Rabu, 27 Juli 2011

Memories In The Kost :D

Besok adalah hari terakhir saya di kosan ini. Pondok Mamah(PM), begitu kami menyebutnya. Lusa saya akan pulang ke Batam sampai lebaran. Setelah itu saya belum tahu. Mungkin saya akan bekerja di Batam, atau kembali ke Bandung. Kalaupun saya ke Bandung, tidak akan lagi ke kosan ini karena adik saya sudah menemukan tempat kosan baru.

Kosan ini penuh kenangan, sungguh. Saya di sini selama dua tahun terakhir. Mulai dari jaman jobtraining, seminar, nyusun skripsi, sidang, revisi skripsi, produksi Flickering Light, masa-masa pengangguran, mencari kerja, sampai dapat kerja, sampai berhenti kerja. Hahahaha.. So many stories, right? :’)

Salah satu kenangan terindah di sini adalah saat anak-anak kosan merayakan ulang tahun saya yang ke-22. Sejauh yang saya ingat, itu adalah ‘pesta’ ultah paling meriah yang pernah saya alami sepanjang hidup saya. Sebenarnya lebih tepat dibilang syukuran saja, karena makanan yang disajikan pun sederhana. Masak sendiri (bukan saya yang masak tentu :p).

Yang hadir pun hanya anak-anak kosan (4 orang) dan teman-teman se-geng mereka dan/atau pasangan mereka (kira-kira 6 orang-an) yang sering main ke kosan. Saya sebenarnya mengundang beberapa teman dekat saya juga, tapi yang bisa datang cuma satu orang. Hihihi.. Tak apa, tak mengurangi kebahagiaan saya sama sekali

Kosan ini pun ada dinamikanya sendiri. Ada yang keluar, ada yang masuk. Ada yang pindah kamar. Ada yang kuliah Komunikasi seperti saya, tapi lebih banyak yang kuliah Teknik Informatika. Saat ini malah didominasi mahasiswa Kesejahteraan Sosial.

Kosan ini pernah begitu ramai, sampai-sampai Ibu Kosan marah-marah karena berisik. Pernah juga begitu sepi, sampai-sampai saya merasa tak tahan sendiri lalu pergi (jalan-jalan *halah).


Kosan ini pernah begitu hangat, seperti keluarga kedua.

Pernah juga begitu panas dan penuh dengan pertengkaran.

Pada akhirnya, kosan mulai terasa dingin, ditinggal orang-orang yang dulu pernah menghangatkannya.


Kosan ini adalah saksi bisu. Dinding-dindingnya menyimpan memori saat kami tertawa, saat kami marah, saat kami menangis. Foto-foto yang ditempel bercerita tentang saat kami kuliah, saat kami wisuda, dan saat kami berpisah.


Mengenang semua ini membuat saya sadar kembali, bahwa hidup saya selama dua tahun terakhir di kosan ini begitu ‘ajaib’. Banyak warna, banyak rasa, banyak perubahan yang terjadi.

Kosan ini akan menjadi sepotong puzzle dalam hidupku. Kini saatnya move on, bergerak menuju suatu yang baru, meninggalkan semuanya menjadi masa lalu. Seperti Teh Ana, Ummul, dan Putri yang mendahului kami meninggalkan kosan ini, kami pun akan pergi.

Selamat tinggal PM..

Thank you so much for those sweet moments.. :’)



Ditulis sambil mendengarkan lagu “Semua Tentang Kita” oleh Peterpan.


Rabu, 20 Juli 2011

#IngatanPenulis

Mengasah kepekaan adalah pekerjaan full-time penulis (setelah menulis tntu saja). Tdk smua yg ada di sekeliling bs diserap.

Seleksi dilakukan saat penulis buka seluruh indranya sbg kegiatan pra-kepenulisan. Detil2 apa yg prlu diingat dlm ?

Pilihan itu ada di tangan tiap penulis, tp ini bbrp contoh yg bisa digunakan sbg bahan untuk menjadi peka.

1. Yg mencetuskan pertanyaan. Kejadian/peristiwa/pemikiran yg buat bbrp pertanyaan hadir di benak. Prtanyaan2 ini bs diolah.

2. Yg berhubungan dgn moral/kode etik/pelajaran khdpan. Stp cerita psti pny tujuan, jd apapun yg diingat, ingat porsi ini.

3. Yg bisa memancing debat. Jk ada pro-kontra, perhatikan dan serap momen itu. Ini bs dijadikan sumber inspirasi cerita.

4. Yg bisa menguak kemanusiaan. Seni adalah lukisan ttng kehidupan & ketidakadilan/keadilan. Serap yg berhub dgn humanisme.

Kalau sdh terbiasa peka dan menyerap hal-hal yg td aku twit, maka kepingan-kepingan yg tidak "klop", bisa dgn mudah dibuang.

Ingatan yg baik bukan ingatan random yg jumpalitan dan berantakan. Sortir, dan aktifkan indra kepekaan pd hal2 yg penting

Tujuan adlh menyadari "cerita" ada di depan mata pada setiap saat. Inilah apa yg ada di balik kepala profesi seorng penulis.

Ini yg diistilahkan dgn "kjatuhan inspirasi". Kl orng nunggu inspirasi jatuh u/ nulis, maka penulis manggil inspirasinya dr .

Penulis mmbawa "inspirasinya" setiap saat di balik kepalanya. Kepalanya adalah gudang detil cerita. Isinya diambl dr mna? Dr



Sumber: Tweets @clara_ng yang diretweet oleh @_PlotPoint beberapa jam lalu. Thank you for sharing!

Eniwei, aku baru selesai baca dua novel Clara Ng: Jampi-Jampi Varaiya & Ramuan Drama Cinta. Sukaaaaaaaa :)

#Cerpen

Menulis #cerpen itu kayaknya gampang. Padahal butuh skill yg canggih untuk menghasilkan cerpen yg keren. Pendek bukan berarti gampang ;)

Batasan #cerpen itu adalah jumlah kata. Biasanya panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidak kurang dari 1.000 kata.

Karena batasan jumlah kata ini, maka #cerpen ceritanya tidak bisa sekompleks novel. Biasanya cuma sebuah event atau plot tunggal.

Walau simpel, #cerpen yg baik tetap bisa punya kesan yg mendalam. Coba deh baca cerpen Putu Wijaya utk @gm_gm di Kompas hari Minggu lalu.

Judul #cerpen itu: “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata2”. Ttg seorang bapak yg kebingungan memilih di toko bunga.Ringan tp manis & ‘dalam’:)

#cerpen, seperti karya fiksi lainnya, harus punya: karakter utama, keinginan/keadaan ideal dan konflik!

Penulis bebas bikin karakter/plot yg super kompleks. Tp u/ menulis #cerpen kita harus pilih kejadian yg berkesan di antara kekompleksan itu.

Mau latihan menulis #cerpen? Coba tulis cerpen dari kejadian yang paling berkesan dalam hidupmu

Cara ini lumayan gampang, karena kamu sudah tahu endingnya. Coba beri “bumbu” pada kisah hidupmu agar jd #cerpen yg menarik :)

Kalimat pembuka yg menarik dengan kejadian yg menarik wajib ada di #cerpen. Kenapa?

Karena #cerpen biasanya diterbitkan di media yg kontennya banyak. Misal: majalah, koran, buku kumpulan cerpen. “Saingannya” banyak.

Makanya penulis #cerpen terkenal, Edgar Allan Poe bilang: cerpen harus harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk.

Yuk, mari mencoba menulis #cerpen. Kalau masih bingung coba baca #cerpen dari penulis favoritmu. Curi ilmu dari cerpen mereka :)

Setiap penulis punya ciri khas masing-masing. Entah temanya, sudutpandangnya, deskripsinya dan dialognya. Pelajari karya mereka :)

Mau jadi penulis ? Harus rajin baca dong :) Biar kamu kenal gaya menulismu!


Sumber: Tweets @_PlotPoint, 19 Juli 2011, Menjelang pukul 5 sore.

Jumat, 08 Juli 2011

Ke Bandung!

Huehehehehehe. Baru aja postingan sebelumnya berjudul "Ke Jakarta!". Sekarang udah bikin "Ke Bandung!" Hihiihihi..

Quick update sajalah.
Jadi kata Allah memang bekerja di sana belum menjadi terbaik untuk saya saat ini. Lucunya, saya tidak kecewa sama sekali. Entahlah. Mungkin karena saya memang belum yakin bekerja di Jakarta, atau di posisi yang saya lamar itu. Saya cuma agak tidak enak hati ke orangtua karena sudah mahal-mahal membiayai perjalanan saya, ternyata hasilnya nihil.

Sekarang saya di Bandung.
Menjenguk adik saya. Melihat kosan kami yang cukup banyak berubah. Akan berburu buku-buku yang sulit saya dapatkan di Batam. Akan melakukan kegiatan lain tak hanya online seharian seperti yang biasa saya lakukan di rumah.

Saatnya menikmati Bandung kembali, sebelum mudik (lagi) ke Batam.

:) :) :)




Sabtu, 02 Juli 2011

Ke Jakarta!

Buka email, dapet undangan interview di salah satu TV swasta di Jakarta.
Mama dan Yusuf (adikku yang kedua) keberatan, tapi Papa mengizinkan dan membelikan tiket.

Lucunya, kami udah bikin plan untuk worst case scenario.
Kalau ga diterima, saya akan ke Bandung, menunggu harga tiket murah (sekarang peak season), lalu balik ke Batam.

Kalau diterima? Nah! Bingung deh. Ngekos dimana?
Balik gak ya, modal? Penting nih. Kalau gaji ga menutupi biaya hidup kan ga lucu.

Beberapa waktu lalu saya sempat update status di Fb: "Antara Batam, Bandung, dan Jakarta". Maksudnya, di tiga kota itulah yang paling berpotensi untuk jadi tempat saya bekerja. Apakah itu pertanda saya akan beneran bekerja di Jakarta?
Well, who knows?

Sebenarnya, di Batam saya akan sangat menghemat biaya hidup, karena nebeng ortu. Nyaris ga pernah ngeluarin uang dari kantong pribadi untuk makan, jajan, transport, dan jalan-jalan.

Bandung? My hometown, my heaven, my love, my life. Tapi selama ga ada penghasilan dan pasangan #eh, Bandung belum membuat saya tertarik ke sana saat ini.

Jakarta? My dream.
Saya tahu Jakarta macet, sumpek, panas, polusi, "kejam", dsb. Tapi apa yang saya inginkan semuanya nyaris ada di sana.


Saya mengorbankan uang buat bikin paspor dan ke Singapore nonton Harry Potter buat beli tiket pesawat ke Jakarta besok. Sempat khawatir ini tidak worth it. Takut tidak diterima bekerja di Jakarta, padahal (mungkin) sudah tidak bisa ke S'pore.

Tapi satu hal yang sudah saya yakini, bahwa dua bulan terakhir saya sudah sangat puas berlibur di rumah. Waktu liburan saya sudah habis. Saatnya kembali bekerja.

Sebenarnya saya baru saja akan mulai berbisnis kecil-kecilan. Tapi saat menerima panggilan interview..

Berbisnis dan bekerja di TV adalah impian saya. Saya akan menjalani saja apa yang di depan mata. Kata Mama, kalau saya diterima, berarti menurut Allah itulah tempat terbaik untuk saya bekerja. Kalau tidak, ya sudah. Berarti di rumah lebih baik.

Honestly, perasaan saya saat ini seperti habis wawancara di kantor saya yang lama. I don't know what to expect. Keuntungan dari perasaan "I don't know what to expect" adalah bahwa apapun hasil akhirnya, saya tidak akan kecewa. Ga berharap soalnya. Diterima seneng, ga diterima juga seneng (bisa jalan-jalan ke bandung).


Sudah malam.
Besok penerbangan pagi.

I can't believe this is (maybe) my last night in Batam.
See you, fellas!




NB:
Sebelum tidur malam ini, saya makan mie sepiring bertiga dengan Yusuf dan Rama (si bungsu). So sweet lah mereka. Mereka yang masak, saya cuma ikut makan. Hihihihi