Ini pertama kalinya saya tidak menerima THR. Hiks. Sejak 2 minggu sebelum melahirkan, saya memang berhenti bekerja. Kebayang tahun lalu dapat THR yang jumlahnya menyenangkan. Tapi itu tinggal kenangan *tsah
Berharap THR dari suami, ternyata gaji dan THR dari perusahaan tidak cair 100%. Hanya separuhnya saja. Hmm.. sepertinya sedang ada masalah cashflow. Saya jadi agak khawatir dan mengatakan pada suami mungkin inilah saatnya ia pindah kerja.
Ia menyimak kata-kata saya. Namun setelah menimbang-nimbang, ia menggeleng.
"Kalaupun aku pindah kerja, aku gak mau jadi karyawan lagi. Aku mau bisnis." jawabnya.
Saya terkesima.
Dan tentu saja, mendukungnya.
***
Saya dan anak kami duluan mudik ke Sumedang, ke rumah orangtua suami. Kami tiba di sana beberapa hari sebelum bulan puasa. Sementara suami tetap di Bandung, bekerja dan tanpa saya ketahui..
BERDAGANG!
Saat ia mengabarkan bahwa ia jualan sop buah dan pisang ijo untuk berbuka puasa, saya takjub. Ternyata ia bersungguh-sungguh dengan niatnya memiliki bisnis sendiri. Setengah tak percaya, saya minta dia mengirimkan foto sebagai bukti. Ia lalu mengirimkan foto ini:
Lapak Sop Buah dan Pisang Ijo |
Untuk membuat sop buah, ia dibantu teman-temannya. Ada yang berbelanja dan memotong-motong buah, sementara ia sendiri ikut jaga lapak sepulang bekerja.
Untuk pisang ijo, ia mengambil bahan dari seorang temannya. Ia tinggal menambah kacang, vla aneka rasa, dan es saat konsumen datang.
Ia juga banyak bercerita tentang suka duka selama berjualan.
"Ada anak yang pengen beli es buah buat buka puasa, tapi uangnya ga cukup..
aku gratisin tuh es buahnya..
ada bapak-bapak yang tiap hari beli terus, hampir gak pernah absen..
ada perkelahian di depan tempat jualan menjelang buka puasa, batal deh itu puasa sebelum bedug..
ngabuburit dengan cara yang asik..saking asik ngabuburit, sampe buka puasanya beberapa menit setelah adzan terus, karena banyak yang beli..
ibu pemilik warung yang aku titipkan meja untuk jualan, menolak menerima uang dariku..katanya niat bantu aja..
yang paling mengharukan, adalah ketika aku bisa transfer uang ke kamu dari hasil sop buah ini."
Itulah beberapa kesan yang tertinggal baginya.
Saya senang karena ia tampak puas. Ia bahkan berniat mengembangkan usaha itu.
Selama lebaran, yang ada di kepalanya hanya ide-ide pengembangan bisnis sop buah. Hehehe..
Ia bertekad selesai libur lebaran, ia akan mencari supplier buah, mencari lokasi, dan membuat proposal bisnis untuk mendapatkan investor. Bisnis kali ini tidak akan seperti bulan puasa lalu yang sekedar gelar lapak. Kali ini harus lebih berkonsep dengan variasi buah yang lebih banyak dan pemasaran yang menggunakan strategi. Puasa memberikannya ide usaha sop buah dimana setiap harinya ada 7 jenis buah berbeda.
Sekali lagi, ia bersungguh-sungguh menjalankan rencananya.
Selesai libur lebaran dan kembali ke Bandung, ia kesana kemari mencari supplier buah ke Pasar Induk Caringin, Ciroyom, sampai ke Lembang. Ia kaget ketika mengetahui ada beberapa buah yang harganya amat mahal seperti anggur merah dan hijau, kiwi dan peach. Buah peach bahkan mencapai 135ribu perkilonya.
Ia laksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan mimpinya. Banyak hambatan tentu saja. Namun ia coba atasi pelan-pelan, satu persatu.
Baru-baru ini ia membuat sop buah dan memotretnya untuk dilampirkan dalam proposal. Saya sarankan padanya untuk mempublikasikan juga foto itu di media sosial sebagai teaser promo. Ia pun lalu mengunggah foto itu.
Es krimnya ancur. Hahaha... |
Lebaran tahun ini sepertinya akan menjadi awal yang baru. Sebuah ikhtiar lain untuk menjemput rezeki yang telah Allah tetapkan.
Sungguh saya salut padanya. Ia adalah sosok suami dan ayah yang mau bekerja keras untuk kehidupan kami yang lebih baik.
Wahai suamiku,
Aku doakan semoga Allah berkenan menurunkan rahmat-Nya padamu, memberikanmu kesehatan, keselamatan, dan rezeki yang halal serta berkah pada keluarga kecil kita.
Aamiiin ya Rabb..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar