Haiiii,
Happy new year!
Baru-baru ini saya baca artikel (berbahasa Inggris) bagus nih dari Later tentang tren Instagram Marketing di tahun 2020. Yang saya tulis di sini
bukan terjemahan bebas ya, tapi lebih ke poin-poin penting dan catatan untuk
saya sendiri. Sebagai owner OLshop yang jualan di Instagram, penting rasanya
selalu update dengan kabar terbaru. Yuk cuuuuss!
SEMAKIN BANYAK KONTEN VIDEO
Kayaknya IG pengen ngambil sedikit “kue” milik Youtube nih
dengan memperbolehkan user upload video dengan durasi yang lebih panjang di
feed IG. Konten video juga akan disebarkan oleh algoritma IG lebih luas (mendapat
reach lebih banyak) dibanding konten foto.
Untungnya, dengan teknologi pada smartphone yang makin kece
fitur kameranya, hampir semua orang bisa memproduksi video sendiri. So, ayooo kita
lebih banyak lagi bikin video untuk konten IG.
JUMLAH LIKES DISEMBUNYIKAN
Kalau di Indonesia saat ini kita masih bisa melihat berapa
jumlah likes pada suatu foto. Kalau di US udah mulai disembunyikan tuh.
Alasannya sih, mendukung kesehatan mental terutama pada remaja. Mungkin selama
ini mereka menggunakan IG sebagai ‘hamba likes’, yang kalau fotonya dapat likes
banyak mereka girang, sementara kalau sedikit, mereka stress.
IG berharap ke depannya user bisa posting foto lebih sering
dan lebih bebas, ga perlu mikir apakah foto tsb udah perfect banget, ga perlu khawatir “gimana kalau ga ada yang like
ya?”
IG MENJADI PLATFORM ECOMMERCE
IG sedang mengembangkan fitur Instagram Checkout, dimana
followers bisa berbelanja langsung di akun Brand tanpa keluar dari aplikasi
Instagram. Saat ini ada beberapa brand di US yang sudah bisa menggunakan fitur
tsb. Tahun 2020 diramalkan akan semakin banyak lagi Brand yang menggunakan
fitur ini. Bahkan bisa jadi semua OLshop bisa.
Btw sebenarnya saat ini udah ada loh layanan yang mirip IG
Checkout tsb di Indonesia. Namanya belanja.bio. Coba deh googling.
IG MENJADI PLATFORM INFLUENCER MARKETING
Bersamaan dengan fitur Instagram Checkout, dikembangkan juga
fitur Shopping From Creators. Dalam bayangan saya sih, cara kerja influencer
mirip affiliate jadinya. Bedanya, dalam affiliate marketing, calon pembeli perlu
meng-klik link. Sementara dalam influencer marketing, calon pembeli meng-klik
foto yang diupload creator (selebgram/influencer) untuk kemudian diarahkan ke
akun Brand tempat mereka bisa membeli produk yang dipromokan influencer. Jadi
lebih smooth deh proses belanjanya. Asik ya!
Oh ya, semua orang berkesempatan jadi influencer loh selama feednya rapi dan engagementnya bagus. Kalau kemarin-kemarin yang banyak dicari brand adalah macro influencer (jutaan followers) dan micro influncer (puluhan-ratusan ribu followers), ke depan yang akan trending adalah nano influencer (ribuan followers).
TIKTOK “MENJAJAH” INSTAGRAM
Merhatiin gak sih di IG sekarang semakin banyak konten
Tiktok?
Buat yang belum tahu, Tiktok adalah aplikasi video sharing
yang disertai musik. Konten dari Tiktok lebih real, ga pake filter, fokus ke
isi bukan ke estetika. Ga perlu lokasi yang Instagramable buat bikin konten
Tiktok.
Tiktok dulu sangat populer diantara remaja. Sekarang orang
dewasa ikutan juga. Tiktok adalah aplikasi ketiga paling banyak didownload tahun
2019. Tiktok punya 500 juta pengguna aktif, sama dengan pengguna Instagram
stories. So, diramalkan nanti IG stories akan semakin banyak memuat konten dari
Tiktok.
Daaan you know what? IG lagi ngembangin aplikasi untuk menyaingi Tiktok. Namanya Reel. Saat ini lagi berusaha dipopulerkan di negara yang belum
dimasuki Tiktok seperti Brazil dan Mexico. Seru nih!
IG MENJADI MICRO BLOG
Data menunjukkan dari tahun ke tahun user IG menulis
caption semakin panjang.
Orang tak hanya menikmati foto-foto indah melainkan
juga kata-kata yang menarik.
Ini adalah kesempatan kita untuk bercerita lebih banyak di
caption, sehingga followers menghabiskan
lebih banyak waktu di postingan kita. Ini mempengaruhi algoritma dan
meningkatkan engagement.
Bagi brand owner, yang namanya brand voice akan semakin
penting. Foto bagus saja tidak cukup. Followers ingin tahu dan ikut mendukung
hal-hal yang dikampanyekan brand di balik produknya.
Dalam artikel tsb memuat tips ini : Next time
sebelum posting di IG, pikirkan dulu mau nulis caption apa (mau menyampaikan
pesan apa) baru cari foto yang cocok.
Tips lain,
Share tips di caption. Kalau pembaca klik ‘Save’ di
postingan kita, ini juga terhitung engagement dan mempengaruhi algoritma loh.
Jadi next time postingan kita akan lebih sering terlihat mereka.
Ada beberapa insight lain seperti akan semakin banyak iklan
di IG Stories, fitur IGTV series, dan juga perkembangan filter Augmented
Reality untuk shopping. Tapi saya belum bisa nulis lebih panjang lagi karena
tangan pegel #jujur.
Bagaimana menurutmu? Apa resolusimu di Instagram tahun 2020
ini?