Kesannya si aktor berbalik arah. Padahal posisi kameranya aja yang “nyebrang” .

Begitulah, sedikit ilmu yang bisa dibagi..
terimakasih banyak untuk semua kru, untuk CC, untuk Exprod yang udah banyak ngasih pengarahan.. :-)

By the way, aku (sebagai cameraperson) sempat beberapa kali berbeda pendapat sama sutradara tentang teknik pengambilan gambar, yang pastinya aku harus mengalah dong. Padahal aku merasa benar *sombong mode on*. Dan itu membuat aku sempat berpikir, “Ah, ga enak jadi kameramen. Terbatas. Enakan jadi sutradara. Semuanya terserah dia,”.

Mungkin waktu itu ada malaikat lewat yang mengaminkannya. Maka berakhirlah “karir” ku sebagai cameraperson disini. Produksi berikutnya, aku ditunjuk jadi sutradara. Yippie…! :D

O iya, di acara screening & awarding night-nya, Retrokarma meraih 4 penghargaan : Best Actor, Best Director, Best Cinematography, dan Best Movie :-)

Next post:
Produksi Bumper Mirror V (Catatan Sutradara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar