Rabu, 10 Oktober 2012

Alhamdulillah.. :)

Buat kamu yang "nyerap" banget isi buku Harry Potter, mungkin tahu, bahwa yang selama ini membuat ia terlindung dari kalimat jahat dan paling mematikan "Avada Kedavra" adalah mantra kuno dari ibunya. Pada dasarnya, bukan mantranya yang melindunginya, tapi cinta seorang ibu. Terkesan ga masuk akal memang (lagipula sejak kapan novel fantasy masuk akal? :D), tapi kadang-kadang, di saat saya menyadari bahwa saya masih dikaruniai kesehatan dan keselamatan, saat itu saya selalu teringat ibu saya yang pasti tiada hari tanpa mendoakan saya.

Beberapa hari terakhir ini saya tinggal di Jogja. Ada beberapa kejadian yang saya alami, yang membuat saya bersyukur sekali Allah masih melindungi dan menyayangi saya. Contoh sederhana, kerjaan saya kan mobile ya. Mengingat tingginya angka kecelakaan pengendara motor, bisa pulang ke kosan dalam keadaan sehat dan selamat (dan tanpa kena tilang :p) itu Alhamdulillah sekali..

Dua hari yang lalu STNK yang saya bawa juga sempat tercecer di sebuah rumah makan. Untung saya belum meninggalkan tempat itu. Saat sedang merogoh-rogoh saku dengan kebingungan, ketika berbalik saya melihat seorang pegawai yang menunjukkan bahwa STNK saya terjatuh di depan kasir. Waaaaa... Alhamdulillah...!

Keesokan harinya, saya menerima kartu ATM dan uang yang ditemukan di antara baju-baju cucian yang saya serahkan ke laundry. Jujur, saya gak menyadari ATM dan uang saya hilang. Kalau pihak laundry gak mengembalikan, saya pasti mengira kartu ATM saya tercecer. Uang yang ditemukan juga lumayan. Rp. 70.000! Gede banget itu untuk ukuran Jogja.
Saya ini memang ceroboh banget. Tapi Alhamdulillah ya.. Semoga Allah membalas kebaikannya, dan laundrynya semakin laris. Aaamiiin...!

Selain itu, ada kiriman makanan enak dari klien, ada cemilan yang kadang-kadang dikasih ibu kos, ada laptop yang nyala kembali setelah tadi malam sempat ngadat ga mau nyala. Ckckck..

Plus, ada Mas @61618351 yang berbaik hati ngasih peta Jogja yang lucu ini :D



Alhamdulillah..
Alhamdulillah..
Alhamdulillah..

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
:)

Selasa, 02 Oktober 2012

Marriage


Getting married isn’t going to solve our inabilities to wake up for Fajr or get up for qiyam. We need to develop our own selves without expecting marriage to somehow magically change our lives. Marriage can be a great tool of self-improvement and can help us change for the best, with Allah’s will. Marriage is amongst the greatest blessings that Allah (swt) can bestow on a person; and the creation of a family, and taking care of that family, is amongst the greatest acts of worship. But if we are not personally working on ourselves now, how can we expect that it will be easier with the additional baggage of another individual who is also imperfect?’ - Maryam Amirebrahimi 

Saya mendapatkan quote itu dari blognya Naya . Di sana Naya curhat tentang dia yang baru nyadar bahwa selama ini keinginannya untuk menikah didasari niat yang ‘salah’. Ingin punya teman halal yang menemani kemana saja dan kapan saja, ingin ada yang ngingetin ibadah, ingin punya teman diskusi sepanjang waktu, sampai alasan ingin menyusul teman-teman yang udah duluan menikah.

Kenapa alasan-alasan itu ‘salah’?
- Ingin punya teman yang menemani kemana saja & kapan saja -> Lah, memangnya pasanganmu ga punya kehidupan sendiri? Dia juga bakal cari nafkah, mengerjakan hobi, kumpul sama teman-teman. Alhamdulillah kalau bisa selalu serumah. Lah kalau jodohmu harus LDR?

- Ada yang ngingetin ibadah -> Serius nih, mengandalkan orang lain untuk mengingatkanmu ibadah? Terus selama ini, belum ada yang ngingetin, ibadahmu gimana?

- Ingin punya teman diskusi sepanjang waktu -> Teman diskusi iya, tapi ya gak sepanjang waktu juga sih. Alasannya sama dengan poin pertama.

- Ingin menyusul teman-teman -> Ayolah. Menikah itu bukan perlombaan.

Saya jadi teringat, teman saya, cewek, pernah pasang status di fb kira-kira isinya begini, “Duh.. pusing! Kalau gini caranya mending nikah aja deh!” Kalau ga salah waktu itu dia lagi pusing urusan kuliah. Skripsi mungkin. Lah terus dengan nikah masalah skripsimu beres, gitu?

Teman saya yang lain juga pernah ingin nikah dengan alasan, “Biar ga usah kerja. Kan udah ada yang nanggung biaya hidup.” Yang membuat saya geleng-geleng kepala tapi diam-diam berdoa, semoga ia mendapat suami yang penghasilannya cukup sehingga ia ga perlu bekerja. Aaamiiin..

Yang saya pahami sih, menikah memang bukan solusi atas masalah-masalah kita saat ini. Masalah kuliah, masalah kerjaan, masalah ibadah, masalah finansial, hingga masalah hati (belum move on, misalnya :p). Semua masalah itu ga akan otomatis selesai dengan menikah. Justru, masalah-masalah itu harus diselesaikan dulu, karena nanti saat menikah kita akan menghadapi masalah-masalah lain.

Sekarang saya mengerti kenapa orangtua saya ga pernah menuntut saya untuk buru-buru menikah. Mereka keukeuh pengen saya bisa mandiri dulu. Dengan mandiri, berarti saya dianggap sudah bisa menyelesaikan masalah sendiri. Kalau pakai bahasa ayah saya, “Papa dan mama ingin Sinta siap dengan bekal yang cukup untuk hadapi gelombang kehidupan yang tidak ringan.”
*tsaaaah.. Bahasanya!

Jadi..
Mari selesaikan masalah masing-masing saat ini sebelum nanti menikah dan menghadapi masalah-masalah yang lebih besar.
Sepakat? :)
#okesip

Senin, 01 Oktober 2012

Jogjaaaa...!

Beberapa hari yang lalu, atasan saya bertanya tentang evaluasi kinerja saya selama September. Dan saya menjawab dengan satu kata, "Buruk."
Bayangin, saya cuma memenuhi 20% dari target kantor! Ngaco banget gak siy? Ckckck.
Alhasil, ketika atasan saya bilang, "Ada wacana nih Sin, dari manajemen...", saya dengan sotoy menebak, "Kontrak ga diperpanjang ya..?" pake emoticon senyum.
Gak nyangka, beliau malah bilang, "Bukan. Gimana kalau kamu ke Jogja?"

Jreng jreng..!
Katanya saya bisa lebih berkembang di Jogja. Tapi pastinya saya berat banget ya ninggalin Bandung. Kemudian dia bilang di Jogjanya sebulan. Hmm.. kalau sebulan sih kayaknya saya bisa. Anggap saja lagi KKN sekalian refreshing cari suasana baru. Ya toh?
Akhirnya saya pun menyanggupi.

Belum beli peta Jogja, pake yang manual dulu :))

Alhamdulillah dapet kosan murah deket kantor :')

Ga usah beli peta deng. Jaman udah canggih. Tinggal buka laptop, terus foto petanya pake HP! #kreatif


Doakan ya...
Semoga kerjaan saya lancar,
bisa memenuhi target 100%.
Aamiin...! #OctoberWish

Jogja, you must be nice to me. Okay?
:D