Betapa
girangnya saya saat menerima email berisi undangan ke acara Zenbook Blogger Gathering Bandung yang diselenggarakan ASUS. Gimana enggak, biasanya kan saya sehari-hari di Sumedang. Nah,
kebetulan saat itu saya lagi ‘liburan’ di Bandung. Yaaah meskipun liburan saya rencananya cuma sehari dan sebatas ke BIP (wkwkwk) tapi undangan ASUS ini bikin liburan
saya jadi diperpanjang deh. Yeaaay
Waktu bangun subuh saat
hari H, saya sempat merasakan nyeri di bagian pergelangan kaki kanan. Ga tau kenapa.
Kayaknya sih semacam peradangan dari luka yang infeksi. Sempet terpikir untuk
mengundurkan diri. Abis, tiap melangkah rasanya sakit. Tapi di satu sisi, ga
enak masak batalin pas hari H? Lagipula, ini kan acara yang saya tunggu-tunggu.
Terakhir ikut gathering ASUS tuh tahun 2017. Jelas saya ga ingin melewatkan
kesempatan ini.
Pada
akhirnya saya putuskan tetap ikut dengan mengucapkan Bismillah.. Laa haula wa
laa kuwwata illa billah..
Begitu
masuk Embassy Room Hotel Savoy Homann Bandung, saya dan blogger-blogger lain
disambut Mas Anjas Maradita (Youtuber & Content Creator) dan Mbak Katerina (travel
blogger). Mereka adalah PIC, panitia, sekaligus pembicara di acara ini. Hanya
mereka berdua loh, ga ada lagi anggota tim yang lain. Hebat euy :D
Anjas ini
masih muda banget ternyata. Sepantaran adik saya. Tapi dia sudah cukup eksis di channel youtubenya, Daunnet Films, yang
sudah memiliki lebih dari 272 ribu subscribers! Membranding diri sebagai video
editor trainer, Anjas banyak sharing tentang tips dan tutorial editing video.
Kalau Mbak
Kat siy udah lama berkecimpung dalam dunia blogging. Dengan niche travelling, Blogger
cantik ini sering menuliskan pengalaman-pengalaman menariknya mengunjungi
berbagai tempat. Tak hanya blog, tulisan-tulisannya pun sudah banyak dimuat di
berbagai majalah (termasuk inflight magazine) dan koran. Beberapa penghargaan dan
apresiasi pun sudah ia raih. Bener-bener inspiratif deh!
Setelah
registrasi, saya sempat memotret beberapa kali penampakan Asus Zenbook yang supeeeer
kece. Apalagi yang numberpadnya di bagian touchpad. Uwow, takjub saya kok bisa
kayak gini. Hihihi
Selesai
sholat dhuhur, kami makan siang. Makanan yang disediakan buanyaaaaak banget
variannya. Ga mungkin semuanya masuk ke perut saya yang mungil ini. Saya nyicip
nasi putih, nasi goreng, bihun, fillet goreng tepung, sambel, gado-gado, dan
kerupuk. Nikmat dan kenyaaaang. Padahal ada perkedel jagung, ayam, dan sop dll yang
belum dicicip. Untuk penutupnya saya ambil buah terfavorit yaitu semangka merah
dan kuning, jus, juga pudding. Mantap!
Usai
menikmati hidangan, Mba Kat membagikan kain etnik pada semua peserta untuk dipakai. Acara utama pun lalu dimulai.
Anjas
memberikan presentasi mengenai produk laptop terbaru dari ASUS yaitu Zenbook
UX333 (13 inch), UX433 (14 inch), dan UX533 (15 inch) yang merupakan laptop paling ringkas di dunia.
Apa aja sih
keunggulan mereka? Ini dia:
Screen-To-Body
Ratio 95%
Seri ini
memiliki Frameless Nanoedge Display di empat sisi dengan bezel ultra tipis. Hal
ini membuat layar terlihat sangat luas dan mata kita lebih nyaman dan fokus.
Ergolift
Hinge
Saat laptop
ini dibuka, desain Ergolift Hinge akan menciptakan kemiringan naik 3 derajat
yang membuat posisi mengetik jadi lebih nyaman. Tak hanya itu, audio pun akan
terdengar lebih jelas dan system pendingin akan lebih optimal.
NumberPad
Spesial
bagi Zenbook seri UX333 dan UX433, ada fitur numberpad virtual di bagian touchpad yang bisa diaktifkan dengan tombol khusus. Ketika tombol ini ditekan,
touchpad berubah fungsi jadi numberpad dan akan mempermudah pekerjaan-pekerjaan
yang banyak menginput data berupa angka dan melakukan perhitungan melalui
aplikasi kalkulator. Unik banget! Saya takjub ada fitur sekeren ini.
Kalau yang
UX533 sih ada numpad fisik karena dimensi laptop cukup luas untuk memuat tombol
tersebut.
Face Login
Memiliki
kamera infra merah yang terintegrasi dengan fitur face login Windows Hello,
mempermudah kita kalau mau login. Cukup setor muka aja di depan layar, terus
otomatis login deh. Hihihi
Prosesor
Banyak lagi
keunggulan lainnya seperti kapasitas baterai yang mencapai 14 jam, backlite
keyboard yang menunjukkan betapa premiumnya laptop ini, serta berstandar military grade yang membuat laptop-laptop ini tangguh, kuat, tahan guncangan dan benturan, juga aman pada temperatur rendah atau tinggi. Untuk
info lengkap, ke web Asus saja yaa
Setelah dibuat terpukau dengan materi tentang ASUS Zenbook, tibalah
acara berikutnya yaituuu jalan-jalan!
Kata Mba Kat sih, sengaja ada sesi outdoor biar kita
ngerasain dan ngebuktiin sendiri kalau ASUS Zenbook ini ringkas dan enak banget
dibawa kemana-mana. Uhuy!
---
Saat saya keluar Embassy Room, ternyata di sofa lorong sudah duduk pak suami dan Kakang (4,5 tahun). Mereka baru kembali dari quality time di Balaikota. Pasti pak suami ga tau lagi mau ngajak Kakang kemana, makanya nyamperin saya lagi di hotel. Ckckck
Saya pamitan aja mau keluar sama para blogger. Pak suami mengizinkan dan memutuskan menunggu di situ.
Kebetulan pas mau keluar hotel sedang hujan. Jadilah ada
beberapa blogger yang foto-foto indoor di restoran Savoy Homann yang cantik.
Prasasti Bandung KM 0 (NOL) |
Kemudian kami berbalik arah, menyusuri trotoar dan melewati gedung Pikiran Rakyat.
Bang Aswi in action :D |
Bagi warga Jabar, tentu tak asing dengan nama Pikiran Rakyat. Ditengah kemajuan teknologi internet, koran ini masih eksis sampai sekarang. Dibangun tahun 1920, berarti tahun depan gedung ini akan genap berusia 100 tahun. WAOW.
Oh iya, tahun 1930-an gedung ini pernah jadi dealer mobil loh. Bayangkan, pada tahun itu yang keluar dari gedung ini adalah mobil-mobil antik.
Di pertigaan jalan Asia-Afrika dengan Braga, terdapat gedung Kimia Farma. Ternyata Kimia Farma ini sudah ada dari zaman Belanda loh, bahkan menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia. Sekarang sih, sebagian areanya disewa oleh Starbucks. Tapi apoteknya tetap ada kok.
Kami berjalan lagi dan melewati Hotel Ibis (dulu adalah Hotel Wilhelmina) dan juga De Braga yang menempati gedung pertokoan Sarinah Bandung. Kata Bang Aswi, tulisan Sarinah ini adalah tulisan tangannya Bung Karno. Istilahnya, pakai font handwritten Soekarno lah. Hihihi
Perjalanan sampai ke perempatan Jl Braga dan Jl Naripan. Di sudut jalan ini terdapat taman Braga dan Bank BJB. Gedung Bank BJB ini dulunya bernama De Eerste Nederlandsch Indische Spaarkas (Denis). Pernah ada sebuah peristiwa heroik di gedung ini, dimana dua orang pemuda merobek bagian biru bendera Belanda agar hanya Merah Putih yang berkibar.
Gedung yang desainnya sangat mirip dengan Savoy Homann ini menjadi saksi perjuangan rakyat Bandung sebelum terjadinya Bandung Lautan Api tahun 1946.
Foto bareng di Taman Braga. Photo credit : @putracikeusik |
---
Telapak dan pergelangan kaki kanan saya semakin terasa nyeri.
Sebenarnya ketika rombongan mulai menyeberang dan jalan ke arah alun-alun kota, saya terpikir untuk minta izin, berhenti, dan kembali ke hotel. Meski begitu, saya paksakan untuk tetap berjalan. Saya harus jaga optimisme untuk mengikuti acara ini sampai selesai. Saya kuatkan niat.
Pak suami sempat nge-chat saya dan bilang kalau dia merasa ngantuk dan agak pusing. Saya sarankan saja ia pulang dengan Kakang untuk istirahat. Tapi pada akhirnya ia tetap menunggu. Kelak saya merasa beruntung pak suami standby.
---
Kami melewati Gedung Merdeka dimana Konferensi Asia Afrika pernah berlangsung, juga Bioskop Majestik yang sekarang sudah tidak lagi difungsikan. Kemudian kami berjalan ke arah Alun-Alun Kota Bandung.
"Mau nyebrang Mba? Jalanan udah kosong loh ini.." |
Rasa sakit saya agak terlupakan karena melihat orang-orang berkostum hantu wara-wiri di pinggir jalan. Pejalan kaki yang lewat bisa berfoto bareng dengan para 'hantu' dan memasukkan uang ke kaleng di hadapan 'hantu'.
Ada valak, hantu tanpa kepala, hantu berkepala tiga, dll yang menyeramkan. Satu-satunya yang membuat indah pemandangan adalah dua orang perempuan cantik yang berkostum Nyi Roro Kidul. Eh bener gak ya itu Nyi Roro Kidul? Warna kebaya hijaunya khas banget sih.
Sepanjang perjalanan, selain mendengarkan cerita Bandung tempo dulu dari Bang Aswi, para blogger juga menyempatkan diri foto bareng ASUS Zenbook untuk IG competition. Saya ikutan juga doooong
Di Masjid Agung sebelah alun-alun, saya dan blogger lainnya sholat ashar. Suami memutuskan menyusul saya. Mungkin dia dan Kakang udah mati gaya juga nungguin di hotel. Heuheu
Ada bagusnya juga pak suami datang. Ia bisa menggandeng dan menopang saya saat berjalan. Dari grup WA saya lihat teman-teman blogger janjian berkumpul di Pujasera. Saya dan suami sempat mencari pujasera yang dimaksud tapi ga ketemu. Ya udahlah saya nyerah.
Saya akhirnya duduk di pinggir lapangan, menyaksikan Kakang yang lari-lari kegirangan di atas rumput. Harap maklum, ini kali pertama Kakang kemari :D
Kakang di lapangan rumput alun-alun |
Setelah Kakang puas main, kami pun jalan kaki bertiga ke hotel.
Pak suami ingin Tahu Gejrot dan berkali-kali ngomong kalau dia mencium aromanya. Semakin dekat hotel semakin kuat.
Saya liat sekeliling gak ada tukang Tahu Gejrot dan ga mencium apa-apa. Ah, halusinasi nih dia pasti. Eeeeeh ternyata beneran dong kita nemu tukang Tahu Gejrot persis di sebelah Savoy Homann. Hahaha
Kami pun menikmati makanan khas Cirebon ini sampai kami melihat rombongan blogger lainnya kembali ke hotel. Kami pun mengikuti.
---
Selesai sholat maghrib, Mba Kat mempersilakan kami untuk langsung makan di resto.
Saya cuma bisa ambil salad buah dengan mayonaise, garlic bread dengan olesan daging, serta 2 tusuk fruit & marshmallow with chocolate fondue. Enak semuaaa
Selebihnya saya minta tolong pak suami aja yang ngambilin makanan. Apalagi menu spesial malam ini adalah BBQ, dimana kita bisa memilih daging yang kita inginkan, kemudian menunggunya selesai dibakar.
Saya mah udah ga pengen berdiri dan jalan lagi. Ni kaki sakit banget cyiiiin..
Pilihan daging |
Proses grilling |
Sambil makan ada pengumuman pemenang lomba foto Instagram. Ada kuis juga yang pertanyaannya dishare via grup WA dan kudu dijawab via WAG juga. Sayang hape saya lagi dibajak Kakang.
Kali ini saya belum beruntung menangin hadiah lomba foto dan kuis. Gpp lah. Bisa makan enak aja udah seneng. Oh ya, ini dia bintang malam ini:
Bebek bakar supeeer lembuuuut |
Acara berakhir sudah. Kami pun pulang setelah sebelumnya foto-foto dulu
Yang motret ini Kakang loh. Maap miring. Namanya aja balita |
Langkah kaki semakin terasa susah payah. Sampai di parkiran motor, saya minta digendong pak suami. Ia pun membopong saya di punggung, padahal jarak tinggal 10 meter doang dari motor. Hihihi
Belakangan pas diperiksa, kata dokter saya terkena scabies. Whaaaat?
Ya sudah, yang penting sekarang kondisi kesehatan sudah membaik. Saya sama sekali tidak menyesal sudah berani tetap datang dan mengikuti acara sampai akhir. Alhamdulillah..
Terimakasih ASUS, terimakasih semuaaa
Semoga bisa kumpul-kumpul lagi ya next time ^^
2019? PAKAI ZENBOOK!