Selasa, 24 November 2009

Kembali Posting ;p

I'm back.
Miss me?

Hohoho..
begitulah kata Mbak Okke kalau udah menulis Hiatus.

Sebenarnya tidak ingin posting, hanya saja, sayang sekali kalau aku mematahkan komitmenku sendiri untuk posting setiap hari.
Dengan 'proyek' Posting Setiap Hari ini, tentunya aku berharap bisa belajar menulis secara konsisten, apapun isi tulisan itu.

By the way..
buat teman-teman yang nge-blog di Blogspot, mungkin ada yang tahu dengan Blogs of Note?
Itu loh.. jadi pihak Blogspot secara berkala suka merekomendasikan blog-blog keren yang "Patut Dilihat", begitu istilahnya.
Dan aku suka banget melihat blog-blog hasil rekomendasi Blogspot itu.

Selama ini sih, aku belum pernah melihat blog Indonesia yang masuk list.

Eh, pernah deng.
Bogor Daily Photo. Kalau ga salah loh.

Tapi yang mau aku bahas bukan itu.
Aku menemukan satu blog milik teman sekelasku yang keren: Firly in Curlyland.

Isinya gambar-gambar hasil karya dia,
dan cerita ala dongeng dalam bahasa Inggris.
Dengan isi yang sangat spesifik, fokus, dan totally in English itu,
blognya (menurut aku) layak untuk masuk Blogs of Note.

Tinggal tunggu waktu aja (amiin). Hehe..

Firly adalah anak yang sangat berbakat, jago gambar,
gaya berpakaiannya sangat unik, malah aku pernah dengar ada yang menjulukinya Agnes Monica ketika dulu dia bergaya Harajuku (bener ga, Fir?). Pernah juga pakai baju Tailor ala Sailormoon ke kampus, yang pastinya sangat menarik perhatian orang-orang.
Hoho..

Sampai-sampai aku pernah berkhayal, kalau aku bikin film beneran, dia bakal aku tarik untuk bagian Art & Wardrobe.
Hehe.
Imajinaaasii..

Ini salah satu gambar favoritku.



Cekidot yang lain, Gan... :)
Hanya di Firly in Curlyland..

Senin, 23 November 2009

Hiatus

Apakah hiatus itu?
Entahlah. Aku juga tidak begitu mengerti sebenarnya.
Konon katanya, kalau mau libur nge-blog, tulis itu aja.
Maksudnya mungkin sama dengan 'tidak ada postingan untuk sementara'.
hehe..

Sejak berusaha posting tiap hari, aku merasa tulisanku makin gak bermutu.
Sempat terpikir untuk tidak lagi posting tiap hari, mungkin seminggu sekali, yang penting setiap mem-publish tulisan, kualitasnya bagus.

Tapi kata hatiku yang lain bilang, salah kalau aku malah mengurangi kuantitas.
Kalau merasa kualitasnya kurang, ya tingkatkanlah kualitas itu!
Lagipula, bukankah dengan banyaknya kuantitas, bisa meningkatkan kualitas?
Betul, tidak?

:)

Hhh...
Posting tiap hari itu berat ternyata.
Aku akan mencoba konsisten,
tapi mungkin minggu ini akan bolong-bolong,
Pengen fokus skripsi.

Bye, guys..
aku tak akan lama absen.
Ga akan selama Raditya Dika, lah.
Hohoho...

See u soon..

Salam peace, love, and gaol
:*

H.I.A.T.U.S

Minggu, 22 November 2009

Jilbab Pertamaku



Ini kisah 8 tahun yang lalu.

Hari itu, Sabtu, dua hari sebelum hari pertamaku di kelas 2 SMP.
Aku adalah murid pindahan dari SMP Negeri 4 Bandung ke SMP Negeri 1 Lhokseumawe, Aceh Utara.
Aku tengah bermain bersama tetanggaku, Ami, ketika dia tiba-tiba bertanya,
"Seragam Teh Sinta kek mana?"
Dengan sedikit heran aku menjawab,
"Biasa.. putih biru, lengan pendek, rok selutut?"
Ami, yang baru masuk kelas 1 SMP itu berkata lagi,
"Kalau kami Teh, kemeja harus lengan panjang, rok juga semata kaki. Pakai jilbab. Semua murid perempuan harus seperti itu seragamnya.."

Aku sangat kaget. Aku langsung memberi tahu Mama. Mama mengkonfirmasi hal itu ke Mama Ami. Dan memang benar, sebagai propinsi yang mulai menerapkan syariat Islam, setiap siswa perempuan mulai tingkat SMP wajib mengenakan jilbab ke sekolah.

Wow.. keesokan harinya, aku dan Mama pontang-panting mencari seragam di pasar.
Kayaknya emang agak panik. Gimana enggak, masak nyari baju seragam H-1? Hehe..

Dan hari seninnya.. aku takjub melihat seisi sekolah para siswinya pakai jilbab semua. Sementara siswa laki-laki memakai celana biru panjang.
Untung Ami ngasih tahu, kalau enggak, aku pasti salah kostum dan jadi yang paling seksi disana. Huahaha..

Alhamdulillah, sampai sekarang jilbab itu bisa aku pertahankan sampai sekarang.
Jilbab yang menjadi kenang-kenangan, bahwa aku pernah tinggal di Aceh, wilayah yang pernah berkonflik, tapi sungguh-sungguh religius.
Apa kabar Aceh sekarang, ya?

Oya, ngomong-ngomong tentang jilbab pertama, sejak nonton Emak Ingin Naik Haji yang ceritanya karya Asma Nadia itu, aku semakin 'ngiler' pengen banget ikutan syuting film Jilbab Pertamaku. Cerita film itu kayaknya dari Mbak Asma Nadia juga, deh.

Pengeeeeennnn....
Huhu..
Pengen. Pengen. Pengen..

Note:
Gambar adalah hasil karya Sintamilia.
Boleh copas asal mencantumkan sumber.
Terimakasih..

Sabtu, 21 November 2009

Menjadi Dewasa

Aku menulis ini lewat tengah malam..
Agak mengantuk, tapi belum ingin tidur.
Akhir-akhir ini terkadang aku merasa seperti itu..
Mungkin karena pagi/siang/sorenya aku sudah tidur? Entahlah.
Tapi di sisi lain, aku merasa tidak ingin hari ini berakhir.

Aku ingin waktu berhenti. Aku ingin berada di hari ini selama mungkin.
Aku tidak ingin tertidur, kemudian ketika bangun, tanggal otomatis berganti.
Lucu sekali, bukan? Dengan tidak tidur pun waktu akan tetap berubah.
Hari dan tanggal akan otomatis berganti, baik aku tidur maupun tidak.

Aku merenung, betapa banyak waktu yang aku buang dengan percuma.
Di saat orang menghasilkan uang jutaan rupiah per jam, sementara aku sangat tidak produktif.
Siaul.
Aku tidak ingin terus seperti ini, tentu saja.
Tapi aku harus melawan diri sendiri sebelum bisa bergerak.
Ya Allah, tolonglah hamba..

Aku pernah mendengar pepatah,
Menjadi tua adalah pasti. Menjadi dewasa adalah pilihan.
Ha! Omong kosong! Menjadi dewasa adalah sebuah TUNTUTAN.
Tidak normal melihat orang tua yang bertingkah seperti anak-anak.
Setiap orang harus menjadi dewasa.
Harus.
Bisa.
Menjadi.
Dewasa.

Betapa indahnya masa kanak-kanak.
Betapa serunya masa remaja.
Lalu ketika kita harus meninggalkan saat-saat indah dan seru itu, bagaimana?
Aku tidak tahu seperti apa masa dewasa.
Dengan semua tanggungjawab yang diembannya, sungguh, sebenarnya aku takut menjadi dewasa.

Tapi aku tidak punya pilihan.
Menjadi dewasa bukan pilihan.
Menjadi dewasa adalah sebuah keniscayaan.
Sebuah syarat agar aku bisa hidup normal.

Buat kamu yang merasa dewasa, tolong jawab pertanyaanku,
Sebenarnya apa definisi dewasa itu?
Bagaimana rasanya menjadi dewasa?
Ceritakanlah yang bagus, karena yang aku butuhkan adalah jawaban yang membesarkan hati, yang menenangkan, yang menyemangati.

Tapi kalau pun menjadi dewasa adalah hal yang begitu buruk, tak apa. Ceritakan saja.
Karena jika kita tahu kemungkinan terburuknya, dan kita tahu cara mengantisipasinya, maka semuanya akan baik-baik saja.

So..

Dewasa itu apa?
Bagaimana rasanya?

Jumat, 20 November 2009

Sebuah Realita Pahit

Dulu, ketika aku remaja, aku pernah berpikir bahwa,
aku tidak dugem, aku tidak pernah melihat narkoba, aku tidak mengikuti trend fashion, aku tidak pacaran, aku tidak merasa cukup “bersenang-senang”.
Itu adalah dunia remaja yang aku lihat di televisi.
Tapi mengapa sepertinya duniaku berbeda?
Duniaku biasa saja. Sangat “lurus”.
Jauh sekali dengan yang digambarkan di media.
Wajarkah dunia yang kujalani?

Tapi pada akhirnya justru aku mensyukuri hidupku yang biasa, lurus, dan baik-baik saja ini.

Di usia sekarang yang memasuki dewasa awal, hidupku masih lurus seperti biasa.
Tapi kemudian, tampaklah padaku realita itu. Realita yang biasanya aku lihat di televisi, kini bisa kulihat disekitarku, kutemukan di dekatku.

Tinggal bersama dengan kekasih tanpa ikatan pernikahan.

Married by accident.

Pelecehan seksual.

Percobaan bunuh diri karena ditinggal pacar.

Kupu-kupu malam dan waria menjajakan diri di pinggir jalan.

Pembuatan video mesum.
Cih.

Sepertinya narkoba saja yang belum pernah aku lihat

Naudzubillahi min dzalik…
Dunia apa ini?
Ya Allah, lindungi hamba dari syaitan yang terkutuk,
lindungi hamba dari segala dosa..


Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Q.S. Al-Hadid:21)

Kamis, 19 November 2009

It's Time To Draw!




Duh, ga tau nih mau nulis apa..
Cuma mau posting gambar aja kok.
Gambar itu dibuat dalam rangka mengasah kemampuan corat-coret dan ber-Corel ria.
Dari dulu sebenarnya aku suka banget melihat gambar-gambar bagus dan berbagai macam ilustrasi. Pengen bisa bikin, tapi... entahlah.

Aku pengen banget belajar Corel, Photoshop, Ilustrator, Flash, dan sejenisnya.
Tapi ga tau nih, kapan dan siapa yang bisa ngajarin..
Pengen banget jago menggambar kayak Mbak Okke dan Firly.
Bisa ga, ya..?

Pasti bisa, kalau rajin latihan.
:-)

Btw,

Kemarin ga posting!
Huhu.. Maaf.. koneksi internet terganggu.. (halah, alasan!)

Thx for reading my blog, guys!

Selasa, 17 November 2009

Emak Ingin Naik Haji



Satu lagi film berkualitas karya anak bangsa: Emak Ingin Naik Haji.
Melihat trailernya saja, nuansa sedihnya udah terasa.
Mungkin karena faktor lagunya kali ya. Hadad Alwi sih..
Maka hari ini juga aku dan teman-teman kosan menonton di Empire, BIP.



Ini adalah film pertama dimana sepanjang film aku bawaannya pengen nangiiiiis mulu.
Mataku berkaca-kaca.
Tapi aku tahan supaya enggak nangis.
Gengsi, ah. Hehe..



Bercerita tentang seorang ibu dari kalangan bawah yang ingiiiiiin sekali naik haji. Begini kira-kira salah satu dialognya,
“Emak nabung, lima tahunan baru dapet lima juta. Ongkos haji 30 juta. Berarti harus nabung 25 tahun lagi. Sekarang umur Emak 61 tahun. 25 tahun lagi umur Emak… (berpikir) 86 tahun. Masih ada umur gak ya?” (dengan nada nelangsa, dan anak laki-lakinya, Zein, hanya mendengarkan dengan prihatin). Hiks.

Konflik terjadi ketika uang tabungan Emak yang lima juta itu dipinjam tetangga untuk operasi anaknya yang terkena hernia. Zein tidak setuju sebenarnya. Tapi Emak mengambil keputusan yang benar: memberikan uang itu untuk pengobatan anak tetangganya.

Dan Emak pernah berkata,
“Raga Emak mungkin gak mampu, untuk menyeberangi lautan yang begitu luas.
Tapi Emak yakin, Allah pasti tahu.
Hati Emak udah lama ada disitu...
...
Udah lama ada disitu.."
(sambil menahan tangis karena kerinduannya yang amat sangat)

Hua.. beneran kamu harus nonton!
Minimal, trailernya, lah.
Lihat aja di youtube.

Endingnya sih memang kurang seru dan ketebak.
Tapi bener deh, dengan akting pemain yang oke, ilustrasi musik dan soundtrack yang keren, serta adegan-adegan menyentuh tanpa banyak kata-kata, film ini sangat layak untuk ditonton.

Ada beberapa adegan yang menurut aku menarik karena ironis.

1. Seorang Ibu Kaya dapat 34 kupon berhadiah naik haji, hasil dari belanja yang totalnya jutaan. Dengan santai si Ibu Kaya membuang kupon itu di depan Zein. Bayangkan perasaan Zein!

2. Burung peliharaan Zein mati. Tetangga Zein, seorang gadis remaja, menawarkan untuk menguburnya. Ternyata malah dia masak!
Sang gadis beralasan, dia sekeluarga udah ga pernah lagi makan daging.
Sementara itu, di rumah Ibu Kaya, sang anak perempuan menyuruh ayam goreng tepung yang dihidangkan dikasih ke kucing aja! Gokil!

3. Disaat Emak kesulitan dana untuk naik haji, anaknya Ibu Kaya (masih SMP, sih) dengan mudahnya membatalkan umroh sekeluarga karena Dude Harlino batal ikut! (Keluarga Kaya itu ikut program umroh bareng artis, ceritanya..)

Menonton film ini, aku jadi ingat Papa. Ia ingin sekali menaik-hajikan ibunya. Yang sampai sekarang belum terwujud. Kira-kira apa ya, yang Papa pikirkan kalau menonton film ini?

Btw, aku menemukan target baru untuk bekerja di perfilman. Kalau selama ini aku pengen bergabung di Demi Gisela Citra Sinema, sekarang aku punya pilihan kedua: Mizan Productions!

Oh.. aku sungguh-sungguh ingin terlibat dalam sebuah produksi film yang berkualitas..

Amin, Ya Allah, Amiiiin….

Senin, 16 November 2009

Nikita "20 juta"

Beberapa hari yang lalu aku baca di sampul sebuah tabloid:

Nikita "20 juta" out dari Take Me Out

Pikiranku saat itu..
Nikita? Nikita Willy..?
20 juta? dua puluh juta apa?

Akhirnya aku ingat.
Nikita adalah salah satu peserta Take Me Out yang ketika ditanya Choky,

Choky: "Seberapa besar pengeluaran kamu buat belanja sebulan?"
Nikita : "20"
Choky: "?? dua puluh...??"
Nikita : "juta"

Mungkin orang berpikir, dia pasti cewek matre.
Atau, dia pasti anak orang kaya.

Kalau aku sih, positive thinking aja..
Siapa tahu dia mengelola sebuah butik, berbelanja untuk mengisi tokonya, jadi barang-barang yang kemungkinan besar branded itu dijual kembali.
Masuk akal, bukan?

Sayang, aku gak nonton ketika Nikita out.
Siapakah sang pria yang beruntung itu?
Pengusaha kah?

Apakah kamu tahu?


Sabtu, 14 November 2009

Mama Loren

Dua hari yang lalu aku menerima pesan lewat offline message di ym yang intinya:
1. Mama Loren bilang, jalan layang terpanjang di Bandung akan runtuh hari Jumat/Sabtu
2. Korbannya akan lebih besar dari Padang dan Aceh
3. Dia mempertaruhkan nyawanya dan akan pindah agama kalau itu bohong
4. Jangan jauh dari keluarga, jangan lewat fly over

Membaca itu, jujur aku agak khawatir, meskipun aku tau haram hukumnya percaya sama ramalan. Tapi gimana ya.. Biarpun aku gak pernah mengamati/ membuktikan kebenaran setiap ramalannya, Mama Loren itu udah terkenal kredibilitasnya sebagai peramal.

Tapi akhirnya setelah berdiskusi dengan teman-teman, kami pun mencium kebohongan, karena:
1. Mama Loren ga pernah meramal se-spesifik itu. Biasanya beliau cuma bilang, tahun ini ada bencana.. artis nikah sekian orang, artis cerai sekian orang. Dia ga pernah nyebutin nama, apalagi tanggal.

2. Gak masuk akal kalau jalan layang runtuh tapi korbannya melebihi korban Tsunami Aceh.

3. Mama Loren itu taat beragama dan sangat aneh kalau dia 'mengiming-imingi' pindah agama

4. Motivasi orang mencatut Mama Loren di isu ini sepertinya: Supaya weekend ini Bandung ga macet! Tiap weekend kan Bandung dipenuhi sama visitors. Apalagi kalau malam minggu. Beuh.. bakal bete lah, kalau ke luar rumah dan ketemu macet.

Dan Alhamdulillah, ternyata itu memang berita yang tidak benar ;)

5 Fakta Unik Tentang Mama

1.Suka belanja tapi tidak suka keramaian.

2.Takut ke kamar mandi lewat tengah malam. Kalau kebelet, Mama selalu minta ditemani ke kamar mandi.

3.Paling ribut, panik, dan heboh kalau lihat ada tikus di dalam rumah. Dan langsung mengobarkan perang terhadap tikus, dengan memburu dan mengusirnya ke luar rumah.

4.Tidak terlalu suka difoto. Tidak suka lihat anak-anaknya berfoto dengan pose menjulurkan lidah (melet)

5.Senang bergaul dengan anak-anak kecil, dan anak-anak kecil pun senang mengajak Mama main bareng. Intinya, anak-anak tetangga pada nge-fans sama Mama. Hihi..

Bagaimana dengan kamu? Apa hal yang unik dari Mama mu?

Jumat, 13 November 2009

Babi Pink




Pas lagi bingung cari ide buat posting (ternyata berat ya, posting tiap hari? Fiuh), aku melihat sebuah boneka babi pink di kamarku.
Melihatnya, aku jadi ingat..

Ada seorang cowok SMA yang menyukai seorang gadis, sering ‘menembak’nya, dan selalu ditolak sang gadis. Meskipun demikian, si cowok tidak menyerah dan sering memberikan berbagai jenis boneka babi berwarna pink yang menjadi koleksi sang gadis.

Suatu ketika, sang gadis berjanji kalau dia tidak akan menerima hadiah pemberian sang cowok lagi.
Mendengar itu, sang cowok juga berjanji kalau sang gadis akan menerima hadiah yang berikutnya.

Nah, suatu malam, di tempat fotokopian (!) sang cowok menembak untuk yang kesekian kalinya sambil membawa boneka babi pink.
Ia memberi pilihan pada sang gadis:
menerima sang cowok sebagai pacar, atau menerima boneka itu.
Tanpa berpikir panjang, sang gadis yang dari awal sudah bete, langsung menolak cowok itu mentah-mentah dan membawa boneka itu pulang.

Sang cowok berhasil. Sang gadis membawa pulang LAGI hadiah darinya.

Sang gadis baru sadar ketika berjalan pulang, bahwa dia melanggar sumpahnya untuk tidak menerima hadiah lagi dari sang cowok.

Hahaha…

Brilian sekali cowok itu, ya?


….


Hei, kamu tidak berpikir gadis itu aku, bukan? ;-)




Babi pink itu muncul dalam film pendek berjudul Sekali Lagi.
Original Story & Screenplay by Bicky Perdana Putra & Mujahidah Shafiya

Kamis, 12 November 2009

Memberanikan Diri Bermimpi


Kemarin, sahabatku, sebut saja Mela, mengajakku chat melalui facebook.
Ia mempunyai ide brilian: Backpacking ke Inggris dan Prancis, bertiga bersama sahabat kami yang lain, Delvi.
Kami punya waktu dua tahun untuk menabung dan mengumpulkan uang 20 juta rupiah untuk biaya perjalanan.

Komentar pertamaku saat mendengarnya adalah:
Aje gile.. hehehe..

Sebelumnya, Mela memang pernah menulis status di facebook bahwa dia sangat iri dengan si Naked Traveler, dan bertanya-tanya kapan dia bisa keliling dunia.
Aku memberi komentar bahwa aku juga merasakan hal yang sama.
Delvi juga menulis komentar, kalau kami mau keliling dunia, jangan lupa mengajak dia.
Hahaha.. Saat itu kami hanya mengaminkan.

Aku tidak menyangka Mela serius dengan mimpinya itu, dan membuat rencana seperti yang telah aku sebutkan di atas. Dia bahkan punya rencana cadangan, kalau uangnya tidak mencukupi untuk ke Eropa, kami bakal ke Aussie atau New Zealand, ke lokasi syuting The Lord of The Rings.

Gokil!

Aku bilang padanya aku sebenarnya tidak berani pergi ke luar negeri sendirian tanpa didampingi orang yang bisa melindungi kami seperti, ehm, suami.. atau Papa.. atau tour guide terpercaya. Tapi kalau Mela berani, aku akan memberanikan diri lah. Hehe.. Sebenarnya belum tentu diizinin ortu juga sih.

Aku juga sempat bilang kalau sebelum ke luar negeri aku pengen ke Bali dulu..
Terus kalau memang belum bisa ke Eropa.. ya ke Asia aja.. Jepang, Korea, China, India.. (tapi rencana yang terakhir ini sepertinya akan terkendala bahasa. Hihi…)

Chatting kemarin adalah obrolan yang singkat, tapi menyenangkan. Mengajarkan aku untuk berani bermimpi besar. Meskipun yah.. mengingat bahwa aku dan Mela sekarang belum lulus kuliah, dan Delvi bekerja sebagai guru SD, maka pertanyaan besarnya adalah,
bagaimana kami akan mengumpulkan uang?

Teorinya, itu tidak boleh jadi hambatan. Memangnya seberapa banyak uang Ikal ketika ia ke Eropa? ;p

Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)

Rabu, 11 November 2009

Curhat Colongan

Buat para pembaca blogku..
Maaf kalau selama beberapa hari ke depan postingan blog ini akan sedikit self- oriented. Rencananya malah aku bakal mengisinya dengan pengalamanku mengerjakan skripsi. Tapi setelah dipikir-pikir, emang menarik ya, buat pembaca? Kayaknya enggak deh. Hehe..

Sebenarnya aku ga mau blog ini jadi tempat curhat. Tapi karena sepertinya aku harus mengurangi jatah waktuku untuk mengurus blog ini (coz harus fokus skripsi), jadi aku mungkin bakal banyak nulis tentang yang paling simpel: pengalaman sehari-hari.

Kalau memang tampaknya tidak terlalu menarik.. ya sudah, tinggalkan saja blog ini. Hiks..

Untuk sementara sih, blog ini aku alihfungsikan saja. Yang tadinya aku niatkan untuk belajar bisnis online, sekarang aku berniat untuk belajar disiplin menulis. So, insya Allah aku tetap mengupdatenya setiap hari.

By the way, selain skripsi, aku juga lagi menyusun cerita nih, buat ikutan Kompetisi Film Indie Rabbani. Aku jadi penulis skenarionya gitu deh. Hehe.. Kalau menang, bisa ikutan syuting film “Jilbab Pertamaku” bareng Asma Nadia.

Wah.. dream comes true banget tuh..

Wish me luck!

Senin, 09 November 2009

Stop Dreaming, Start Action

Perjalanan hidupku sebagai mahasiswa tak lama lagi berakhir.
Yang paling berat bagiku adalah bahwa aku tidak akan lagi bebas bermimpi seperti dulu, bebas berganti cita-cita kapanpun aku mau.
Aku akan dihadapkan pada realita, yang mungkin tak semanis mimpi.
Aku tak kan lagi bisa bersenang-senang dan bertingkah kekanakan, karena semua orang akan menganggapku dewasa. Mau tidak mau, aku dituntut untuk mandiri. Dituntut untuk ‘mempresentasikan’ apa saja tujuan hidupku, dan langkah apa yang akan aku ambil.

Aku punya banyak cita-cita, sehingga aku bingung sendiri bagaimana mencapainya.
Aku pernah mendiskusikan keinginanku untuk bekerja disini dan disana kepada Mama. Aku katakan pada Mama, kalau aku takut ditolak dan takut gagal.
Mama berkata bahwa aku sebaiknya menerima pekerjaan apapun yang pertama kali kudapatkan. Meskipun mungkin tidak sesuai dengan yang aku inginkan, meskipun tidak sesuai dengan yang aku cita-citakan.

Aku tidak setuju. Tapi Mama memiliki pengalaman hidup lebih banyak. Dan itu menjadi alasan yang cukup bagiku untuk mempertimbangkan apa kata Mama.
Mungkin Mama berpikir, realistis sajalah. Masih untung bisa dapat pekerjaan.
Dan sejak saat itu, aku merasa mimpi-mimpiku terancam.

Aku tidak ingin mengubur impianku, tentu saja. Tapi aku harus bersiap-siap jika kenyataan berkata lain.

Waktuku untuk bermimpi tinggal sebentar lagi.
Paling lama, sampai aku diwisuda. Setelah itu,
Welcome to the jungle.. You have to do something, You have to earn money.
Good bye, idealism. Welcome to the capitalism industry..

Selamat datang di dunia orang dewasa…

Karena itu, disini aku ingin menulis mimpi-mimpiku. Semoga bisa menjadi prasasti, yang akan mengingatkan aku pada tujuan hidupku. Paling tidak, tujuan hidupku ketika mahasiswa. Karena mungkin, setelah bekerja, tujuan hidupku akan berubah. Berubah setelah berhadapan dengan realita.

Hidup yang aku impikan adalah seperti ini..

1. Bekerja di rumah. Entah itu dengan bisnis online, menjadi blogger profesional, freelance writer, membangun bisnis rumahan, dan/atau MLM. Semata-mata karena aku ingin menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya dengan keluargaku. Menemani Mama yang sering sendirian di rumah karena suami dan anak-anaknya pergi beraktivitas.

2. Menjadi asisten sutradara, asisten produser, atau kru lain di Demi Gisela Citra Sinema. Aku ingin sekali menjadi bagian dari sebuah tim yang menghasilkan karya film/sinetron berkualitas dan bernafaskan Islam.

3. Menjadi bagian di film Edensor, atau bahkan Maryamah Karpov (jika memungkinkan untuk difilmkan).

4. Ingin banyak berjalan, ke seluruh Indonesia dan seluruh dunia. Untuk yang satu ini, aku tidak ingin banyak menuntut dari segi bidang pekerjaannya. Apakah jadi kontributor, wartawan, pegawai Deplu, Depparbud, Staf PBB, karyawan perusahaan multinasional, MLM, fotografer, kurir, supir, sampai tukang bawa lampu syuting juga oke >.<. Yang pasti, ga mungkin jadi pramugari :p

5. Menikah di usia 24 tahun, dan kalau punya bayi, akan berhenti bekerja sampai dia (dan adik-adiknya, kalau ada) masuk SMA.
\
6. Kuliah S2, dan menjadi dosen, atau konsultan.
7. Kalau sudah pensiun, akan menikmati hidup dengan banyak beribadah dan berkebun :-)

Hey, ternyata poin 1-4 agak ga nyambung ya? Hihi.. Pantas saja aku bingung. Tapi tak apa. Biarlah begitu. Aku hanya bisa merencanakan. Tuhan yang menentukan.

Ya Allah, lihatlah hamba-Mu ini. Bahkan merencanakan hidupnya pun ia tidak pintar. Tapi hamba yakin, Ya Rabb. Engkau selalu, selalu memberi yang terbaik bagi hamba. Hamba serahkan hidup dan mati hamba pada-Mu ya Allah
..

Aku telah ‘memesan’ masa depan. Biarkan Allah mengurus segalanya. Tugasku kini satu. Berhenti bermimpi dan mulai bertindak.

Menyelesaikan skripsi

Belajar untuk sidang komprehensif

Bersiap-siap sidang skripsi

Mengakhiri status mahasiswa

Ya Allah, mudahkan segalanya.
Amin.

Bagaimana dengan kamu? Apa mimpimu? Apakah kamu sedang mengejarnya?

Minggu, 08 November 2009

Malaikat Jatuh




Ini adalah buku karya Clara Ng pertama kali aku baca.
Buku ini berisi sepuluh cerpen yang menurutku lumayan ‘seram’.
Di dalamnya ada adegan anak kecil memakan manusia, pelacur yang dibunuh, anak yang dibesarkan kucing, manusia yang jadi laba-laba (ini yang aku bingung. Hehe..), sampai tentang sebuah rumah yang dihuni keluarga hantu korban pembunuhan. Hiiiy..
Tapi secara keseluruhan.. lumayan lah.. penuh dengan metafora, personifikasi, dan majas-majas lainnya. :D
Ilustrasinya juga menarik.

Tema dalam buku ini adalah tentang perempuan, khusunya ibu. Ibu yang ingin selalu hidup bersama anaknya, ibu yang mencari nafkah untuk anaknya, ibu yang mati demi melindungi anaknya, ibu yang membunuh karena anaknya, ibu peri, ibu yang berwujud kucing, ibu yang berwujud laut (nah loh.. bingung kan? Makanya baca aja sendiri. Hehe..)
Dan bagian paling favoritku adalah di lembaran pertama. Tentang penulis.
Aku berandai-andai suatu saat akan ada buku yang lembaran pertamanya mirip seperti di buku Malaikat Jatuh ini, hanya saja, nama penulisnya diganti menjadi namaku.

“Sintamilia lahir di Bandung, tahun 1987. Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, dan sekarang jadi penulis tetap. Selain menulis cerpen, dia juga menulis skenario, esai, cerita anak-anak dan remaja. Kegiatannya selain menulis adalah traveling di berbagai kota dan negara untuk bersenang-senang maupun memenuhi undangan dari berbagai universitas, sekolah, dan media lainnya tentang dunia kepenulisan dan perfilman. Dia juga mengurus sebuah bisnis yang dikerjakannya di rumah. Dia tinggal di Bandung bersama keluarganya yang berbahagia.”

Amin.. Amin.. Amin..

Sabtu, 07 November 2009

Tentang Sikap

Cerita Pertama
Seorang calon ketua sebuah organisasi pernah ditanyai dalam sebuah acara tanya jawab sebelum pemilihan,
“Bagaimana caranya menghilangkan budaya ngaret di organisasi ini?”

Ah, pertanyaan mudah, pikirku. Mulai dari diri sendiri, lah! Karena kita tidak mungkin bisa menyuruh-nyuruh orang untuk datang ontime. Bisa sih, tapi kan ga mungkin terus-menerus. Kebiasaan ngaret sulit diubah. Maka tidak ada jalan lain, kecuali memulai budaya ontime dari diri sendiri.

Sang calon ketua itu tampak agak gelagapan. Aku heran. Mengapa ia tidak bisa menjawab pertanyaan semudah itu? Tapi setelah aku pikir-pikir, aku ingat bahwa ia datang ke acara ini terlambat!

Sepertinya, bagi dia pertanyaan itu berubah maknanya menjadi, “Mengapa tadi Anda datang terlambat?”

Padahal aku yakin, pertanyaan yang diajukan anggota itu semata-mata adalah untuk mendapatkan solusi, bukan membahas masalah.
Aku tersenyum simpul.


Cerita Kedua
Seorang gadis yang masih sangat muda dan bergelar fresh graduate menjadi pengawas ujian di sebuah universitas. Ia sangat tidak suka dengan banyaknya mahasiswa yang berisik dan menoleh kanan kiri. Sang pengawas seketika habis kesabarannya ketika salah seorang mahasiswa bertanya jawaban ke teman sebelah bahkan di depan tatapan tajam matanya.

“Jangan berisik!” tegur pengawas.
Sang mahasiswa menaikkan alis. Tapi tidak menghiraukannya. Ia kembali menyontek.
“Heh, kamu!” tegur pengawas tegas. “Diam, atau kamu keluar!”
Sang mahasiswa pun diam dengan gondok.

Aku tahu apa yang dipikirkan mahasiswa itu. Pasti ia berkata dalam hati,
“Nyebelin banget sih lo! Kayak ga pernah jadi mahasiswa aja!”

Kamu setuju yang mana? Berpihak pada pengawas kah? Atau mahasiswa?

Kalau aku berkata, bahwa sang pengawas tidak pernah mencontek selama ia menjadi mahasiswa, kamu percaya atau tidak?

Seperti cerita yang pertama,

jawabanmu menunjukkan sikap dan perilakumu.

:-)

Senin, 02 November 2009

I Love You

Sepasang kekasih yang baru jadian, mengendarai motor seraya mencari tempat untuk makan malam hari itu.

Cowok : Kita makan dimana ya, ay?
Cewek : Hmm.. kata temenku, ada tempat yang asik tuh buat makan, di Lembang. Namanya Saung I Love U
Cowok : (kurang mendengar karena berisiknya jalan raya) APA..?
Cewek : Saung I Love U!
Cowok : SAUNG APA..?
Cewek : I LOVE YOU..!!

Tiba-tiba sang cowok menepi. Ia melepas helm, menoleh ke arah sang gadis, menatap mata kekasihnya itu, dan bertanya dengan pelan,

Cowok : Namanya Saung apa?

Cewek : (dengan sedikit bingung) I love you..

Cowok : (nyengir) I love you, too..

Cewek : .... (blushing)