Minggu, 28 Juni 2009

Adekku si Polos dan si Penakutt. (Oleh: Isnia Nurul Dita)

Aku punya duaa adik .
Yang satu beranjak smp, yang satunya lagi beranjak ke kelas 6 SD.
Namanya Rama, yang kelas 6 SD . dia emang terkenal polos di keluarga kami . sering kali kepolosan nya merupakan bahan lawakan kakak kakaknya .
Kepolosan nya kali ini terjadi seperti ini ;
Suatu hari di saat batam sedang panas panasnya , gue lagi dia atas kasur nyokap barengan nyokap + adekk gue, Yusuf.

Rama : “Mah, kata orang orang semua sikap kita itu turunan dari orang tuanya yaa ma ?”
Nyokap : “Iyalahh . Kalau orang tuanya pinter, anaknya juga pinter.”
Gue : Diem menyimak.
Rama : “Kalo adek suka nungging nungging itu turunan siapa mah ? mama atau papa?”
Gue : “NUNGGING NUNGGINGG ?!!”
Nyokap : “itu mahh bukan turunan dek. Mama ga suka nungging nunggingg kok..
Apalagi papa”
Rama : !@#%^&*

* * *

Beda dengan si Rama yang Polos, si Yusuf yang notabene lebih tua setaun dari si Rama. Sangat penakut abis. Ga bias di tinggal di rumah sendirian.
Nah, Minggu lalu, si Yusuf baru saja kecelakaan motor yang ngebuat paha bawahnya rada robek gtu + luka lumayan besar di mata kakinya musti bedrest total. Otomatis, dia musti di rumah terus. Terkurung.
Pernah, gue ninggalin dia buat hotspotan. Waktu itu ga ada siapasiapa di rumah kecuali dia. Pulangpulang, nyokap lapor ke gue kalo si Yusuf itu nungguin orang pulang di ruang tamu dengan pintu di buka lebar. Dia ketakutan. Hhiihii..

Weekend kemaren, nyokap bokap gue meminta gue untuk ikut mereka beli durian. S nyokap ngidam durian sangat. Perdebatannya adalah, bagaiamana dengan si yusuf? Siapa yang bakal jagain dia? Mau di ajak atau di tinggal?

Akhirnya di putuskan si Rama (Adeknya yang jagain dia, dengan di bayar 5ribuu rupiaahh)

Pulangpulang dari jalanjalan, si Rama curhat ke guee.

Rama : “Teh, tadi aku kerjain abang .”
Gue : “Hahh? Maksudnya?”
Rama : “Iya, tadi s abang marahmarah garagara kalian pulangnya lama, trus kan abang nelpon teteh. Trus ga d angkat angkat, abang marahmarah sendiri. Banting telepon. Terus akhirnya nelepon papah . pas uda selesai nelepon kan adek tanya ke abang.
Rama : “Papah bilang apa bang?”
Yusuf : “GA TAU” sambil bentakbentak.

Terus adek tidur aja di kursi ruang keluarga. Adek diem aja kan. Abang manggil .
Yusuf : “deeeeeekkkkkkk..”

Adek diem aja sekalian mau nakut nakutin dia.
Yusuf : “ADEEEEKKKKKKKKKKKK!”

Sabtu, 27 Juni 2009

Judul Skripsi Favorit

Dalam rangka mengerjakan skripsi, aku jadi sering bolak balik ke Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), sebuah ruangan yang isinya skripsi semua, karya mahasiswa D3 dan S1 Fikom Unpad. Nah.. pas lagi milih-milih sripsi buat referensi, aku nemu beberapa skripsi yang dilihat dari judulnya, kayaknya oke nih. Ini dia judul-judul skripsi favoritku:

1. Hubungan Antarpribadi dalam Fenomena Ta’aruf sebagai Cara untuk Menentukan Pasangan Hidup pada Kader Partai Keadilan Sejahtera (oleh Asaas Putra)
Ga nyangka ta’aruf bisa dijadikan skripsi.. pengalaman pribadi bukan ya..? hehe

2. Selebriti, Kecantikan, dan Kuasa (oleh Bayu Kurnia Kurnia Prasetia)
Berat coy.. berat topiknya, tebel banget, lagi. Ga berani buka.. (halah bilang aja males! Hehe)

3. Memeluk dan Dipeluk, Studi Mengenai Makna Pelukan Bagi Orang Dengan HIV/AIDS (oleh Eka Arie Rizky)
Bagus nih.. Secara ODHA kan sering dihindari karena takut tertular. Padahal AIDS ga menular lewat pelukan loh.. Dan pelukan sangat berarti bagi mereka.

4. Shalat sebagai Manifestasi Komunikasi Transendental (oleh Moch. Idham Risdiansyah)
Ini juga unik. Bener juga ya.. Sholat kan media komunikasi dengan Allah..

5. Representasi Poligami dalam Film Ayat-Ayat Cinta Menurut Pandangan Kaum Perempuan (oleh Yulianti Fatimah)
Ayat-Ayat Cinta memang fenomenal!

6. Bahasa Gaul di Kalangan Waria Kota Bandung (oleh Wila Rahmawati)
Salut banget nih sama peneliti yang berani mendekati dan berinteraksi lama dengan waria. Kalau aku sih.. bakal sering shock kayaknya..

7. Kontruksi Kekerasan Domestik dalam Lirik Lagu “Diam” Karya Melly Goeslaw (oleh Dyah Apsan)
Ini juga. Kok bisa ya, lirik lagu jadi skripsi..? Keren lah.

8. Studi Fenomenologi Perilaku Seks Bebas Mahasiswa Bandung (oleh Alamsyah)
Nah, kalo yang ini aku sempet baca. Sangat menarik. Ternyata para pelakunya dipengaruhi lingkungan. Yang bikin aku kaget sih.. karena ada diantara mereka yang komunikasi dengan keluarganya baik, hubungan dengan teman-temannya baik, rajin solat, rajin ngaji, rajin belajar (mungkin). Satu-satunya hal yang bikin dia ‘minus’ adalah perilaku yang dilakukan belum pada waktunya. Selebihnya? Dia biasa saja dan anak ‘baik-baik’. Sayang sama pacarnya, setia, serius, bahkan ada yang kedua pihak keluarga saling mengenal. Hhh.. Aku sampai geleng-geleng kepala..

Jumat, 05 Juni 2009

Bebaskan Ibu Pritha Mulyasari!

Aku prihatin banget sama kasus yang menimpa Ibu Pritha, yang karena keluhannya tentang pelayanan RS Omni Internasional yang tersebar di internet, membuat dia dituduh telah mencemarkan nama baik. Akibatnya, dia dipenjara dan dipisahkan sama anak-anaknya yang masih kecil, bahkan ada yang masih menyusu. Hiks.. hiks..sedih..
Padahal, apa yang dia lakukan ga ada bedanya sama keluhan yang biasa disampaikan masyarakat melalui surat pembaca. Hampir setiap hari di surat pembaca koran manapun, selalu ada keluhan dari masyarakat tentang suatu perusahaan, lembaga pemerintahan, program TV, dan lain sebagainya.
Dan biasanya (dan selalu menjadi solusi terbaik), adalah jika pihak yang dinilai mengecewakan itu melakukan kajian internal, mencari tahu permasalahan yang sebenarnya, menyelesaikannya personally terhadap orang yang bersangkutan, mengklarifikasi di media yang sama tempat pelanggan mengeluh, dan tentunya meminta maaf jika memang mereka melakukan kesalahan. Bahkan lebih baik lagi, ada yang mampu membuat orang yang tadinya mengeluh, membuat klarifikasi dan ucapan terimakasihnya sendiri setelah masalah selesai.
Aku setuju banget UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) itu direvisi. Bagaimanapun, setiap orang berhak mengemukakan pendapatnya bukan? Kritik seharusnya bisa menjadi umpan balik sebagai bahan evaluasi suatu lembaga/perusahaan.
Meskipun, tentunya di sisi lain, kita sebagai masyarakat (khususnya para aktivis internet termasuk blogger), harus lebih hati-hati kalau mau menyampaikan sesuatu yang negatif. It’s ok kalau apa yang kita tulis itu..
- Adalah hal yang benar, bukan fitnah
- Disampaikan dengan itikad dan cara yang baik
- Untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi
Jadi yah.. begitulah..
Semoga pengalaman beliau menjadi pelajaran untuk kita semua.
Go blogger go!

Dari Mario Teguh

“Lakukanlah apa yang harus Anda lakukan untuk mencapai mimpi Anda.
Hindari segala sesuatu yang dapat membatalkan pencapaian mimpi Anda…”
(Mario Teguh)

Baru nonton Mario Teguh niy.. yang episode “Super Fantasy”.
Ada beberapa hal menarik yang mau aku bagi disini..

1.Tidak apa-apa tidak punya mimpi, tetapi tetaplah berupaya dan melakukan sesuatu seolah-olah Anda punya mimpi.
Nasehat ini berkesan buat aku karena aku pernah berada di masa-masa ‘tidak punya mimpi’ dan merasa bersalah karena semua orang sepertinya ‘mengagung-agungkan’ dan sangat mementingkan keberadaan mimpi sebagai kunci sukses.
Tapi ya.. sekarang tentu saja aku sudah punya impian. Ternyata cukup menyenangkan dan membuat kita punya harapan..

2.Mimpi memang harus tinggi, besar, dan luar biasa. Yang membuat mimpi ‘tidak pantas’ adalah jika upaya yang dilakukan tidak sesuai dengan besarnya mimpi kita.
Nah, ini penting! Semua orang pengen sukses, pengen kaya, pengen bahagia, pengen ini, pengen itu, pengen begini, pengen begitu. Tapi banyak orang yang tidak berhasil mencapainya mungkin karena usahanya yang kurang maksimal…

3.Waktu yang dibutuhkan untuk sukses, sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk gagal. Jika kita sekarang tidak berbuat sesuatu untuk mendapatkan kesuksesan, maka alam akan menggunakan waktu kita untuk menciptakan kegagalan. Jadi intinya.. gunakanlah waktu kita sebaik mungkin di jalur sukses. Karena kalau tidak, bersiaplah menghadapi kegagalan di depan mata..