Selasa, 23 Maret 2010

Ritual Patah Hati

Ini postingan “request” dari Ijal. Katanya blog aku belum pernah membahas tentang ini.
Gimana ya..? Aku jarang patah hati sih.
Jadi susah juga kalau mau cerita. Hohoho..
Tapi baiklah, aku menyanggupi untuk menulis tentang ini.


Hmm…




Krik. Krik.




OMG, aku ga tau definisi patah hati! >.<

Kita tanya om google kalau begitu.








Yak, aku ga nemu.
Kirain bakal ada di Wikipedia.
Ternyata tidak ada, kawan :p

Tapi ada yang nyebutin kalau patah hati itu
(1) putusnya hubungan percintaan, atau
(2) bertepuk sebelah tangan.

Hmm…

Kasus-kasus yang aku angkat disini mungkin cuma masuk kategori yang pertama.
Ga papa lah ya, yang penting kan hikmahnya..


Cerita 1
Seorang cowok, mencintai pacarnya yang cantik jelita.
Ia sudah membayangkan live happily ever after sampai kakek nenek.
Siapa sangka, suatu saat si cewek ketahuan selingkuh.
Si cowok mencoba bunuh diri dengan meminum racun.
Untung masih bisa diselamatkan keluarganya.

Cerita 2
Seorang gadis, sangat mencintai cowoknya.
Ketika diputusin, si gadis menyilet-nyilet lengan kirinya dari pergelangan sampai nyaris siku.
Tidak mematikan, memang. Ia tidak memotong nadi.
Ia “hanya” menyilet “tipis-tipis”. Rasanya enak, katanya.
Nikmat. Sama sekali ga sakit.
Dia senang melihat darahnya mengalir & menetes pelan.
Mungkin saking sakit hatinya, sakit fisik udah gak terasa lagi.
Dia juga menulis nama sang cowok dengan darahnya, di tembok.
Tulisan darah itu tertutup cermin, sehingga orang lain gak tahu kalau dia gak menunjukkannya.

Parah ya?

Lebih parah lagi adalah karena aku gak tahu harus berbuat apa melihat itu.
Kami, teman-temannya, sudah meminta dia untuk menyibukkan diri, pergi ke tempat lain, dan melupakan cowok itu.
Tapi dia ga mau.
Dia gak mau ngelupain cowok itu.

Cerita 3
Seorang cowok, cinta mati dan merasa sangat yakin pacarnya adalah calon istrinya di masa depan.
Tapi ternyata hubungan mereka bubar di tengah jalan.
Meski udah putus, si cowok merasa ‘dihantui’ karena wajah sang cewek masih sering muncul dikepalanya.
Kayaknya sempat pengen bunuh diri juga.
Tapi dia bertahan, untung saja.
Meski tampaknya dia gak yakin bisa bertahan berapa lama lagi.
Klo di cerita 2 si cewek main silet, cowok yang satu ini menyakiti diri dengan bermain korek, bermain api. Intinya sama saja.
Senang menyakiti diri sendiri.

Ah, sedih ya?

Untunglah aku belum pernah mengalami. Jangan sampai.

Kuncinya adalah:
- Jangan pernah mencintai seseorang secara berlebihan,
- Ingat Allah, ingat Allah, dan ingat Allah.
- IKHLAS

“Ngomong mah gampang, Sin. Kamu gak pernah ngerasain sih..”

Jiaaah.. resiko yang pacaran lah.
Siapa suruh?
Aku memang memilih untuk tidak pacaran.
Banyak mudharatnya.

Tapi aku pernah kok jatuh cinta.
Rasanya gak enak. Abis, gak bisa ngapa-ngapain

“Maksudnya..? :D”

Maksudnya,
aku ga bisa pacaran,
ga bisa mesra-mesraan,
ga bisa pegangan tangan, dst.
Gak enak, kan tuh?
Huahahaha…

Makanya, aku berniat tidak ingin jatuh cinta (lagi) sebelum menikah.

“But Sinta, you don’t find love. Love find you.
That’s why it's called falling in love. Because you don't force yourself to fall.
You just fall,”
*quote


Karena itu..

karena itu..

Aku memohon pada Allah, sang pemilik hati, sang Maha Pembolak-balik hati, agar menjaga hatiku.

Cinta adalah anugerah dari Allah, tapi cinta pada lawan jenis, aku merasa belum bisa mengelolanya . Karena itu aku ‘kembalikan ‘ lagi pada-Nya, sampai tiba saat yang tepat.
Amin.


Keren ga siy tulisan aku? Haha..

Tapi jangan terlalu terpukau, di atas kertas sih masuk akal ya, tapi pada prakteknya?
Wallahu alam.


Sebagai penutup,
aku setuju kata Anna Althafunnisa dalam film KCB,

“Namun ketika cinta kudatangi,
aku jadi malu,
pada keteranganku sendiri…”

Sabtu, 20 Maret 2010

Sindrom Asperger: Antara Rizvan Khan dan Christopher Boone

Dimana-mana orang membicarakan My Name Is Khan.
Para pengulas film memberikan pujian.
Lama-lama panas juga ni kuping.
Akhirnya “terpaksa”lah aku menonton film ini.

Okay, aku akui My Name Is Khan menjadi one of the best movies i’ve ever seen.
Ide cerita yang sederhana,
Alur yang bagus,
Sinematografi yang apik,
Akting yang berkualitas,
Dan pastinya membuat emosi penonton teraduk-aduk.

Satu hal yang sedikit menggangguku, adalah karena aku punya sedikit frame of reference tentang penderita sindrom Asperger dari buku berjudul “Insiden Kematian Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran”, dimana sang penulis, Mark Haddon, mengambil sudut pandang seorang anak 15 tahun penderita Asperger bernama Christopher Boone

Gaya penceritaan Haddon membuat karakter Boone ini “nempel banget” di otakku.
Saking berkesannya, aku catat dalam blogku bahwa Boone itu:

1. Tidak suka disentuh

2. Menjerit kalau sedang kesal atau bingung

3. Mengerang

4. Benci warna kuning dan coklat

5. Tidak mau makan kalau jenis makanan yang berbeda saling bersentuhan.

6. Jago matematika & fisika & punya minat yang besar terhadap keduanya

7. Menyukai segala hal yang teratur, terpola, & terjadwal. Ia suka menggambar, terutama peta, &
yang paling tidak disukainya adalah masa depan, yang menurutnya sangat tidak pasti. Ia membenci ketidakpastian.

8. Tidak mampu melihat yang tersirat. Ia tidak mengerti metafora. Ia tidak mengerti sindiran. Ia tidak tahu harus menjawab apa kalau orang berkata, “Yang benar saja! Masak kamu tidak tahu?”

9. Tidak bisa menerima berbagai stimulus yang terlalu banyak. Terlalu banyak hal yang dilihat, didengar, & dipikirkan membuat ia pusing bahkan muntah

10. Manusia menggunakan otak kanannya untuk melihat sesuatu secara holistic (menyeluruh). Christopher tidak dapat melakukan itu. Sebaliknya, ia memperhatikan detail. Ia melihat warna sepatu orang, apa yang dipegang orang,dll. Daya ingatnya sangat bagus.

11. Tidak bisa memahami perasaan orang lain. Ia melihat ayahnya berurai air mata. Tapi ia tidak merasakan kesedihan ayahnya. Tetangganya sedih melihat ibu Christopher selingkuh. Tapi Christopher sama sekali tidak sedih. Ia tidak bisa melihat sudut pandang orang lain & tidak bisa berempati.

12. Tidak bisa mengekspresikan perasaannya sendiri. Ia tidak bisa bilang, “Hari ini aku senang”. Tapi ia menulis, ‘Perasaanku seperti ini :-)"

13. Ia tidak mengerti humor, tidak mengerti ejekan, tapi ia tidak suka ditertawakan (ia sering ditertawakan karena kemampuan penggunaan bahasanya yang aneh)

14. Kemampuan sosialisasi sangat rendah. Ia senang sendiri. Takut berbicara dengan orang asing. Tidak suka berbasa-basi. Tidak bisa menatap orang yang berbicara dengannya.

Nah, dengan pemahamanku yang seperti itu, aku tidak merasa heran ketika melihat (PERINGATAN! INI SPOILER) Khan benci warna kuning, menghindari kontak mata, tidak suka disentuh, tidak suka keramaian dan kebisingan, percaya mentah-mentah ketika Mandira bilang “I’ll kill my self!”, teralihkan perhatiannya ketika melihat kendaraan lewat, dan berbicara blak-blakan.

Tapiii..

Aku jadi merasa aneh ketika: (PERINGATAN KEDUA: INI SPOILER PARAH :p)

1. Khan menari di hari pernikahannya (padahal kan harusnya dia gak suka keramaian & berisik),

2. Khan menyentuh tangan Mandira, menyambut tangan Sameer, dipeluk/memeluk, bahkan having sex (padahal kan seharusnya dia gak nyaman bersentuhan secara fisik)

3. Khan jatuh cinta ketika melihat wajah Mandira yang tertawa (padahal kata Wikipedia, penderita Asperger tidak memahami pesan nonverbal seperti ekspresi wajah, atau senyum)

4. Khan jadi salesman! (padahal seharusnya ia mengalami kesulitan bersosialisasi dan pemalu)

5. Khan menolong Mama Jenny ketika diserang badai (padahal penderita Asperger sulit ber-empati. Dalam arti, secara teori seharusnya ia sulit merasakan penderitaan Mama Jenny dkk. Ingat ketika Khan menolong anaknya? Khan menolong karena si anak minta bantuan loh, bukan karena Khan merasa empati! Dan itu lebih masuk akal)

6. Khan bilang “I love you, too” ke Mandira (padahal bagaimana mungkin dia mengucapkan that L word, kalau sebelumnya ketika dia berangkat dia cuma bisa bilang bahwa ‘dadanya terasa sakit dan menyempit, dan tidak sembuh meski minum minuman jahe(?) yang banyak’.
Ada blog yang menyebutkan bahwa penderita Asperger lemah dalam pengertian dan pemikiran abstrak. Jadi menurutku tidak seharusnya Khan mengerti konsep/ makna cinta. Deskripsi ‘sepertinya dadaku menyempit’ lebih masuk akal bagiku daripada mendengar Khan ngomong cinta)


Ah.. ribetkah tulisanku?

Aku mohon maaf kalau memang begitu.

Ternyata aku sering terusik kalau udah menyangkut logika cerita.

Sebenarnya aku sering memberi toleransi dengan mengatakan,
“Yaah.. namanya juga film…”

Tapi karena film ini ‘real’, bukan fantasy/science fiction, berat rasanya mengatakan itu.

Jadi, bagaimana menurut teman-teman?

Jumat, 12 Maret 2010

First Award

Lagi ga mood nulis.
Gimana ya?
Padahal ngomongnya pengen jadi penulis.
Tapi masih gampang dipermainkan mood.

Hhhh..

So, hari ini hanya ingin memajang award dari Mbak Ninneta.
Orang yang ramah dan rajin komen di blog aku,
padahal aku jarang loh komen di blognya
(tapi tentunya aku selalu baca postingan terbarunya..)

Terimakasih yah..